Cara Bening Saguling Atasi Masalah Sampah di Sungai Citarum

Cara Bening Saguling Atasi Masalah Sampah di Sungai Citarum

Wisma Putra - detikJabar
Senin, 14 Jul 2025 07:30 WIB
Titik Nol Kilometer Sungai Citarum
Titik Nol Kilometer Sungai Citarum (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung - Jernih, itulah kondisi air yang ada di Hulu Sungai Citarum, tepatnya di kawasan Cisanti, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Sebelum pencemaran yang terjadi di hilir sungai, kondisi aliran Sungai Citarum bening dan bersih seperti di hulu sungai. Kondisi tersebut terjadi akibat pencemaran sungai yang diakibatkan limbah industri dan sampah yang dibuang ke aliran sungai terbesar di Jawa Barat ini.

Beragam cara dilakukan pemerintah dalam menangani pencemaran sungai yang bermuara di wilayah Karawang ini, salah satunya dengan Program Citarum Harum. Tak hanya pemerintah, berbagai pihak bahu membahu melakukan penanganan pencemaran Sungai Citarum ini, salah satunya kolaborasi Yayasan Bening Saguling yang ada di wilayah Bandung Barat, bersama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Persero.

Direktur Eksekutif Bening Saguling Foundation Muhammad Dzikri Fauzan mengatakan, pihaknya sudah konsen dalam penanganan sampah di bantaran Sungai Citarum. Bening juga memiliki program mengambil sampah organik di beberapa wilayah di Bandung Raya untuk dijadikan pakan maggot dan nanti manggotnya digunakan sebagai pakan ayam petelur.

"Jadi dulu tuh BRI Peduli support kami dalam bentuk fisik support pembuatan kandang ayam petelur, terus juga mobil untuk mengangkut sampah organik," kata Dzikri kepada detikJabar, Minggu (13/7/2025)

"Terus BRI akhirnya support kami dengan mobil pickup, juga workshop-workshopnya dibuat oleh BRI sampai ke kandang ayam, sampai ayamnya itu juga di support sama mereka. Kandang ayam ukuranya 8x25 meter, juga ayamnya itu 1.500 ekor dan sampai sekarang masih berjalan," tambah Dzikri.

Dzikri mengungkapkan, di Bening Saguling itu ada 3 program besar dalam penanganan Sungai Citarum dari mulai program pencegahan, pelestarian dan edukasi.

"Nah BRI dengan Bening Saguling ini masuk di program pencegahan, jadi bagaimana sampah itu mencegah membuang sampah masuk ke sungai, jadi kita ambil ke hulunya. Terus juga mengurangi sampah yang masuk ke TPA dan ke Sungai Citarum," ungkapnya.

Sementara itu, untuk titik pengambilan sampah organik yang ada di wilayah Bandung Raya ada di 24 titik, di antaranya 17 titik itu di kawasan perumahan, lalu kawasan horeka dan industri. Sampah organik yang diambil nantinya diolah dan dijadikan pakan maggot.

"Jadi di Bening Saguling itu udah ada konsepnya namanya ekonomi sirkular, dampak positifnya, yang pertama sih mengurangi sampah yang masuk ke sungai. Terus juga keduanya mengurangi juga sampah masuk ke TPA selain ke Citarum. Terus juga si Sungai Citarum ini bisa dibilang bisa lebih bersih. Pengolahan sampahnya juga jadi lebih mudah dibanding ketika sampah sudah masuk ke sungai Citarum, selain itu sampah yang masuk ke Sungai Citarum itu ketika diambil, diolah lagi itu cukup mahal juga harga pengolahannya," jelasnya.

Menurut Dzikri, kerjasama dengan BRI membantu Bening Saguling, membantu masyarakat sekitar juga dapat memberdayakan masyarakat dalam hal pengambilan sampahnya. Pihaknya juga dapat menyerap tenaga kerja, di mana pihaknya menghire masyarakat-masyarakat yang awalnya belum memiliki pekerjaan direkrut Bening Saguling.

"Dari program tadi, kita juga ada banyak lagi program lanjutannya, dari hasil telur sendiri itu kita jual dengan harga yang lebih murah ke masyarakat. Biasanya di pasaran mungkin di harga Rp27.000-Rp28.000 kita biasa bisa jual ke masyarakat dengan harga yang lebih murah karena tadi kan kita punya sumber pakan. yang gratis dari sampah. Terus yang kedua juga kita ada program namanya berbagi sarapan gratis. Jadi setiap bulan kami sisihkan beberapa kilogram telur untuk dialokasikan untuk program itu," tuturnya.

Kolaborasi dengan BRI sudah dilakukan sejak 2023 lalu, menurut Dzikri saat ini pihaknya masih dipantau pihak BRI. Disinggung jika mendapatkan bantuan BRI Peduli lagi, Dzikri menyebut banyak program yang sudah disiapkannya.

"Bantuan itu membantu sekali. Membantu Bening Saguling, membantu masyarakat sekitar juga. Kedepan kita ingin pengembangan sosial di pendidikan atau buat program pemberdayaan anak-anak dan edukasi masyarakat yang tinggal di bantuan Sungai Citarum," ucapnya.

Kurangi Timbulan Sampah di Bandung Raya

Bantuan BRI Peduli untuk Yayasan Bening SagulingBantuan BRI Peduli untuk Yayasan Bening Saguling Foto: Dok Yayasan Bening Saguling

Penanganan sampah yang dilakukan Yayasan Bening Saguling diharapkan dapat mengurangi timbulan sampah di wilayah Bandung Raya. Seperti dketahui, timbulan sampah di Bandung Raya, khususnya Kota Bandung, mencapai lebih dari 1.600 ton per hari, dan angka ini terus meningkat, sementara itu TPA Sarimukti saat ini statusnya sudah overload.

Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan, kepedulian BRI terhadap masalah sampah dilakukan seiring dengan peningkatan persoalan sampah. Hal ini akibat peningkatan aktivitas masyarakat kota yang tidak diimbangi dengan jumlah tempat pembuangan sampah yang memadai.

"Dalam pelaksanaannya kami berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan upaya bersama membantu mengatasi masalah sampah dan lingkungan. Yayasan Bening Saguling memiliki track record yang bagus, dan sudah menunjukkan kiprahnya sebagai penggerak lingkungan yang perlu dan terus kita dukung," kata Agustya.

Agustya berharap, kolaborasi dengan Yayasan Bening Saguling terus terjalin dengan baik dan memberikan dampak pada penanganan sampah di Sungai Citarum. "Semoga kolaborasi ini dapat terus ditingkatkan dan apa yang sudah kita lakukan menjadi kisah inspiratif bagi masyarakat di daerah lain dalam hal ini edukasi dan pengelolaan sampah," pungkasnya. (wip/yum)



Hide Ads