Jabar Hari Ini: Preman Samson Ngamuk Lagi, Warga Ketar-ketir

Jabar Hari Ini: Preman Samson Ngamuk Lagi, Warga Ketar-ketir

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 24 Jan 2025 22:05 WIB
Samson saat mendapat perawatan polisi Sukabumi
Samson saat mendapat perawatan polisi Sukabumi (Foto: Istimewa)
Bandung -

Berbagai peristiwa menarik terjadi di Jawa Barat hari ini Jumat (24/1/2025), beberapa diantaranya memantik perhatian pembaca detikJabar. Preman Samson yang kembali mengamuk di Sukabumi, ketua - bendahara yayasan kampus di bandung kodurpsi dana PIP hingga banjir di Cirebon.

Berikut ringkasan berita yang dihimpun dalam Jabar Hari Ini :

Preman Samson Ngamuk Lagi

Suherlan alias Elan alias Samson (33) kembali membuat ulah di Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Kamis (23/1/2025) malam. Aksinya membuat warga ketakutan hingga membawa alat pemukul untuk mencari pria yang dikenal kerap meresahkan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puluhan polisi berseragam lengkap terlihat berjaga di sekitar jalan raya hingga memeriksa gang-gang kecil di permukiman warga. Beberapa petugas berpakaian preman juga turut melakukan pengamanan.

"Si Elan ngaco lagi, saya sedang duduk, dia mendatangi saya. Karena takut, saya lari, tapi dia malah mengejar saya," kata Suhenda (60), salah satu warga, kepada detikJabar.

ADVERTISEMENT

Suhenda mengaku terjatuh saat berusaha menyelamatkan diri. Lututnya terluka, dan saat itu ia melihat Samson membawa pisau sambil mendekatinya.

"Dia bawa pisau, saya jatuh, lalu berusaha bangun. Begitu dia mendekat, saya bilang, 'Apa kamu? Saya enggak ikut-ikutan.' Dia hanya melihat sebentar, lalu pergi," ujar Suhenda.

Warga lainnya berinisial J menyebut Samson sudah empat hari terakhir membuat onar. Warga yang sudah resah bahkan sempat berkumpul untuk melumpuhkan pria berbadan kekar itu.

"Sebelum polisi datang, warga sudah berjaga di jalan dan gang-gang. Tapi kalau dia datang bawa pisau atau golok, warga jadi ketakutan. Soalnya tenaganya luar biasa," kata J.

J menambahkan, ulah Samson membuat warga merasa diteror. "Kemarin sebenarnya sudah tenang, dia enggak kumat lagi. Tapi tiba-tiba entah kehabisan obat atau apa, dia berulah lagi," ucapnya.

Pencarian petugas dan warga tidak membuahkan hasil, kerumunan dan keramaian orang diduga membuat Samson enggan menampakan diri. "Kemungkinan dia bersembunyi, tadi sudah ada perintah dari kepolisian untuk melonggarkan kerumunan, agar si Samson keluar dan bisa ditangkap," pungkasnya.

Diketahui, Samson terakhir kali membuat ulah tahun lalu. Aksinya saat itu termasuk mengancam seorang ustaz dengan golok, yang memicu kemarahan warga. Akibat perilakunya, warga sepakat untuk menolak kehadirannya di kampung tersebut.

Ketua dan Bendahara Yayasan Kampus di Bandung Korupsi Dana PIP

Kejari Kota Bandung menjebloskan MYA dan MFA ke penjara. Ketua dan bendahara yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bagasasi Bandung ditetapkan menjadi tersangka kasus korupsi dana Program Indonesia Pintar (PIP) kuliah.

Dalam keterangannya, Kajari Kota Bandung Irfan Wibowo mengatakan, MYA dan MFA punya status hubungan ayah dan anak. Keduanya diduga telah memotong bantuan dana PIP untuk mahasiswa pada tahun anggaran 2021-2022.

"Setelah serangkaian penyidikan, kami menetapkan dua orang tersangka berinisial MYA dan MFA pada dugaan tindak pidana korupsi penyimpangan pengelolaan dana PIP STIA Bagasasi Bandung," katanya, Jumat (24/1/2025).

Irfan menyatakan, modus yang keduanya lakukan yaitu memotong dana PIP yang digunakan untuk biaya hidup atau living cost mahasiswa penerima beasiswa. Pemotongan itu kemudian disamarkan dengan cara menerapkan biaya pendaftaran, biaya bangunan, biaya prospek, tabungan semester, semiloka hingga kunjungan studi.

"Atas penetapan tersangka, selanjutnya Bidang Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Kota Bandung menitipkan kedua tersangka MYA dan MFA ke Rutan Kelas 1 Kebon Waru Bandung selama 20 hari ke depan," tegasnya.

