Teror anjing liar atau ajag di Pangandaran masih membuat warga gelisah. Pemerintah Kabupaten Pangandaran turun tangan guna mengatasi persoalan tersebut.
Sejauh ini hingga Feebruari 2025, sudah ada 21 ekor kambing yang mati mengenaskan diduga diserang ajag. Hewan ternak itu mati dengan kondisi bekas gigitan di leher, badan dan kaki.
Baca juga: Teror Ajag Bikin Warga Pangandaran Gelisah |
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Peternakan Dinas Pertanian Pangandaran, Deni Rakhmat mengatakan, berdasarkan laporan resmi serangan anjing liar dari Kepala Desa Sukajaya sebanyak 17 ekor. Namun pada waktu pemantauan ke lapangan dan berkoordinasi dengan desa setempat dua pekan yang lalu bertambah 2 ekor di kandang SMK Cimerak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi jumlahnya 19 ekor dan sementara belum ada laporan resmi lagi," ucapnya, Kamis (20/2/2025).
Menurut Deni, beberapa hari lalu di Desa Masawah juga dilaporkan ada 2 ekor yang kondisi matinya sama. Sehingga jumlahnya ada 21 ekor.
Sementara itu, pihak Distan Kabupaten Pangandaran telah melayangkan surat imbauan. "Kami berikan imbauan berdasarkan surat imbauan yang tahun lalu waktu kejadian di wilayah Kecamatan Parigi," ucapnya.
Menurutnya, surat edaran yang diberikan di antaranya kandang dibuat kuat dan aman dari jangkauan predator atau anjing liar. Lalu wilayah kandang diberikan penerangan, kandang selalu dibersihkan dari kotoran sehingga tidak bau anyir.
Baca juga: Teror Ajag di Pangandaran Belum Usai |
"Karena mereka sensitif terhadap bau anyir," katanya.
Ia mengatakan sudah beberapa kali mengingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan para peternak dan warga masyarakat. Lalu, kandang tidak terlalu jauh dari pantauan peternak.
"Perihal himbauan untuk membunuh kami tidak mempunyai kewenangan mungkin pihak kepolisian atau pemerintah desa," ucapnya.
(dir/dir)