Bencana alam berupa pergeseran tanah melanda Kampung Margamulya, Desa Cikondang Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya. Sebanyak 33 rumah warga yang berada di RT 01 dan RT 02 kampung setempat mengalami kerusakan.
Dua rumah di antaranya mengalami kerusakan parah, sehingga penghuni dua rumah itu harus mengungsi. Dampak bencana itu juga telah membuat warga dilanda ketakutan sejak sepekan terakhir. Mereka khawatir retakan terjadi mendadak dan mencelakai.
Nana Rohana (42) warga yang rumahnya mengalami kerusakan parah menjelaskan musibah itu diawali dengan munculnya retakan di bangunan rumah miliknya. "Seminggu lalu sehabis hujan mulai ada retakan-retakan di dinding rumah dan lantai," kata Nana, Kamis (13/2/2025). Hal itu juga terjadi di rumah tetangganya yang lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga mulai gempar dan menyadari bencana pergerakan tanah melanda kampungnya. Sejak saat itu retakan semakin membesar. "Sejak saat itu tanah bergerak terus, jadi tiap jam ada pergerakan, tiap hari membesar," kata Nana.
Dalam rentang satu minggu itu, rumah Nana pun perlahan rusak berat. Beberapa bagian dinding belah, keramik pecah-pecah hingga konstruksi struktur rumah pun mengalami perubahan. Mendapati kondisi itu, Nana dan istri serta seorang anaknya memilih mengungsi ke rumah saudara.
"Sudah nggak tenang, akhirnya sudah tiga hari mengungsi ke rumah saudara," kata Nana.
Hal lain yang membuat Nana nelangsa, rumahnya itu baru beberapa bulan direnovasi. Kini dia harus menerima kenyataan rumahnya rusak berat. "Tiga bulan lalu baru selesai renovasi, cuma kejadian ini seminggu langsung kondisi rumah dari atas sampai bawah rusak," kata Nana.
Nana juga mengungkapkan kengerian ketika pergerakan tanah menyebabkan rumahnya rusak berat. "Pating beletek (terdengar suara berderak), akhirnya ah sudah saja ditinggalkan dari pada celaka. Tidur tak tenang sampai sekarang," kata Nana.
Dia berharap pemerintah segera turun tangan menangani masalah ini. Dia mengaku butuh masukan terkait apa yang dilakukan oleh dirinya dan warga setempat.
"Mudah-mudahan pemerintah bisa memperhatikan kondisi rumah kami, ini kami bingung harus bagaimana," kata Nana.
Camat Cineam Amir Sudyana membenarkan musibah yang melanda warganya itu. Pihaknya mengaku sudah melakukan langkah penanganan, meski baru sebatas upaya-upaya antisipasi. "Pergerakan tanah di Desa Cikondang ini awalnya terjadi tanggal 31 Januari lalu, memang ada pergerakan tanah, awalnya sedikit, tapi semakin hari semakin mengembang dan memanjang," kata Amir.
Dia juga mengaku khawatir dengan nasib ratusan warganya itu, sehingga menyiagakan aparatur dan relawan di lokasi kejadian.
"Jadi ini dikhawatirkan terus terjadi gerakan-gerakan, memang kita tidak bisa diprediksi dan dikhawatirkan berkembang lebih parah," kata Amir.
Dia menambahkan selain merusak rumah warga, sebuah masjid dan pesantren juga mengalami kerusakan yang cukup parah.
"Rumah yang sudah rusak itu sekitar 25 unit, yang parah itu ada 11, estimasi kami yang terdampak terus bertambah," kata Amir.
Dia juga mengaku sudah meminta bantuan BPBD, agar warga yang terdampak ini bisa mendapatkan pertolongan. Dia juga mengaku butuh kajian geologi untuk mengetahui cara yang tepat menghadapi musibah ini.
"Kami meminta bantuan ke BPBD dan badan geologi terkaiy adanya gerakan tanah, apakah keterusan sehingga dilakukan kajian, apakah dampak ini akan meluas atau tidak, sehingga kami akan mempunyai pedoman harus seperti apa," kata Amir.
(sud/sud)