Pertumbuhan kendaraan listrik di Jawa Barat menunjukkan lonjakan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu membuat Jawa Barat kini jadi salah satu pasar potensial untuk kendaraan listrik di Indonesia.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ai Saadiyah Dwidaningsih mengatakan, sosialisasi penggunaan kendaraan listrik dimulai sejak 2020. Bahkan di tahun 2021, hanya 6 mobil listrik dan 545 motor listrik yang lalu-lalang di jalanan.
"Saat itu baru ada enam kendaraan (mobil) listrik di Jabar. Pemerintah kemudian melakukan intervensi dengan pengadaan 30 kendaraan listrik serta menggandeng PLN dalam penyediaan infrastrukturnya," kata Ai, Jumat (24/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah infrastruktur pendukung mulai memadai, tren kendaraan listrik mulai meningkat. Tercatat di tahun 2022, jumlah mobil listrik bertambah jadi 144 dan motor listrik jadi 1.366.
Bahkan dalam dua tahun terakhir, tren kendaraan listrik terus tumbuh. Pada 2023, pengguna mobil listrik mencapai 1.430 dan motor listrik 3.985, dan di tahun 2024 lalu naik berkali-kali kali yakni mobil listrik sebanyak 5.695 dan motor listrik 23.770.
"Alhamdulillah, sosialisasi kita kepada masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik cukup berhasil," ujarnya.
Menurut Ai, semakin banyaknya kendaraan listrik yang mengaspal tidak hanya memberikan dampak ekonomi dengan total nilai penghematan Rp491.425.780, namun juga dampak lingkungan.
"Desember 2024 kami mengembangkan Simojang yang memantau penggunaan kendaraan listrik. Ada penghematan dan turunnya emisi karbon 63.389 kg CO2 atau setara menanam 5.599 pohon Angsana," jelasnya.
"Kita juga sudah bekerja sama dengan pusat, memfasilitasi bengkel konversi supaya tersertifikasi. Juga sekolah, kita beri bantuan toolkit," tandasnya.
(bba/sud)