Jamur Liar Pembawa Petaka di Garut

Round-Up

Jamur Liar Pembawa Petaka di Garut

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 31 Jan 2025 07:00 WIB
Ilustrasi jamur
Ilustrasi jamur. (Foto: Getty Images/iStockphoto/lensblur)
Garut -

Sekeluarga di Garut mengalami nasib apes. Gegara makan jamur 'berjamaah', mereka sampai harus mendapatkan perawataan bersamaan.

Sekeluarga itu terdiri dari tujuh orang, masing-masing K (7), S (8), H (11), R (12), A (13), L (15) dan R (22). Mereka dibawa usai mengalami gejala usai menyantap hidangan berbahan jamur liar.

Peristiwa itu terjadi pada Kamis (30/1/2025) dini hari. Usai menyantap jamur, mereka mengalami mual, muntah, pusing, hingga lemas. Mereka lalu dibawa ke Puskesmas Selaawi untuk mendapatkan penanganan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berdasarkan hasil pemeriksaan tim dokter menemukan ada gejala lain seperti nyeri pada ulu hati dan tanda-tanda muntah kemerahan," kata Kepala Dinas Kesehatan Garut Leli Yuliani.

Leli menyebut, para korban diberikan pertolongan pertama oleh tim dokter dari puskesmas. Seperti diberi cairan infus, serta obat-obatan simptomatis untuk meredakan gejalanya.

ADVERTISEMENT

"Alhamdulillah kondisi mereka saat ini berangsur membaik," katanya.

Setelah melakukan pertolongan pertama kepada para korban, petugas juga mengidentifikasi sebab keracunan yang melanda satu keluarga asal Kecamatan Selaawi tersebut. Ternyata, mereka diduga kuat keracunan usai menyantap idangan jamur liar yang dimasak oleh orang tuanya.

Menurut pengakuan korban, kata Leli, cerita ini bermula ketika salah satu anak menemukan jamur liar berwarna hitam kebiruan di bekas pohon kelapa, pada Rabu pagi.

Jamur tersebut kemudian diberikan kepada orang tuanya, dan sang ibu kemudian memasak jamur tersebut pada Rabu malam. Mereka, ketujuh korban, kemudian menyantap jamur tersebut bersama-sama sekitar jam 8 malam. Namun, mereka kemudian mulai mengalami gejala keracunan sekitar tiga jam kemudian, hingga akhirnya dilarikan ke puskesmas pada Kamis dini hari.

Leli menambahkan, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan mengonsumsi panganan, guna menghindari kejadian serupa. "Kami juga akan berkoordinasi dengan lintas sektor untuk memastikan tidak ada kasus serupa di kemudian hari," pungkas Leli.

(orb/orb)


Hide Ads