Senjakala PGC, dari Pasar Pagi hingga Pusat Grosir yang Sepi

Kota Cirebon

Senjakala PGC, dari Pasar Pagi hingga Pusat Grosir yang Sepi

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Sabtu, 18 Jan 2025 10:00 WIB
Suasana PGC
Suasana PGC. Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar
Cirebon -

Pusat Grosir Cirebon (PGC) merupakan salah satu pusat perbelanjaan legendaris dan populer di wilayah pesisir Jawa Barat (Jabar). PGC berada di Jalan Siliwangi Kota Cirebon. Dulu memang ramai, kini mulai ditinggalkan.

Sebelum jadi pusat grosir, dulu PGC merupakan area pasar tradisional yang dikenal dengan Pasar Pagi atau Pasar Isoek. "Iya dulu namanya Pasar Isoek, kemudian diganti jadi Pasar Pagi," tutur pegiat sejarah Cirebon dari komunitas Cirebon History, Putra Lingga Pamungkas, belum lama ini.

Lingga memaparkan, Pasar Isoek merupakan salah satu pasar tradisional yang cukup legendaris di Cirebon, yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Kala itu, banyak penduduk menjual hasil bumi di sekitar bantaran Sungai Sukalila.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat itu PGC belum lahir, adanya Pasar Pagi. Era kolonial juga, masuknya kategori pasar lawas sezaman sama Pasar Kanoman dan Pasar Kasepuhan sekitar tahun 1920-1930," tutur Lingga.

Baru, setelah Indonesia merdeka, sekitar tahun 1960-an, area Pasar Pagi mulai dibangun gedung bertingkat. Mengutip jurnal berjudul Daya Tarik Pusat Perdagangan di Sepanjang Jalan Siliwangi Kota Cirebon yang ditulis R Lahurensha, setelah Pasar Pagi dibangun, daerah sekitarnya kemudian ramai aktivitas jual-beli.

ADVERTISEMENT
Suasana PGCSuasana PGC Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

Saat itu, dari awalnya hanya ada puluhan pedagang di tahun 1960-an, kemudian 2005 setidaknya ada sekitar 1.789 pedagang yang tersebar di Pasar Pagi dan daerah sekitarnya. Lokasinya yang strategis dekat dengan pusat kota, membuat Pasar Pagi memiliki daya tariknya tersendiri. Pada tahun 2005 juga, Pusat Grosir Cirebon atau PGC berdiri di lantai 2 dan 3 Pasar Pagi.

Sebelum menjadi pusat grosir, lantai atas Pasar Pagi juga sempat digunakan untuk tempat pemutaran film bioskop yang dikenal dengan nama Mandala Theater. Dalam arsip video Cirebon History, memperlihatkan tentang suasana PGC saat masih menjadi gedung bioskop Mandala Theater.

Terlihat, suasana bagian depan Mandala Theater yang ramai lancar, orang-orang berlalu lalang, beberapa angkot berwarna biru tampak mangkal di bagian depan Mandala Theater, beberapa tukang becak dan pengendara sepeda juga terlihat hilir mudik di sekitar Mandala Theater.

Masih di bagian depan, terlihat beberapa pohon masih ditanam dengan rapi, bahkan di bagian tengahnya terdapat rerumputan berwarna hijau dan juga lampu jalan. Saat itu, gedung Mandala Theater memiliki warna dominan putih dengan warna biru di bagian depan, serta atap bangunan yang berwarna merah. Khusus di tembok berwarna biru, terlihat beberapa poster film luar negeri, salah satunya Goodzilla Vs Mechagodzilla II.

Di seberang jalan Mandala Theater, terlihat juga deretan ruko pertokoan yang menjual berbagai macam kebutuhan. Video arsip berdurasi selama 25 detik tersebut, direkam dari dalam mobil pada tanggal 18 Juli 1993, seperti yang tertera di bagian bawah video.

Menurut Lingga, daerah sekitar PGC memang sejak dulu merupakan daerah yang selalu ramai, karena menjadi tempat favorit orang Cirebon untuk berbelanja dan mencari hiburan. Apalagi PGC berbatasan langsung dengan salah satu jalan legendaris di Cirebon, yang sejak dulu dikenal sebagai pusat perdagangan, yakni Jalan Karanggetas.

Memasuki awal tahun 2000-an, tatkala DVD dan VCD mulai banyak diproduksi, ditambah dengan hadirnya bioskop yang lebih modern. Membuat Mandala Theater gulung tikar dan berganti menjadi Pusat Grosir Cirebon atau PGC.

Selama puluhan tahun berdiri, sekarang, baik Pasar Pagi ataupun PGC sama-sama sedang menghadapi masalah sepinya pengunjung yang datang. Apalagi di tahun 2025, banyak pedagang di PGC yang mulai habis kontrak, tak hanya itu, 3 tahun lagi, yakni di tahun 2028, kontrak antara PGC dengan Perumda Pasar Berintan Kota Cirebon juga akan habis.

"Emang di tahun-tahun 2025 banyak tenan-tenan yang kontraknya habis, rata-rata yang habis kontraknya itu 20 tahun, pengennya sih pedagang pada lanjut, cuman dari kita kan standarnya, standar bisnis yah. Kalau PGC sama itu kan perjanjiannya kan maksimal 25 tahun, sampai tahun 2028,"tuturLegal dan HRD dari PGC Yoga.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads