Ketika mendengar kata 'damkar' atau pemadam kebakaran, kebanyakan orang mungkin membayangkan sirene keras, selang air besar, dan asap tebal di tengah kobaran api.
Namun, bagi petugas pemadam kebakaran di Kota Bandung, pekerjaan mereka jauh melampaui sekadar memadamkan api.
Setiap hari, mereka dihadapkan pada tugas-tugas unik yang tak terduga, dari menangani hewan liar hingga membantu warga keluar dari situasi paling memalukan sekalipun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu aduan paling umum adalah ular yang masuk ke rumah warga. Dengan peralatan sederhana seperti tongkat penjepit dan karung, petugas damkar harus memastikan hewan berbahaya itu dievakuasi tanpa mencederai siapa pun.
Namun, tugas yang paling menguji mental mereka adalah ketika mereka harus membantu warga dalam situasi darurat seperti evakuasi kepala yang tersangkut di pagar besi hingga kasus cincin yang tersangkut di kemaluan.
Beban kerja yang penuh variasi ini menuntut para petugas damkar untuk tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga tangguh secara mental.
Namun semua itu didapat petugas tanpa modal pelatihan keahlian yang mendetail. Mereka hanya mengandalkan ilmu otodidak yang dibarengi dengan pengalaman.
"Jadi untuk kayak penanganan cincin ya mungkin penanganan animal (hewan) seperti tawon kemudian kucing, ular itu tidak ada kelasnya, tidak ada latihannya ya," ucap Kasi Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung John Erwin, Kamis (16/1/2025).
Untuk bisa mengevakuasi hewan liar, petugas biasanya berkolaborasi dengan komunitas pecinta reptil. Dari situlah, mereka mendapat ilmu tentang menangani hewan liar macam ular.
Erwin menyebut, petugas pemadam kebakaran dibekali dengan pelatihan penyelamatan. Hanya saja, pelatihan itu hanya memberikan ilmu-ilmu dasar penyelamatan. Sementara untuk kasus penyelamatan yang tak biasa, petugas harus bisa mencari cara sendiri.
"Sementara untuk penanganan kayak yang aneh-aneh kayak ular kemudian cincin nyangkut itu tidak secara detail hanya pengenalan materi teori. Ada memang tidak tidak detail makanya memperdalamnya yaitu berkolaborasi dengan masyarakat," tuturnya.
Sesuai Tupoksi
Tuntutan bekerja serba bisa tidak hanya dialami petugas damkar di Kota Bandung, namun juga di seluruh daerah di Indonesia. Erwin menjelaskan, pekerjaan serba bisa memang menjadi salah satu tupoksi dari tugas damkar selain memadamkan api.
"Sesuai dengan undang-undang bahwa untuk kedaruratan perkotaan dilaksanakan dengan oleh pemadam kebakaran. Kalau kebakaran jelas itu sudah menjadi tupoksi, untuk non kebakaran, evakuasi, penyelamatan di perkotaan oleh damkar dilaksanakannya," jelas Erwin.
Untungnya, pemadam kebakaran di Kota Bandung dibekali dengan peralatan yang memadai. Hal itu tentunya membuat tugas mereka menjadi lebih mudah. Meski tak banyak menemukan kendala, namun beberapa situasi membuat pekerjaan mereka menjadi lebih lama.
Erwin mencontohkan, dalam mengevakuasi ular yang masuk ke dalam rumah, petugas biasanya sulit mencari keberadaan ular yang bersembunyi di langit-langit rumah. Karenanya, butuh insting dan pengalaman untuk menangani kendala itu.
"Untuk penanganan ular kesulitannya itu karena mungkin situasi dan kondisi di lokasi kan berbeda," ujarnya.
Bagi petugas damkar Kota Bandung, pekerjaan mereka adalah panggilan jiwa untuk melayani masyarakat. Apapun aduannya, Erwin memastikan pihaknya akan melayani masyarakat.
"Damkar akan merespon apapun aduan warga, terkait apapun tidak hanya kebakaran," tandasnya.
(bba/mso)