Tren mengonsumsi sperma untuk mendapatkan kulit sehat sempat menjadi perbincangan di media sosial. Beberapa influencer luar negeri mengklaim bahwa mereka merasakan manfaat kecantikan dari menelan atau mengoleskan sperma ke kulit.
Mengutip dari detikHealth, diyakini bahwa sperma mengandung berbagai nutrisi, seperti antioksidan dan senyawa antiinflamasi, yang berpotensi mencegah penuaan dini serta mengatasi jerawat. Namun, benarkah klaim tersebut didukung oleh bukti ilmiah?
Fakta Ilmiah tentang Sperma dan Kesehatan Kulit
Menurut Medical News Today, tidak ada cukup bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa menelan atau mengoleskan sperma dapat memberikan manfaat nyata bagi kulit. Klaim mengenai manfaat sperma untuk kecantikan sebagian besar bersifat anekdotal dan belum terbukti secara medis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang benar bahwa air mani mengandung nutrisi seperti protein dan zinc, yang memiliki manfaat bagi kulit. Namun, jumlahnya sangat kecil sehingga dampaknya terhadap kesehatan kulit pun minimal.
Apakah Sperma Bisa Mengatasi Jerawat?
Mengutip Healthline, anggapan bahwa sperma dapat menyembuhkan jerawat hanyalah mitos. Senyawa spermine dalam sperma memang memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi, tetapi belum ada bukti ilmiah yang mendukung efektivitasnya dalam mengatasi jerawat.
Sebagai alternatif yang lebih terbukti, ada berbagai perawatan jerawat yang direkomendasikan oleh para ahli dermatologi, seperti penggunaan produk dengan kandungan salicylic acid atau benzoyl peroxide, serta perawatan medis lainnya.
Apakah Sperma Bisa Membantu Mencegah Penuaan Dini?
Beberapa klaim menyebutkan bahwa spermine, senyawa yang berasal dari spermidine dalam sperma, dapat mengurangi tanda-tanda penuaan seperti garis halus dan keriput. Studi yang diterbitkan dalam Nature Cell Biology menemukan bahwa spermidine dapat memperlambat penuaan jika disuntikkan langsung ke dalam sel.
Namun, belum ada penelitian yang cukup mengenai efektivitas spermidine ketika digunakan secara topikal atau dikonsumsi. Oleh karena itu, lebih disarankan untuk menggunakan metode yang telah terbukti secara ilmiah dalam mencegah penuaan dini, seperti serum vitamin C, retinoid, serta pelembap dengan kandungan glycerin atau hyaluronic acid.
Melindungi kulit dari paparan sinar matahari dengan tabir surya juga sangat penting, karena sinar UV merupakan salah satu faktor utama yang mempercepat penuaan kulit.
Risiko Menelan Sperma bagi Kesehatan
Selain minim manfaat bagi kulit, menelan sperma juga berisiko menularkan infeksi menular seksual (IMS) seperti HIV/AIDS, klamidia, gonore, dan herpes. Air mani merupakan cairan tubuh yang dapat membawa virus dan bakteri penyebab IMS.
Infeksi dapat menyebar melalui selaput lendir di mulut, hidung, dan mata. Misalnya, herpes okular yang ditularkan melalui mata dapat menyebabkan peradangan hingga kehilangan penglihatan.
Selain itu, mengoleskan sperma langsung ke kulit juga berpotensi memicu reaksi alergi seperti dermatitis atopik, yang ditandai dengan kemerahan, kulit kering, atau bengkak yang gatal.
Klaim bahwa sperma dapat memberikan manfaat bagi kulit belum didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Sebaliknya, menelan atau mengoleskan sperma justru dapat menimbulkan risiko kesehatan, termasuk infeksi menular seksual dan reaksi alergi.
Artikel ini telah tayang di detikHealth.
(azn/sud)