Kasi Pidsus Kejari Kota Bandung Ridha Nurul Ihsan menambahkan, pemotongan dana PIP diterapkan dengan besaran variatif. Mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 3 juta untuk seorang penerima beasiswa yang bisa mecapai Rp 11,5 juta.

"Estimasi kerugian negaranya sekitar Rp 8,5 miliar. Namun kita masih menunggu penghitungan dan untuk pastinya kita masih menunggu dari auditor yang telah kita tunjuk," ungkapnya.

Ia memastikan, Kejari masih mengembangkan penyelidikan dalam kasus ini. Sehingga, Ihsan menyebut tidak menutup kemungkinan ada tersangka baru yang ditetapkan.

"Tidak menutup kemungkinan. Karena hasil penyidikannya kita juga sedang mendalami aliran uangnya, follow the money. Ini akan menarik ke depannya, tapi tantangannya akan lebih berat," pungkasnya.

Atas perbuatannya, mereka terancam dijerat Pasal 2 ayat 1 Jo Pasal 18 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi, subsider Pasal 3 Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi.

Horor Banjir di Cirebon Rendam Ratusan Rumah Hingga Sekolah

Ratusan rumah di Desa Pangarengan, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, terendam banjir akibat luapan air pada Jumat (24/1/2025). Genangan air yang mulai datang pada dini hari itu memaksa masyarakat menunda aktivitas sehari-hari untuk menyelamatkan barang-barang berharga.

Pantauan detikJabar di lapangan menunjukkan bahwa kedalaman air bervariasi, mulai dari 30 hingga 70 sentimeter, tergantung lokasi. Banyak warga harus bekerja keras mengamankan harta benda mereka dari genangan air yang terus meluas.

Yanto (41), salah seorang warga, mengungkapkan bahwa banjir datang secara tiba-tiba ketika warga sedang tertidur lelap.

"Air datang dan naik itu pas warga lagi tidur, sekitar jam 03.00 pagi," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa dampak banjir tak hanya dirasakan di rumah-rumah warga, tetapi juga di fasilitas umum. Sekolah seperti SMPN 2 Pangenan turut terendam banjir, sehingga para siswa terpaksa tidak berangkat sekolah.

"Anak-anak nggak ada yang ke sekolah, soalnya sekolahnya juga kebanjiran," tambahnya.

Kapolsek Pangenan AKP Abdul Majid menjelaskan bahwa banjir ini disebabkan oleh luapan air sungai Singaraja dari Desa Japura Lor, Astanamukti, dan Pangarengan.

Debit air yang tinggi setelah hujan deras membuat sungai-sungai di wilayah tersebut meluap hingga merendam permukiman warga dan jalan-jalan utama.

"Kami bersama Danramil dan BPBD terus melakukan pemantauan untuk mengantisipasi kerawanan pascahujan besar ini," ujarnya

Sebagai langkah tanggap darurat, petugas gabungan dari kepolisian, TNI, dan BPBD telah diterjunkan ke lokasi. Perahu karet digunakan untuk membantu warga yang kesulitan melintasi banjir, terutama di titik-titik dengan genangan air yang cukup tinggi.

"Situasi masyarakat memang terganggu, jalan dan pemukiman terendam. Kami menerjunkan perahu karet untuk membantu evakuasi dan mobilitas warga," tambahnya.

Pria Bersimbah Darah di Semak-semak Cimahi

Seorang pria ditemukan tewas tergeletak di semak belukar di Kampung Pojok Cireundeu, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jumat (24/1/2025).

Jasad pria tanpa identitas itu ditemukan warga setempat pada pukul 05.30 WIB. Saat ditemukan, jasad pria itu dalam kondisi penuh luka di bagian kepala dan badan tanpa busana bagian atas.

"Pada pagi hari tadi, kami mendapatkan laporan adanya penemuan seorang laki-laki dalam keadaan meninggal dunia di sebuah kebun di Cireundeu, Kota Cimahi," kata Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto saat ditemui di Mapolres Cimahi, Jumat (24/1/2025).

Tri mengatakan berdasarkan olah TKP awal, ditemukan sejumlah luka di tubuh jasad tersebut. Pihaknya juga berhasil mengidentifikasi identitas yang bersangkutan.

"Berdasarkan hasil identifikasi, korban diketahui bernama Irfan Pratama Ilahi (26), warga Cimenyan. Secara kasat mata, memang ditemukan sejumlah luka di bagian kepala dan tubuh korban," kata Tri.

Di lokasi kejadian, terdapat ceceran darah yang disinyalir merupakan milik korban. Selain di semak belukar, juga terdapat di jalan setapak menuju lokasi jasad korban ditemukan.

