Bongkahan Es Seberat 1 Triliun Ton Pecah di Antartika

Kabar Internasional

Bongkahan Es Seberat 1 Triliun Ton Pecah di Antartika

Tim detikInet - detikJabar
Jumat, 07 Feb 2025 05:30 WIB
Potongan raksasa dari es yang seukuran lebih dari dua kali London Raya patah di Antartika. Besarnya mengalahkan rekor sebelumnya. Gunung es raksasa itu, yang beratnya hampir satu triliun ton, sebagian besar tetap utuh sejak mulai bergerak perlahan ke utara pada tahun 2020.
Potongan raksasa dari es yang seukuran lebih dari dua kali London Raya patah di Antartika. (Foto: EUMETSATE)
Jakarta -

Bongkahan es raksasa seukuran lebih dari dua kali luas London Raya telah pecah di Antartika, mencetak rekor baru dalam sejarah pencairan es. Gunung es dengan berat hampir satu triliun ton ini telah bergerak perlahan ke utara sejak 2020 dan kini mendekati perairan sekitar Pulau South Georgia di Atlantik Selatan.

Dilansir detikInet, keberadaan gunung es tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi ekosistem sekitar, terutama bagi bayi penguin dan anjing laut yang bergantung pada lingkungan perairan yang stabil. Jika bongkahan es ini kandas di perairan dangkal, rantai makanan dan pola migrasi hewan-hewan tersebut dapat terganggu.

Menurut Andrew Meijers dari British Antarctic Survey, bongkahan sepanjang 19 kilometer itu kini mulai terpecah menjadi bagian-bagian lebih kecil. Ini adalah tim yang menemukan gunung es tersebut pada akhir tahun 2023 dan telah melacaknya melalui satelit sejak saat itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini jelas merupakan potongan gunung es pertama yang terlihat jelas," ujar ahli oseanografi fisik itu kepada AFP.

Soledad Tiranti, seorang ahli glasiologi yang saat ini sedang dalam perjalanan eksplorasi Argentina di Antartika, juga mendukung pernyataan Meijers kepada AFP. Dia mengatakan bahwa satu bagiannya telah pecah atau terpisah. Potongan itu memiliki luas sekitar 80 kilometer persegi.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, gunung es raksasa lainnya hancur relatif cepat dalam beberapa minggu setelah mereka mulai terpisah. Karena itu, sulit untuk mengatakan apakah bagian yang baru terpisah ini layaknya 'sebuah gigi goyang yang menunggu untuk dicabut' atau bukti adanya perubahan yang jauh lebih besar sedang berlangsung.

"Maaf untuk mengatakan, tetapi ini bukan ilmu pasti bagaimana hal-hal ini dapat hancur... sangat sulit untuk mengatakan apakah ini akan hancur sekarang, atau akan bertahan lebih lama," jabar Meijers.

Dikenal sebagai A23a, gunung es terbesar dan tertua di dunia terlepas dari lapisan Antartika pada tahun 1986. Gunung es ini tetap terjebak selama lebih dari 30 tahun sebelum akhirnya terlepas pada tahun 2020 dengan perjalanannya yang lamban ke utara karena tertunda kekuatan samudra yang membuatnya tetap berputar di tempatnya.

Meijers berpendapat jika es itu runtuh lebih jauh, hal itu akan menimbulkan ancaman yang masih terbilang kecil bagi satwa liar. Alasannya karena hewan yang mencari makan dapat bergerak tanpa hambatan di antara bongkahan es yang lebih kecil untuk mencari makanan. Demikian mengutip Science Alert.

Artikel ini telah tayang di detikSport. Baca selengkapnya di sini.

(iqk/iqk)


Hide Ads