Harapan untuk Prabowo dan Dedi Mulyadi dari Sekolah Tani

Regenerasi Petani di Priangan Timur

Harapan untuk Prabowo dan Dedi Mulyadi dari Sekolah Tani

Faizal Amiruddin - detikJabar
Minggu, 12 Jan 2025 06:00 WIB
Anak-anak muda bertani di Kota Tasikmalaya
Anak-anak muda bertani di Kota Tasikmalaya (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Proses regenerasi petani yang dianggap lesu dapat terpotret dari kondisi minimnya pelajar yang menimba ilmu di SMK Pertanian.

Tak seperti jurusan otomotif, teknik informatika dan lainnya yang selalu ramai peminat, pelajar SMK yang mengambil jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) relatif minim.

Di SMKN Pembangunan Pertanian Tasikmalaya misalnya, jumlah total siswa jurusan ATPH dari kelas X sampai XII, hanya sekitar 100 orang. Padahal ini adalah SMK pertanian negeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan di SMK Islam Darul Hikmah Kecamatan Cikatomas Tasikmalaya, satu angkatan jurusan ATPH hanya ada 6 orang.

"Saya di kelas XI, satu angkatan hanya ada 6 orang. Tapi kalau adik kelas saya lebih banyak, ada 18 orang," kata Rendi Adrian siswa SMK Islam Darul Hikmah Kecamatan Cikatomas.

ADVERTISEMENT

Kepala SMKN Pembangunan Pertanian Tasikmalaya, Mamat Rahmat mengakui bahwa minat pelajar untuk masuk jurusan ATPH relatif minim.

Namun demikian dalam beberapa tahun terakhir dia menangkap ada tren kenaikan minat pelajar masuk ke jurusan pertanian.

"Memang jurusan ATPH minim peminat, eksisting siswa jurusan ATPH di sekolah kami sekitar 100 siswa lebih. Tahun lalu kami melepas 20 lulusan. Tapi tahun ini ada kenaikan, kami akan melepas 60 siswa," kata Mamat, Rabu (8/1/2025).

Berkaitan dengan isu regenerasi petani, Mamat mengatakan motivasi siswa masuk jurusan ATPH tak melulu menjadi petani produksi. Ada motivasi-motivasi lain yang mendasarinya. Termasuk motivasi menjadi pegawai pemerintah di sektor pertanian, menjadi pekerja migran bidang pertanian hingga memperkuat pengetahuan dasar untuk masuk universitas fakultas pertanian.

"Ya memang tak semua berorientasi jadi entrepreneur pertanian atau menjadi petani produksi. Keinginan jadi pegawai masih tinggi, termasuk sekarang kan ada kesempatan jadi bintara TNI dan Polri yang khusus bidang pertanian, ini juga jadi peluang yang mereka incar," kata Mamat.

Anak-anak muda bertani di Kota TasikmalayaAnak-anak muda bertani di Kota Tasikmalaya Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar

Meski tak semua jadi petani produksi, tapi Mamat berharap anak didiknya bisa menjadi bagian dari kemajuan bidang pertanian di Indonesia.

"Ada anak didik yang setelah lulus jadi pekerja migran di negara maju, tak masalah. Yang penting pulang dari Jepang mereka pulang membawa ilmu dan modal, untuk menerapkannya di kampung halamannya masing-masing," kata Mamat.

Di sekolah negeri yang beralamat di Kelurahan Mulyasari Kecamatan Tamansari, para pelajar jurusan ATPH ini dibekali ilmu pertanian. Mereka juga memiliki lahan sekitar 1,9 hektar untuk tempat praktek. Entah itu praktek menanam cabe, labu, jagung dan tanaman lainnya.

"Fasilitas memang lengkap, tapi banyak sarana prasarana yang perlu perbaikan, soalnya ini bangunan lama. Termasuk kami juga sedang butuh sumber air untuk lahan pertanian, butuh sumur pantek," kata Mamat.

Mamat juga menaruh harapan akan meningkatnya perhatian pemerintah terhadap SMK pertanian.

"Kita punya Presiden dan Gubernur yang sangat peduli terhadap bidang pertanian, semoga dukungan terhadap kami bisa semakin meningkat," kata Mamat.

Muhammad Razka, siswa kelas XII SMKN Pembangunan Pertanian Tasikmalaya mengaku masuk jurusan ATPH adalah keinginannya sendiri.

Jauh-jauh dari Kecamatan Parungponteng, Razka bertekad menimba ilmu pertanian sambil mondok di sebuah pesantren dekat sekolahnya.

"Kalau saya cenderung ke peternakan, karena menurut saya minim risiko. Kalau tanaman pangan atau hortikultura di bayangan saya besar sekali risikonya," kata Razka.

Usai lulus, Razka mengaku ingin kuliah dulu di IPB. Sehingga bekal ilmunya cukup. "Maunya sih kuliah lagi, mudah-mudahan bisa masuk IPB. Tapi di kampung juga sudah mulai jalan beternak kambing kecil-kecilan," kata Razka.

(yum/yum)


Hide Ads