"Kami masih menyelidiki apakah itu TKP atau hanya tempat pembuangan. Sampai saat ini, anggota masih melakukan proses penyelidikan agar kasus ini segera terungkap," ujar Tri.

Kembalinya 2 Rupang Vihara Welas Asih Cirebon

Menjelang perayaan Imlek, suasana di Vihara Welas Asih Cirebon nampak meriah. Beragam ornamen khas Tionghoa mulai menghiasi setiap sudut vihara.

Di sisi lain, pengurus Vihara Welas Asih juga merasakan kebahagiaan tersendiri menjelang perayaan Imlek. Hal ini lantaran dua rupang yang sempat hilang dicuri kini telah kembali.

Jajaran Satreskrim Polres Cirebon Kota berhasil mengungkap aksi pencurian tersebut dan mengamankan barang bukti berupa dua rupa atau patung dewa yang sempat hilang.

Diketahui, 2 rupang yang dicuri adalah Guan Ping dan Zhou Cang. Keduanya merupakan pengawal dari dewa perang, Kwan Kong. Polisi menyebut pelaku dalam kasus pencurian ini berjumlah tiga orang.

Pada Jumat (24/1/2025), jajaran Polres Cirebon Kota bersama unsur Forkopimda setempat mengembalikan dua rupang yang sempat hilang dicuri. Kedua rupang itu diserahkan langsung kepada pengurus Vihara Dewi Asih.

Prosesi serah terima kedua rupang itu pun disambut dengan ritual khusus yang dilakukan oleh para pengurus vihara. Rapalan doa terus diucapkan dan suara tabuhan beduk terus menggema saat kedua rupang itu tiba dan dikembalikan ke altar.

Dalam prosesi pengembalian kedua rupang itu, terlihat ada beberapa umat di Vihara Dewi Welas Asih yang histeris. Mereka tak kuasa menahan tangis saat kedua rupang yang sempat hilang akhirnya kembali.

Wakil Ketua Vihara Dewi Welas Asih, Yanto mengaku sangat bersyukur atas kembalinya dua rupang yang sempat hilang dicuri. Ia pun menyampaikan rasa terimakasih kepada jajaran Polres Cirebon Kota yang berhasil mengungkap kasus pencurian tersebut.

"Kita sebagai pengurus vihara mengucapkan terimakasih kepada jajaran Polres Cirebon Kota yang telah bekerja keras sampai bisa menemukan kembali (dua rupang)," kata Yanto saat ditemui di Vihara Dewi Welas Asih Cirebon, Jumat (24/1/2025).

"Kita juga berterimakasih kepada pak Pj Wali Kota dan Pak Dandim sampai mengantarkan patung itu ke kediamannya lagi," sambung dia.

Sementara itu, Kapolres Cirebon Kota AKBP Eko Iskandar mengatakan, kasus pencurian dua rupang itu berhasil diungkap pada Rabu (21/1). Eko menyebut kedua rupang itu ditemukan di daerah Pekalongan, Jawa Tengah.

"Hari ini kami melakukan penyerahan barang bukti hasil pencurian terhadap rupang atau patung dewa yang menjadi sarana untuk ibadah bagi saudara-saudara kita yang beragama Budha maupun Konghucu. Alhamdulillah kita kita bisa mengembalikan barang bukti yang dicuri setelah kita melakukan pengungkapan, penangkapan terhadap pelaku di daerah Pekalongan," kata Eko.

Eko menyebut, pelaku yang mencuri kedua rupang di Vihara Dewi Welas Asih berjumlah tiga orang dan masih satu keluarga. Ketiga pelaku itu terdiri dari dua wanita dan satu pria.

Adapun ketiga pelaku itu masing-masing adalah wanita berinisial M (83), wanita berinisial E (33), dan pria berinisial A (45). Menurut Eko, antara pelaku A dan E merupakan sepasang suami-istri.

"Pelaku tiga orang dan masih satu keluarga. Pelaku berinisial A ini suami dari pelaku berinisial E. Mereka beragama Budha," kata Eko.

Pj Wali Kota Cirebon, Agus Mulyadi mengapresiasi jajaran Polres Cirebon Kota yang telah berhasil mengungkap kasus pencurian dua rupang di Vihara Dewi Welas Asih. Agus mengatakan, kembalinya dua rupang yang sempat dicuri itu merupakan sebuah kado istimewa bagi umat di Vihara Dewi Welas Asih menjelang perayaan Imlek.

"Ini merupakan hasil kerja keras dari Pak Kapolres Cirebon Kota bersama jajaran yang dalam waktu 10 hari dengan bukti-bukti yang ada di lapangan, akhirnya bisa menemukan dan mengembalikan rupang dewa yang dicuri," kata Agus.

Halaman 2 dari 2
(sya/yum)


Hide Ads