.webp)
Vihara Widhi Sakti yang merupakan vihara tertua di Kota Sukabumi mulai bersolek menyambut tahun baru Imlek 2576 atau 2025 (tahun masehi). Lampion sudah terpasang di sepanjang Jalan Pejagalan, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi.
Vihara dihias dengan lentera merah besar yang digantung di berbagai sudut. Lentera ini menjadi simbol keberuntungan dan kebahagiaan bagi umat yang datang beribadah.
Lilin-lilin merah dengan berbagai ukuran mulai dari sedang hingga besar mulai berjejer di area dalam vihara dan di seberang vihara. Sebagai bentuk penghormatan kepada dewa-dewi dan leluhur, umat membakar hio (dupa) dan menyalakan lilin merah besar. Tradisi ini melambangkan pembersihan hati dan pikiran serta memohon bimbingan spiritual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vihara Widhi Sakti yang awalnya bernama Kelenteng Bie Hian Kong merupakan identitas dari warga etnis Tionghoa yang ada di Sukabumi, usianya sudah lebih dari 100 tahun sejak pertama kali dibangun tahun 1912 silam. Dalam vihara ini ada tiga altar utama, yakni altar Kongco Han Tan Kong, Sang Buddha dan Dewi Kwan Im.
"Untuk persiapan dari vihara Widhi sakti kita sudah kira-kira 90 persenan ya. Lentera, lilin-lilin sudah datang, sedang dipasang lagi diurutkan dulu, setelah itu pas malam tahun baru Imlek kita nyalakan bersama-sama dengan umat," kata Danni, salah satu pengurus Vihara Widhi Sakti, Senin (27/1/2025).
Dia mengatakan, persiapan menyambut tahun baru Imlek ini sudah dilakukan sejak November 2024 lalu. Pada perayaan di tahun dengan shio Ular Kayu ini, mereka akan kembali merayakan Cap Go Meh dengan arak-arakan keliling kota.
"Kalau perbedaan dari tahun kemarin, tahun kemarin kan kita nggak keluar cap go meh jadi kita lebih fokus ke acara Imleknya. Kalau sekarang kan kita harus berbagi dengan Cap Go Meh jadi kita lebih fokusnya perayaan Cap Go Meh. Istilahnya tolak bala, 15 hari setelah Imlek," ujarnya.
Adapun rangkaian kegiatan Imlek di Vihara Widhi Sakti akan dimulai pada Rabu, 28 Januari 2025 pukul 20.00 WIB. Dimulai dengan kegiatan peribadatan umat Tionghoa, dilanjutkan dengan penampilan barongsai Gie Say.
"Kira-kira umat yang datang 200. Biasanya kota dan dari luar kota juga suka ada, tergantung kalau misalkan mungkin libur ya kalau sekarang kan masih tanggal merah luar kota mungkin banyak yang datang," tutupnya.
(sud/sud)
