Pulau yang Sempat Dihuni Ratusan Orang Ini, Kini Tenggelam Bak Atlantis

Pulau yang Sempat Dihuni Ratusan Orang Ini, Kini Tenggelam Bak Atlantis

Fino Yurio Kristo - detikJabar
Senin, 17 Feb 2025 12:00 WIB
TIKOPIA ISLAND - JANUARY 2:  One of several villages on the remote island of Tikopia is shown January 2, 2003 which is part of the Temotu Province of the Solomon Islands. Approximately 3,700 South Pacific islanders were affected by Cyclone Zoe when it hit the area December 29, 2002 damaging trees, village huts as well as island communications. Aid officials recently flew over the areas hit by the storm and saw signs of normal life. However, official storm aid is still a few days away.  (Photo by Andy Hall/Australian Defense Force/Getty Images)
Pulau Solomon (Foto: Getty Images/Getty Images)
Bandung -

Ilmuwan Patrick Nunn, penulis Vanished Islands and Hidden Continents of the Pacific meneliti tentang lark Shoal, sebuah daratan yang kini hilang.

Untuk mengetahui tempat ini, coba saja ketik koordinat 9°59'36"S 161°59'10"E di Google Maps, terdapat area lautan berwarna biru gelap di Samudra Pasifik. Ukurannya kurang lebih sama dengan beberapa pulau yang berada di Kepulauan Solomon di dekatnya.

Laut di sini relatif dangkal, kedalaman berkisar antara 1 hingga 14 meter. Tempat ini dulunya adalah sebuah pulau. Beberapa pihak menyebutnya Atlantis di dunia nyata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nunn mengatakan tempat ini pernah dihuni ratusan orang. "Di sanalah mungkin dua atau tiga pulau menghilang dengan sangat cepat, beberapa ratus tahun lalu," kata profesor University of the Sunshine Coast itu.

Dikutip detikINET dari ABC, nama pulau itu adalah Teonimenu yang menghilang pada suatu waktu antara penjelajah Spanyol Álvaro de Mendaña (1568) dan penjelajah Inggris James Cook (1768-71) berada di wilayah tersebut. Itu menurut tradisi lisan masyarakat Kepulauan Solomon tengah, yang diteliti Profesor Nunn.

ADVERTISEMENT

Tony Heorake, direktur Museum Nasional Kepulauan Solomon, mengatakan kisah Teonimenu diwariskan melalui keluarganya. "Saya adalah salah satu keturunan langsung Teonimenu dari pihak ibu saya," katanya.

"Setelah pulau itu tenggelam, beberapa leluhur selamat dan mereka terapung di batang pohon pisang dan puing-puing lain," cetusnya sembari mengatakan leluhurnya menetap di selatan Ulawa, pulau di sebelah utara tempat Teonimenu berada.

Mereka masih tinggal di sana hingga kini. "Tiap malam setelah makan, kami biasanya mendengar tetua dalam keluarga membicarakan kisah-kisah itu. Tak hanya tentang Teonimenu tapi juga berbagai hewan, tanaman, berbagai cara memancing, berburu di pulau itu," lanjutnya.

Profesor Nunn dan Heorake mendokumentasikan sejarah lisan dari empat tempat yang diyakini tempat tinggal para penyintas Teonimenu. Mereka menemukan kenangan tentang pulau itu ada di mana-mana.

"Kami hampir yakin bahwa Teonimenu benar-benar ada. Mengapa orang di gugusan Kepulauan Pasifik mengarang cerita tentang pulau tenggelam kecuali hal itu benar-benar terjadi?" kata Nunn.

Ada legenda mengenai mengapa pulau itu tenggelam, tapi apa penjelasan sainsnya? Banyak pulau Pasifik terletak di Cincin Api Pasifik, wilayah rentan gempa dan aktivitas gunung berapi.

Melalui analisis data seismik di sekitar pulau itu dulu berada, Nunn mengidentifikasi area itu tidak stabil. "Ini adalah tempat di mana satu bagian kerak Bumi bergerak ke bawah bagian lain dan tiap kali terjadi pergeseran, terjadi gempa besar yang mengguncang semua, termasuk pulau-pulau," kata Profesor Nunn.

"Terkadang, gempa ini menyebabkan tanah longsor sangat dahsyat sehingga menyebabkan seluruh pulau tiba-tiba tergelincir di bawah permukaan laut," demikian teorinya.

Artikel ini telah tayang di detikINET

(fyk/yum)


Hide Ads