Banjir kembali merendam wilayah Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Bencana itu datang menerjang sejak Selasa (25/2/2025) sekitar pukul 15.15 WIB, lalu menyergap hingga ke daerah-daerah pemukiman.
Tak ayal, jalan-jalan utama di Dayeuhkolot terendam banjir dengan ketinggian mulai dari 10-15 sentimeter sampai 80 sentimeter. Yang paling fatal saat itu, kendaraan roda dua tidak bisa melintas sama sekali.
Bukan hanya di jalanan, banjir juga menerjang pemukiman warga di empat desa wilayah Dayeuhkolot. Di antaranya Dayeuhkolot, Desa Citeureup, Kelurahan Pasawahan, dan Desa Cangkuang Wetan, hingga mengakibatkan 14 kampung terendam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga Rabu (26/2/2025), banjir itu tak kunjung reda. Warga bahkan harus menembus genangan banjir dengan susah payah, sampai rela basah-basahan dengan berjalan kaki dan menggunakan perahu kayu supaya bisa beraktivitas.
Pemicu utama banjir di Dayeuhkolot terjadi karena luapan Sungai Citarum dan kiriman dari Kota Bandung. Di RT 02 RW 04, Kampung Bojongasih, Dayeuhkolot misalnya, banjir datang dengan ketinggian sekitar 1 meter hingga 1,5 meter.
"Kondisi air di rumah saya yang masuknya sedikit, karena lokasinya ditinggikan. Cuma tetangga saya sampai satu paha orang dewasa. Kalau di jalannya adalah se pinggang orang dewasa. Adalah sekitar satu meter lebih," kata Rina Susilawati (49), warga sekitar saat berbincang dengan detikJabar.
Karena banjir datang, warga jadi kesulitan untuk beraktivitas seperti biasa. Mulai dari anak sekolah hingga pekerja yang harus terlambat, listrik mati, hingga kesulitan mencari stok makanan atau sembako, termasuk pasokan air bersih.
Ditambah, ada kekhawatiran dari warga jika banjir kembali datang secara tiba-tiba. Sebab, cuaca masih terlihat mendung dan berpotensi turun hujan yang mengakibat sungai kembali meluap.
"Khawatir banget (mendung). Apalagi di rumah ada orang tua yang sudah sepuh. Mau dibawa ngungsi, beliau nggak mau. Kalaupun stay di rumah, kita anaknya yang bulak balik buat beraktivitas, ngerayap, melawan genangan air. Jadi kalau hujan lagi, kita khawatir air naik lagi. Pokoknya kalau hujan dari kota dan dari selatan sana, sudah kita yang kena nya di Dayeuhkolot sama Baleendah," ucapnya.
Menurutnya jika hujan kembali, ketinggian banjir diprediksi akan meningkat. Bahkan Dia mengibaratkan air banjir tersebut layaknya air galon isi ulang.
"Iya bisa dikatakan ini banjir isi ulang kaya galon. Jadi repot kan, kalau rumah sudah diberesin, terus air masuk lagi, terus kita angkut-angkut lagi. Jadi mau nggak mau airnya harus dikeluarin kan, soalnya suka bau, apalagi kalau ada lumpur. Akhirnya cape, kerja terhambat, anak-anak sekolah jadi banyak liburnya," bebernya.
Rina meminta pemerintah bisa segera menangani permasalahan banjir yang ada di Dayeuhkolot. Menurutnya dengan adanya banjir tersebut membuat warga kesulitan beraktivitas.
"Kalau sudah banjir kaya gini tolong (pemerintah) solusinya seperti apa. Karena masyarakat ini bingung sekali banyak kendala. Mudah-mudahan pemerintah bisa mengambil solusi yang baik. Terutama saluran-saluran air dan rumah pompa difungsikan dengan baik. Jangan sampai terus mengendap kaya gini. Nanti setelah ini pasti yang sakit suka banyak," tuturnya.
Di Kampung Bojongasih, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, tercatat ada 3.800 KK yang terdampak banjir. Sejumlah warga pun memilih mengungsi ke kantor desa karena rumahnya sudah tidak bisa dihuni lagi untuk sementara.
"Ada (ngungsi). Sementara baru ada 18 kepala keluarga, 50 jiwa itu termasuk balita dan lansia," kata Sekretaris Desa (Sekdes) Dayeuhkolot Sunardi.
Berdasarkan catatan BPBD, total 3.028 rumah terendam banjir di Desa Dayeuhkolot dan Desa Citeureup. Sebanyak 50 orang telah mengungsi di shelter yang ada di belakang kantor desa, di antaranya 7 lansia, 3 balita dan 2 penyandang disabilitas.
"Sudah ada yang ngungsi anak sekolah dari SD sampai SMA juga ada yang ngungsi, yang lansia, balita kita prioritaskan, tapi yang rumahnya terdampak berat pasti kita evakuasi juga," kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Bandung, Uka Suska Puji Utama.
Dia menyebutkan sejumlah logistik makanan telah disiapkan untuk para pengungsi. Kemudian berbagai upaya untuk pengurangan banjir telah dilakukan. "Kita sudah upayakan penyedotan air. Logistik di pengungsian pun sudah ada dan perahu karet untuk proses evakuasi telah tersedia," pungkasnya.
(ral/iqk)