Alasan Dodi Berhenti Jadi Kades di Ciamis Pilih Kerja ke Jepang

Alasan Dodi Berhenti Jadi Kades di Ciamis Pilih Kerja ke Jepang

Dadang Hermansyah - detikJabar
Jumat, 14 Feb 2025 20:00 WIB
Dodi Mantan Kades Sukamulya yang mundur dari jabatannya untuk kerja di Jepang saat ditemui di rumahnya.
Dodi mantan Kades Sukamulya yang mundur dari jabatannya untuk kerja di Jepang saat ditemui di rumahnya. (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)
Ciamis -

Dodi Romdani, mundur dari jabatannya sebagai Kepala Desa Sukamulya, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Ciamis, dan memilih jadi pekerja migran Indonesia di Jepang.

Dodi mundur bukan karena bermasalah, tapi karena kebutuhan ekonomi. Selain itu, Dodi juga punya keinginan mulia yakni merehab masjid di lingkungannya melalui penghasilannya di Jepang.

"Kalau saya memang bermasalah tidak diizinkan oleh pihak kecamatan atau Pemkab Ciamis. Untuk meluruskan image-image di masyarakat sekarang jadi keterpurukan perasaan saya di masyarakat sehingga harus diklarifikasi," ujar Dodi saat ditemui di kediamannya, Jumat (14/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Insyaallah saya itikad dan tujuan baik untuk lebih berguna lagi saya di masyarakat, bahkan saya punya tujuan mulia ingin merehab masjid, daripada itu ingin nambah rejeki," tambahnya.

Dodi yang kini berusia 42 tahun ingin memanfaatkan umur yang masih produktif. Masih ada kesempatan 3 tahun lagi hingga 45 tahun untuk bekerja sebagai tenaga migran di Jepang.

ADVERTISEMENT

"Saya pun tidak ambisi dan ingin selamanya jadi kades, karena semakin ke sini ekonomi, anak semakin besar, kebutuhan semakin bertambah sehingga saya memutuskan untuk berpikir berangkat lagi ke Jepang," katanya.

Namun karena situasi dan kondisi tak menentu, cuaca dingin dan adanya virus influenza membuat Dodi harus kembali pulang ke Ciamis setelah 2,5 bulan di Jepang.

"Saya pulang ke sini, harus berangkat 27 Januari, karena kondisi saya belum stabil bahkan sekarang masih ada melepuh, karena kedinginan tangan dan kaki, dua Minggu di rumah udah mendingan," tuturnya.

Dodi pun masih mempertimbangkan untuk berangkat kembali ke Jepang. Namun untuk sementara bertahan di Ciamis karena sudah viral untuk mengklarifikasi kepada masyarakat, media dan netizen susah tidak miskomunikasi.

"Saya tidak ingin ini jadi sesuatu hal yang tak diinginkan, khususnya diri sendiri dan umumnya warga Sukamulya, umumnya Ciamis," tegasnya.

Dodi menjelaskan kisahnya yang mundur dari jabatan kades dan berangkat ke Jepang jadi viral karena posisinya jadi pejabat publik. Di mana ada anggapan kepala desa mau jadi kuli di Jepang.

"Walaupun saya sebagai tenaga ahli dikirim ke Jepang, tidak serta merta berangkat. Saya punya keahlian di bidang penjelasan, gas dan membaca gambar konstruksi untuk merakit kapal. Mungkin viralnya saya bersamaan dengan hastag kabur aja dulu yang sekarang viral di mana-mana," tuturnya.

Proses Pengunduran Diri Dodi dari Jabatan Kades

Sebelum resmi mundur dari Kepala Desa Sukamulya, Dodi berkomunikasi dengan tokoh masyarakat, perangkat desa, termasuk MUI pada tahun 2023. Dodi menyampaikan untuk mengundurkan diri dengan alasan akan kembali ke Jepang.

Tokoh masyarakat dan semua pihak melarang dan meminta untuk menyelesaikan masa jabatan sampai 6 tahun atau sampai tahun 2024. Setelah itu, mereka mempersilahkan untuk berangkat ke Jepang.

Sambil berjalan dalam masa jabatannya hingga berakhir, Dodi pun memproses kepengurusannya berangkat ke Jepang. Setelah mendapat keputusan diterima di perusahaan Jepang bidang perakitan kapal, Dodi kemudian memproses pengunduran diri dari tahapan BPD, kecamatan DPMD, hingga Kabag Hukum Serta Ciamis.

Namun ternyata dalam perjalannya, jabatan kepala desa diperpanjang menjadi 8 tahun. Dodi tetap dengan keputusan awal untuk mengajukan surat pengunduran diri karena sesuai dengan masa jabatan 6 tahun berdasarkan SK Bupati Ciamis.

"Mudah-mudahan klarifikasi bisa diterima oleh warga sehingga tidak ada netizen-netizen yang beranggapan negatif," pungkasnya.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads