Throwback: 'Rasul' Beristri 3 di Bandung, Ngaku Bisa Prediksi Kiamat

Throwback: 'Rasul' Beristri 3 di Bandung, Ngaku Bisa Prediksi Kiamat

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 10 Jan 2025 19:45 WIB
Ilustrasi aliran sesat.
Ilustrasi aliran sesat. (Foto: Naya Aulia Fadhila/detikJabar)
Bandung -

Warga Kota Bandung pernah digemparkan dengan kisah seorang pria yang mengaku-ngaku sebagai rasul pada 2014. Pria tersebut diketahui bernama Cecep Solihin yang memiliki sekte aneh dengan meramal kiamat sudah dekat.

Terungkapnya aliran sesat yang diketuai Cecep bermula dari penggerebekan yang dilakukan polisi di sebuah rumah di kawasan Cinta Asih RT 01 RW 11 Kelurahan Samoja, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung pada Rabu 2 April 2014.

Dari dalam rumah bercat hijau itu, terdapat sekitar 40 orang yang sedang berkumpul. Polisi kemudian mengamankan 8 orang, yang salah satunya adalah Cecep Solihin. Mereka diamankan karena dianggap menyebarkan aliran sesat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam penggerebekan itu, diamankan sejumlah barang bukti seperti berkas-berkas, buku tafsir hingga kitab, termasuk secarik kertas yang bertuliskan pengakuan Cecep sebagai Rasul. Bahkan terdapat surat keterangan Abu Bakar Baasyir yang menentang pemerintahan RI.

"Tulisannya, Ana Rosulum Minkum (saya rasul kalian). Itu ditandatangani juga olehnya (Cecep)," ujar Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar yang ikut dalam penggerebekan polisi saat itu.

ADVERTISEMENT

Apa yang dilakukan Cecep dan pengikutnya itu disebut Rafani termasuk salah satu kriteria aliran sesat. "Bisa dikatakan dicuci otak. Selain dalam bertutur katanya ngelantur, saat diajak pulang oleh orang tuanya anak-anak di situ tidak mau, bahkan menangis," sambungnya.

Punya Tiga Istri

Cecep diketahui memiliki banyak pengikut yang mayoritas adalah perempuan dengan mengenakan pakaian hitam dan bercadar. Mereka juga membawa anak-anaknya. Bahkan, Cecep juga memiliki tiga istri yakni Nurlaela yang merupakan istri pertama serta Nurbayanti dan Winda.

Ketiga istri Cecep itu jadi saksi kunci bagaimana 'Rasul' palsu itu mengajarkan aliran sesat kepada pengikutnya. Mereka diperiksa intensif untuk mengetahui motif Cecep melakoni sekte menyimpang tersebut.

Dari hasil pemeriksaan, Cecep mengaku tidak meyakini keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Dia (Cecep) tidak mengakui NKRI," kata Kapolrestabes Bandung saat itu, Kombes Pol Mashudi, Kamis 3 April 2014.

Sementara menurut penelusuran asal-usul Cecep yang dilakukan MUI, didapati jika para istri Cecep mengaku suami mereka tidak mengajarkan aliran sesat. Sebaliknya, Cecep disebut menjalankan syariat Islam dan membantah jika Cecep adalah Rasul.

Prediksi kiamat ala Cecep. Simak di halaman selanjutnya.

Yang mencengangkan ketika itu adalah keyakinan Cecep yang memprediksi kiamat akan terjadi pada 5 Mei 2014. Hal itu terungkap setelah MUI mengecek seluruh dokumen, buku tafsir hingga kitab yang diamankan dari rumah Cecep.

"Dia punya keyakinan kuat kalau hari kiamat terjadi tangal 5, bulan 5 tahun 2014," ucap Rafani Achyar saat dihubungi.

Rafani menerangkan, Cecep memiliki keyakinan kiamat akan terjadi dalam hitungan bulan karena melihat berbagai fenomena alam yang terjadi. "Saya tanya lagi indikasinya apa, dia bilang banyak bencana, gempa dan banjir. Ya klimaksnya tanggal 5 bulan 5 tahun 2014," ujarnya.

Usai menjalani serangkaian pemeriksaan terkait aliran sesat, Cecep mengakui jika apa yang dia lakukan salah dan menyimpang. Di hadapan banyak orang di Aula Polrestabes Bandung, Cecep mengaku khilaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.

"Saya menyatakan saya rasul itu pemahaman yang salah. Intinya saya bikin pernyataan sebuah kekhilafan pemahaman saya soal kerasulan," kata Cecep.

Cecep menyatakan, sudah tiga tahun menjalani kegiatan yang ternyata sesat tersebut. Padahal selama ini, dia menyebut menjalankan ibadah sama seperti umat Islam lainnya. Cecep kemudian dibebaskan namun dengan syarat taubat dan membaca kalimat syahadat.

Bersama sekitar 20 pengikutnya, Cecep kemudian mengucapkan syahadat dan membaca kembali surat perjanjian untuk tidak mengulangi perbuatannya. Setelah bertaubat, Cecep bebas dan kembali ke kehidupan normal.

"Cecep sudah mengakui dia sesat karena pemahaman rasul yang tidak sesuai. Tapi dia sudah bertobat dan mulai detik ini akan kembali sebagai manusia biasa dan memahami bahwa Nabi Muhammad itu rasul Allah," kata Sekretaris III MUI Kota Bandung saat itu, Budi Saefudin.

Sementara itu, secara umum, menurut data yang dicatat Majelis Ulama Indonesia (MUI), jumlah aliran sesat di Jabar mencapai 22, seperti Ahmadiyah, Al Qiyadah Al Islamiyah, Agama Salamullah/lia Eden, Aliran Surga Eden, Islam Jamaah, Milah Ibrahim, Hidup Dibalik Hidup (HDH), Kutub Robani, Al Qur'an Suci, Amanat Keagungan Ilahi (AKI).

Selanjutnya ada Islam Hanif, Tarekat Qodariyah Naqsabandiyah, Ajaran Khawarik Tasawuf, Ajaran Pajajaran Siliwangi Panjalu, Thoriqoh Attijaniyah, Pengajian Cecep Solihin, Aliran Sapta Darma, Agama Sunda Wiwitan, Gerakan Fajar Nusantara, Abdul Mujib, Islam Bajat dan Baity Jannaty.

Dari jumlah itu, 10 di antaranya telah dinyatakan sesat melalui fatwa MUI dan lainnya. Meski dalam catatan hanya berjumlah 22, namun kenyataannya aliran sesat di Jawa Barat mencapai ratusan jumlahnya.

"144 (totalnya), cuma itu ada yang baru ditemukan kemudian menghilang," kata Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar, Jumat (10/1/2025).

Rafani menjelaskan, Jawa Barat seolah menjadi ladang subur bagi kemunculan aliran-aliran menyimpang. Menurut dia, fenomena munculnya aliran sesat tak hanya bersifat temporer, tetapi juga memiliki pola unik.

"Di Jawa Barat ini kan seperti tanah subur ya, untuk terjadinya aliran sesat atau menyimpang. Jadi kadang-kadang sekarang muncul kemudian diatasi hilang, tapi tidak lama lagi nanti muncul di tempat lain," ungkapnya.

"Kadang seperti metamorfosis, muncul hari ini dengan bentuknya begini, nanti muncul lagi tempat lain namanya berbeda tapi pahamnya masih mirip-mirip, karakteristiknya seperti itu aliran sesat di Jawa Barat," tegasnya.

Dalam asumsinya, Rafani menyebut ada skenario tertentu di balik kemunculan aliran-aliran tersebut. Dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, dia menduga Jawa Barat menjadi medan perebutan ideologi oleh kelompok tertentu.

"Kami juga bertanya-tanya, seperti ada tangan tak terlihat yang mendesain secara halus memunculkan aliran-aliran ini. Mungkin karena jumlah penduduknya besar, umat Islam mayoritas, dan semua agama serta aliran ada. Jadi, daerah ini dianggap strategis," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(bba/orb)


Hide Ads