Hujan deras semalam menyebabkan ratusan rumah di Kota Cirebon kebanjiran, salah satu yang paling parah di Kampung Mandalangan, Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.
Pantauan detikJabar di lokasi, meski banjir sudah surut, namun masih menggenangi banyak rumah. Beberapa warga juga tampak bergotong-royong membersihkan sampah dan air yang masuk ke dalam rumah. Tak hanya rumah, banjir juga menggenangi area taman kanak-kanak RA Al-hidayah, tampak semua ruang kelas penuh dengan lumpur sisa banjir, di halaman bahkan air masih mengenang.
Menurut Kepala Sekolah RA Al Hidayat, Munjidah (48) paling parah banjir ada di RW 2 Mandalangan, semalam bahkan ketinggian air sampai pusar orang dewasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khusus di bagian sekolah sendiri, hampir semua ruangan tergenang banjir, dampaknya ketika surut banyak ruang kelas penuh yang kotor penuh dengan lumpur dan juga sampah. Bahkan, buku-buku yang menjadi koleksi sekolah juga semuanya basah.
Bersama dengan warga sekitar, Munjidah membersihkan area sekolah yang penuh dengan lumpur. Menurut Munjidah, salah satu kebutuhan yang sangat diperlukan adalah air bersih yang digunakan untuk membersihkan bagian sekolah yang terkena banjir.
"Air yang paling dibutuhkan, soalnya di sini kerendem semua, airnya kotor, apalagi ini lumpurnya tebel, semoga ada bantuan air lah dari damkar atau BPBD," tutur Munjidah, Sabtu (18/1/2025).
Banjir Terparah
Meski sudah surut, air juga masih mengenangi rumah warga, salah satunya di rumah Hadi (61), terlihat air masih menggenangi bagian dalam rumah, dengan alat seadanya, Hadi masih mencoba untuk terus mengeluarkan air dari dalam rumahnya. Menurut Hadi, air sendiri mulai memasuki rumahnya sekitar pukul 21.30 WIB. Puncaknya sekitar pukul 01.00 WIB, di mana volume air sudah mencapai pusat orang dewasa.
"Emang belum surut semua, makanya tadi dari kepolisian antisipasi barangkali ada banjir kiriman, soalnya baru surut tadi pagi, " tutur Hadi.
Hadi memaparkan, banjir di tahun ini, merupakan banjir yang paling parah dari pada tahun-tahun sebelumnya. "Di sini emang sering kena banjir, terakhir itu 2022, cuman nggak separah ini. Hampir semua wilayah Kampung Mandalangan itu kena dampak, ada sekitar 7 RT yang kena dampak, katanya sih ini kiriman dari sungai Kriyan yang meluap." tutur Hadi.
Selain rumah yang penuh dengan air dan lumpur, banjir juga mengakibatkan barang elektronik di rumah Hadi rusak, salah satunya kulkas yang jatuh terbawa arus banjir di rumahnya. "Ini kulkas nih rusak, rubuh terkena banjir, sama kasur juga basah semua," tutur Hadi.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Cirebon, Andi Wibowo mengatakan banjir di tahun 2025 merupakan banjir paling parah dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Setidaknya, ada 4 Kecamatan dan 9 kelurahan di Kota Cirebon yang terdampak seperti di Kecamatan Harjamukti yakni, kelurahan Harjamukti, Larangan. Kecamatan Kesambi, yakni kelurahan Drajat, Kesambi, Sunyaragi,
Kecamatan Lemahwungkuk, yakni di kelurahan Pengambiran, Kasepuhan. Dan di kecamatan Pekalipan yakni di kelurahan Jagasatru dan juga Pulasaren.
Untuk ketinggian airnya sendiri mencapai 1,5 meter. Menurut penyebabnya adalah intensitas curah hujan yang tinggi yang menyebabkan meluapnya air sungai di Cirebon.
"Semalam ketinggian air mencapai dada orang dewasa 1,5 meter, penyebabnya karena intensitas hujan yang deras dengan durasi yang lama, di tambah dengan adanya air kiriman dari Kuningan yang menyebabkan sungai di Cirebon meluap," tutur Andi.
Hingga sekarang, bersama BPBD dan Damkar masih terus melakukan upaya untuk membantu warga yang terkena dampak banjir di Kota Cirebon. "Sampai sekarang kami dari BPBD dan Damkar masih terus keliling kepada warga yang terkena dampak, meski di beberapa wilayah sudah ada yang mulai surut," pungkas Andi.
(sud/sud)