Teror Ajag Sebabkan Belasan Domba Tewas di Pangandaran

Teror Ajag Sebabkan Belasan Domba Tewas di Pangandaran

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Minggu, 09 Feb 2025 15:17 WIB
Ajag atau anjing hutan Sumatera di TN Gunung Leuser
Ilustrasi anjing liar atau ajag (Foto: Balai TN Gunung Leuser)
Pangandaran -

Teror anjing liar atau ajag kembali menghantui warga Kabupaten Pangandaran, khususnya para peternak domba. Kawanan ajag diduga memangsa belasan ekor domba di wilayah Kecamatan Cimerak, menimbulkan keresahan di kalangan warga.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan di Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran, Deni Rakhmat, mengungkapka peristiwa ini telah mengakibatkan 19 ekor domba mati di Desa Sukajaya, Kecamatan Cimerak.

Dinas Pertanian sudah melakukan pemantauan ke lapangan dan berkoordinasi dengan desa setempat terkait teror anjing liar. "Saya menerima laporan kemarin ada lagi kasus anjing liar habiskan hewan ternak domba," kata Deni melalui pesan WhatsApp, Minggu (9/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil investigasi Dinas Pertanian menunjukkan serangan ajag terjadi dalam beberapa tahap, dimulai dari 21 hingga 25 Januari 2025 di tiga lokasi kandang di Dusun Babakanjaya. Kemudian, pada 29 Januari serangan kembali terjadi di satu kandang di Dusun Patrol, serta pada 3 Februari di dua kandang lainnya di Dusun Patrol.

"Hasil investigasi atas laporan kejadian penyerangan ternak domba diduga oleh sekelompok anjing liar," katanya.

ADVERTISEMENT

Para warga yang resah mencoba melakukan pengintaian dan menembak anjing liar menggunakan senapan angin. Namun, upaya ini justru berujung salah sasaran, di mana anjing yang tertembak ternyata milik warga setempat.

Menyikapi hal ini, kepala dusun setempat mengimbau agar warga yang memiliki anjing peliharaan menjaga dan mengandangkan hewan mereka agar tidak bercampur dengan anjing liar yang diduga sebagai pelaku serangan terhadap ternak domba.

Deni menyoroti kondisi kandang domba di wilayah tersebut yang masih terbuka dan memiliki banyak celah yang memungkinkan predator masuk dengan mudah.

"Lokasi kandang gelap gulita, disarankan diberikan penerangan di dalam kandang dan di luarnya. Kejadian ini juga pernah ada sekitar 2 sampai 3 tahun ke belakang," ungkapnya.

Deni mengatakan serangan kepada domba-domba ini memiliki pola yang serupa dengan kejadian yang pernah terjadi dua hingga tiga tahun lalu. Domba ditemukan dengan bekas gigitan seragam di bagian leher dan sering kali ditinggalkan begitu saja setelah diserang.

Fenomena ini pun menjadi perbincangan di media sosial. Salah satu warga bernama Fahmi Aminudin mengungkapkan kekecewaannya melalui unggahan di Facebook setelah mendapati hewan ternaknya menjadi korban.

(iqk/iqk)


Hide Ads