Sambel Goreng Jadi 'Hidangan Mewah' di Warung Nasi Imbas Harga Cabai

Sambel Goreng Jadi 'Hidangan Mewah' di Warung Nasi Imbas Harga Cabai

Wisma Putra - detikJabar
Senin, 06 Jan 2025 16:00 WIB
Cucu, penjual makanan Sunda di Muararajeun, Kota Bandung
Cucu, penjual makanan Sunda di Muararajeun, Kota Bandung (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Aroma sambal goreng tercium wangi saat melintas di Jalan Muararajeun, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Aroma masakan itu berasal dari salah satu warung nasi khas Sunda yang ada di jalan itu.

Saat detikJabar mendekati warung makan itu, tampak seorang wanita yang usianya tak muda lagi sedang sibuk menyiapkan masakan untuk dijual di warung nasinya.

Kepada wanita bernama Cucu itu mengatakan, jika saat ini harga cabai sedang naik dan sambal goreng yang ada di warungnya menjadi barang mewah saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang harga cabai rawit domba merah ini Rp140 ribu, cabai rawit hijau Rp90 ribu, pusing buat pedagang, apalagi saya menjual ayam penyet dan ayam bakar yang di mana sambal ini jadi barang wajib untuk menu tersebut," kata Cucu (57) kepada detikJabar, Senin (6/1/2025).

Cucu menyebut, saking mahalnya harga cabai dia harus mengurangi jumlah pembelian cabai rawit.

ADVERTISEMENT

"Mahal banget, naik terus, saya tiap hari menggunakan seperempat. Sekarang diperkecil, atau dicampur dengan cabai kriting," sebutnya.

Cucu menyebut, dia tidak bisa menghilangkan sambal di warungnya, jika dihilangkan otomatis akan kehilangan pembeli, karena pembeli yang makan di warungnya sebut saja dengan menu ikan goreng, otomatis harus ada sambal.

"Tanpa sambal makannya kurang enak dan kurang masuk, apalagi kaya ikan dan ayam, wajib harus ada sambal," ujarnya.

Lalu gimana caranya agar Cucu tak mengalami kerugian? Cucu sebut, dia menaikkan sedikit harga dari lauk yang dijual.

"Bisanya include, sudah termasuk di menu nasi rames, paling saya akalin bisanya ikan saya kasih Rp7 ribu, jadi Rp8 ribu, kalau gak gitu gak enak soalnya biasanya sambal saya kasih," tuturnya.

Sebagai pedagang Cucu mengaku mengeluh, menurutnya keuntungan dari bisnis warung makan kecil yang dibuatnya tidak seberapa, ditambah harga cabai naik.

"Saya rasakan harga cabai dari murah sampai mahal, malah sebelumnya saya beli setengah kilo, sekarang jadi seperempat," tuturnya.

Cucu berharap kepada pemerintah untuk segera turun tangan untuk mengatasi permasalahan kenaikan cabai ini. "Ya semoga diperhatikan sama pemerintah, apalagi kan sekarang kita bakal punya wali kota baru," harapnya.

Keluhan serupa juga dikaitkan Eman (60), yang merupakan penjual gorengan di jalan itu. Eman yang menggunakan cabai rawit hijau untuk gorengannya mengatakan jika harga cabai rawit hijau di Pasar Cihaur Geulis Rp80 ribu per kilogramnya.

"Sekarang harganya Rp80 ribu per kilogramnya, saya belinya seperempat kilo saja, sedikit," kata Eman.

Menurut Eman, cabai rawit untuk gorengannya tidak dijual melainkan gratis, menurutnya cabai rawit wajib ada untuk gorengan yang dijualnya.

"Ya jelas, kalau cabai mah gratis, gak dibayar di goreangan mah. Gorengan ciri khasnya harus ada cabai. Kalau gak ada cabai ya kaya kurang aja," ujarnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads