Jangan Tabur Garam! Ini Cara Efektif Mencegah Ular Masuk Rumah

Jangan Tabur Garam! Ini Cara Efektif Mencegah Ular Masuk Rumah

Nur Khansa Ranawati - detikJabar
Rabu, 05 Feb 2025 11:30 WIB
Ular Sawo Kopi yang ditemukan di rumah warga di Dago Atas, Kota Bandung
Ular Sawo Kopi yang ditemukan di rumah warga di Dago Atas, Kota Bandung. (Foto: Istimewa)
Bandung -

Sudah lebih dari tiga hari rumah Mien Julietty (70) warga Dago Atas, Kota Bandung, diinapi ular. Awalnya, ular yang memiliki lebar sebesar kelingking orang dewasa dan panjang hampir satu meter tersebut terlihat muncul di kolong meja yang dipenuhi barang.

Setelah lebih dari satu jam mencari sembari membongkar barang, ular berwarna hitam itu tak kunjung ditemukan. Terpaksa, pencarian dilanjutkan keesokan harinya. Area di sekitar tempat ular tersebut muncul kemudian ditaburi garam.

Dua hari berselang, ular tersebut terlihat 'nyempil' di balik lemari ruang makan. Anggota keluarga kemudian berhasil mengeluarkan ular tersebut dari rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Takutnya itu berbisa, jadi pintu-pintu ruangan ditutup dan ditaburi garam. Untung ketemu. Tadinya mau telepon damkar (pemadam kebakaran), tapi sudah berhasil dikeluarkan sendiri," jelasnya pada detikJabar, Selasa (4/2/2025). Berdasarkan dokumentasinya, ular tersebut tampak seperti jenis ular sawo kopi.

Peristiwa serupa ternyata juga terjadi di Markas Polrestabes Kota Bandung. Pada Senin (3/2/2025), seekor ular merayap di tumpukan berkas ruangan Bidokkes. Petugas Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung kemudian berhasil mengevakuasi ular tersebut.

ADVERTISEMENT

Sekretaris Diskar PB Kota Bandung Iwan Rusmawan mengatakan, jenis ular sawo kopi adalah ular yang tidak berbisa. Jenis ini merupakan salah satu yang paling banyak ditemukan masuk ke dalam pemukiman warga.

Selain ular sawo kopi atau ular babi (Elaphe flavolineata), ular lainnya yang kerap masuk pemukiman adalah ular koros atau ular jali (Pytas Korros). Dari seluruh kegiatan seksi Animal Rescue Diskar PB Kota Bandung, evakuasi ular adalah yang paling sering terjadi.

"Laporan ular itu memang yang paling banyak. Kalau ular sanca atau piton biasanya diam di langit-langit rumah karena hangat, tau-tau sudah besar. Kalau ular koros dan kopi, biasanya masuk dari lubang-lubang WC atau lubang dapur," ungkap Iwan saat dihubungi detikJabar, Selasa (4/2/2025).

Meningkat Sejak 2023

Iwan mengungkapkan, jumlah laporan ular masuk ke pemukiman saat ini mengalami kenaikan. Berdasarkan data Diskar PB Kota Bandung, kenaikan laporan soal ular di sepanjang 2024 meningkat hingga lebih dari 30% bila dibandingkan dengan tahun 2023.

"Dari 2023 ada kenaikan laporan yang lumayan untuk ular. Apalagi di 2024 musim penghujan cukup panjang, jadi kemungkinan ular lebih banyak keluar," ungkap Iwan.

Sepanjang 2023, Diskar PB Kota Bandung tercatat menangani hingga 286 laporan warga soal ular yang masuk ke pemukiman. Sementara di 2024, total terdapat 389 laporan.

Di 2023, angka laporan soal ular paling banyak muncul di bulan Mei, Juni dan Juli dengan masing-masing total terdapat 35,31,dan 30 laporan. Sementara itu, di periode yang sama pada 2024, jumlah laporan pada Mei, Juni dan Juli masing-masing adalah 37,35 dan 35 laporan.

Angka laporan kemudian meningkat cukup tinggi pada November 2024, dimana tercatat terdapat total 45 laporan soal ular masuk pemukiman. Di bulan yang sama tahun sebelumnya, hanya terdapat 17 laporan.

Iwan mengatakan, fenomena ini salah satunya disebabkan oleh habitat alami ular yang semakin tergerus. Bertambahnya jumlah rumah dan pemukiman yang menggantikan sawah disebut menjadi sebab utama para ular mulai sering ditemukan merayap ke rumah warga.

"Di Kota Bandung kan perumahan semakin banyak. Tempat yang dulunya area ular tinggal dan cari makan, sekarang jadi bangunan. Sifat ular kan mencari makan, jadi ya mereka tetap berusaha cari makan di titik itu. Asalnya memang habitat mereka," jelasnya.

Selain itu, dia memaparkan, perubahan iklim juga ikut andil. Cuaca ekstrem yang tidak menentu membuat ular mencari tempat-tempat yang membuat mereka nyaman. Yakni tempat hangat, lembab dan menyeruakan bau makanan mereka.

"Cuaca yang kadang panas kadang hujan ini bikin mereka enggak nyaman, jadi mereka nyari tempat yang nyaman sambil mencari makan," jelasnya. Hewan yang merupakan makanan ular salah satunya adalah tikus.

Daerah yang sejauh ini paling banyak muncul kejadian ular masuk pemukiman, Iwan menjelaskan, adalah kawasan Bandung Timur. Pasalnya, kawasan tersebut adalah salah satu area persawahan yang kini beralih fungsi.

"Di Kota Bandung. daerah yang paling banyak ada panggilan itu daerah Bandung Timur. Dulunya kan di situ sawah-sawah, sekarang sudah banyak perumahan," jelasnya.

Cara Pencegahan Ular Masuk Rumah

Iwan memaparkan tips yang dapat diterapkan oleh masyarakat untuk mencegah keberadaan ular di rumah. Salah satunya adalah dengan sedia kamper atau cairan karbol.

"Ular itu enggak suka dengan bau-bau karbol dan kamper. Jadi, usahakan lubang-lubang di rumah yang bisa terhubung dengan area luar itu ditaruh kamper atau karbol. Buat mereka tidak nyaman," paparnya.

Selain itu, ia juga meminta agar warga senantiasa menjaga rumah agar tetap bersih dan kering, juga terbebas dari hewan seperti tikus. Pasalnya, ular menyukai tempat yang lembab dan akan tinggal di tempat yang memiliki 'pasokan'' makanan bagi mereka.

Penggunaan garam yang ditabur di area-area tertentu ternyata tidak disarankan. Iwan menjelaskan, garam hanya berlaku untuk mengusir hewan berlendir seperti siput.

"Garam itu mitos, itu bukan untuk ular. Melainkan untuk hewan berlendir seperti siput. Kalu hanya garam, ular bisa lewat," jelasnya.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads