Jabar Hari Ini: Sikap Tegas Kepala Daerah 'Banteng' di Jabar

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 21 Feb 2025 22:00 WIB
Ono dan 4 kepala daerah yang juga kader PDIP (Foto: Bima Bagaskara)
Bandung -

Sejumlah kejadian menarik terjadi di Jawa Barat pada Jumat, 21 Februari 2025. Mulai dari 4 kepala daerah dari PDIP tunda ikut retret hingga ucapan selamat dari Ridwan Kamil untuk Dedi Mulyadi dan Pramono Anung.

Simak selengakpnya

1. Jebakan Hadiah dari London

Direktorat Reserse Siber (Ditres Siber) Polda Jawa Barat menangkap empat orang pelaku tindak pidana pencurian data pribadi atau identity theft yang menyamar sebagai petugas Bea Cukai. Para pelaku terdiri dari tiga warga negara asing (WNA) asal Nigeria dan satu warga negara Indonesia (WNI). Mereka ditangkap di Jakarta setelah melakukan aksi penipuan yang menyebabkan korban mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Jules Abraham Abast, mengatakan tiga pelaku WNA berinisial OOP (40), ENC (41), dan OSS (35), sementara satu pelaku WNI adalah seorang wanita berinisial UK (45). Modus yang digunakan oleh para pelaku adalah berpura-pura sebagai petugas Bea Cukai dan menginformasikan kepada korban ada paket hadiah yang dikirim dari luar negeri.

"Modus operandi yang dilakukan di mana terlapor dalam hal ini mengaku sebagai pihak bea cukai yang menginformasikan ada paket dari London dan pelapor diminta untuk mentransfer sejumlah uang dengan alasan untuk membayar pajak, kemudian denda, biaya dokumen, dan biaya biaya cukai. Sehingga pelapor akhirnya mengalami kerugian secara material," katanya di Mapolda Jabar, Jumat (21/2/2025).

Paket yang dijanjikan kepada korban berupa hadiah berisi uang dan perhiasan. Hal ini membuat korban tergiur dan percaya bahwa mereka benar-benar akan menerima paket tersebut.

Sementara itu, Dirres Siber Polda Jabar AKBP Resza Ramadiansyah mengatakan, salah satu pelaku yang merupakan WNI mengaku sebagai petugas Bea Cukai dan akan memberikan paket dari London. "Peran wanita ini mengaku sebagai Bea Cukai, jadi pertama itu diberikan komunikasi melalui SMS kemudian mengapa sampai tergiur atau tertarik dari pihak korban dia diberikan foto yaitu akan mengirimkan paket atau mendapatkan paket berupa perhiasan emas dan uang," kata Resza.

Setelah uang dikirim, pelaku memberikan resi pengiriman yang sudah diedit seolah-olah paket benar-benar dikirimkan. Namun, pelaku terus meminta tambahan uang dengan berbagai alasan hingga total yang dikeluarkan korban mencapai Rp234 juta.

Menurut Resza, aksi penipuan ini dikendalikan oleh tiga WNA Nigeria yang tinggal di Jakarta. Meskipun baru satu laporan polisi yang masuk, pihak kepolisian akan mengembangkan penyelidikan lebih lanjut.

"Jadi untuk kejadian ini memang baru satu laporan polisi. Ini akan kita kembangkan dan kita koordinasi dengan wilayah lain maupun di LP-LP yang lain nanti akan kita kembangkan lagi. Mungkin ada (kasus serupa), bisa saja terjadi di sebelum-sebelumnya. Karena kalau kita lihat ini gerakannya kelompok-kelompok Nigeria yang tinggal di wilayah DKI Jakarta tinggalnya berkelompok dan kita amankan di dua tempat yang memang di situ banyak warga Nigeria," terangnya Resza.

Para pelaku diketahui mencari nomor korban secara acak melalui aplikasi perpesanan. Mereka menghubungi calon korban dan membangun komunikasi hingga akhirnya menawarkan hadiah dari luar negeri sebagai jebakan.

Polda Jabar telah memeriksa tujuh orang saksi, termasuk empat pemilik rekening yang digunakan dalam transaksi penipuan. Selain itu, penyidik juga melibatkan dua ahli, yaitu ahli Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) serta ahli pidana.

Atas perbuatannya, para pelaku dijerat dengan Pasal 51 Junto Pasal 35 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE, serta Pasal 55 dan 56 KUHPidana. Mereka terancam hukuman maksimal 12 tahun penjara atau denda hingga Rp12 miliar.

2. Suara Sekolah Usai Tragedi Siswa SMK Tewas Saat Pentas

MDR (17), siswa SMK di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) tewas usai menampilkan adegan bunuh diri dalam pentas seni di sekolahnya.

Siswa kelas 3 SMK itu tewas pada Kamis (20/2/2025) sekitar pukul 10.00 WIB. MDR diduga tewas akibat tertusuk properti berupa gunting yang ia gunakan dalam adegan bunuh diri tersebut.

Pihak sekolah menyerahkan segala prosesnya pengusutan tewasnya MDR pada pihak kepolisian. Saat ini, kepolisian masih melakukan penyelidikan mengenai kasus tersebut.

"Kalau untuk kronologis secara pasti kita masih belum bisa mengungkapkan karena masih dalam tahap proses penyelidikan, kita tidak mau mendahului proses penyelidikan," kata Ridwan, salah satu guru sekaligus humas SMK tempat korban bersekolah, saat ditemui Jumat (21/2/2025).

Namun ia menjelaskan pada adegan drama dalam rangka ujian praktik siswa kelas 3 itu, korban berperan sebagai perempuan yang sedang hamil kemudian melakukan aksi bunuh diri.

"Acara ini merupakan acara tahunan sebagai kegiatan ujian praktik siswa kelas 12 dan itu rutin dilaksanakan setiap tahun sebagai nilai akhir mereka. Dalam drama ini, korban berperan sebagai perempuan yang sedang hamil, tema drama mereka kenakalan remaja," kata Ridwan.

Korban yang berperan sebagai perempuan hamil itu mengenakan balon berisi cairan merah agar menyerupai darah. Dalam ceritanya, ia bunuh diri menggunakan gunting.

"Terkait properti yang digunakan itu ternyata gunting, dan guntingnya asli. Mungkin karena saking mendalami perannya itu sehingga terjadi hal yang tidak diinginkan di akhirnya," kata Ridwan.

Saat peristiwa terjadi, semua siswa sedang menyaksikan drama tersebut. Sontak tumbangnya korban secara tiba-tiba, membuat suasana menjadi riuh diselingi teriakan histeris siswa lainnya.

"Jadi saat kejadian itu memang tidak ada yang menyangka kejadian itu terjadi. Cuma karena korban seperti pingsan, kemudian dievakuasi. Lokasi terdekat itu kita bawa ke Puskesmas Tagogapu. Saat itu kita tidak tahu ada luka atau enggak di badannya," kata Ridwan.

Berdasarkan informasi, korban sudah dimakamkan setelah diautopsi pada Kamis malam. Namun pihak keluarga enggan berkomentar mengenai peristiwa yang menimpa MDR.

"Silakan ditanyakan langsung ke pihak sekolah supaya lebih jelas," kata keluarga korban.




(yum/yum)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork