Cerita Tubagus (45) warga Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang, saat terdampak banjir rob di pesisir utara laut Jawa, aktivis ekonomi lumpuh bertahan hidup andalkan bantuan.
"Ini (fenomena banjir rob) sejak hari Jumat (13/12), di sini ada sekitar 147 rumah, dan 200 hektare tambak ikan terendam," kata Tubagus saat dikonfirmasi usai melihat tambak ikannya yang terendam banjir rob.
Tubagus yang juga merupakan ketua RW setempat menceritakan, sejak banjir rob melanda aktivitas ekonomi warga lumpuh, sebab hanya bergantung hidup di tambak ikan, melaut dan beraktivitas di tempat pelelangan ikan (TPI).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak banjir memang gak bisa usaha, warga sini kan cuma melaut, kadang usaha di TPI sama di tambak, ini sekarang semuanya terendam jadi sementara tak bisa usaha," kata dia.
Tak hanya itu, para petambak ikan juga harus bersiap dengan kerugian yang tengah ditanggung akibat tambaknya direndam air laut Jawa, "Kalau mata pencaharian sudah pasti gak ada, kita juga harus siap rugi karena tambak kita terendam ikannya kan ilut hilang," imbuhnya.
Tubagus sendiri mengaku telah kehilangan belasan juta rupiah dari tambak ikan yang dikelolanya, kendati demikian ia tak bisa berbuat apapun sebab banjir rob adalah fenomena alam yang pasti terjadi di wilayahnya.
"Kalau modal sudah pasti gak balik, kita keluar uang sekitar Rp14 juta, karena saya ada juga kelola tambak sekitar 3 hektare. Tapi kita mau apa lagi banjir rob ini ya pasti terjadi di wilayah pesisir laut," ungkap Taubagus.
Sejak Jumat, ia dan kekuarganya lun tak bisa tidur di rumah karena rumahnya kebanjiran,, bahkan beberapa kendaraan juga tak dapat digunakan karena akses jalan terendam banjir rob.
"Rumah saya terendam ada sekitar 30 centimeter, tetap tak bisa tinggal sepeda motor juga gak jalan karena akses jalan juga gak ada sudah terendam. Sudah beberapa hari ini, asal pagi air naik, agak siang mulai surut," paparnya.
Saat ini, Tubagus dan keluarganya hanya bertahan hidup mengandalkan bantuan sementara dari pemerintah daerah setempat, "Untuk makan sementara kita cuma mengandalkan bantuan, karena ada dari Pemda, kalau untuk usaha sementara ini memang gak bisa," ujar dia.
Terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang Ferry Muharram mencatat, setidaknya delapan desa, di tujuh kecamatan di Karawang terdampak banjir rob.
"Update data hari ini, sebanyak 8 desa di 7 kecamatan terendam, semuanya terendam banjir rob sejak Jumat 13 Desember kemarin," kata Ferry saat dihubungi detikJabar, Selasa (17/12/2024).
Ia menjelaskan sebanyak 8.469 jiwa dan 2.719 rumah terdampak, ketinggian air mencapai 20 hingga 70 centimeter, mulai dari Kecamatan Pakisjaya, hingga Tempuran.
"Banjir rob merendam merendam kecamatan Pakisjaya, Cilebar, Cilamaya Kulon, Cilamaya Wetan, Tempuran, Tirtajaya, dan Cibuaya. Ketinggian air mulai dari 20 hingga 70 centimeter," kata dia.
Selain dari pemukiman, banjir rob juga merendam fasilitas umum, sekolah hingga ribuan hektare tambak ikan masyarakat.
"Ada fasilitas 2 sekolah, dan 3 musala juga ikut terendam, bahkan berdasarkan data hasil asessment ada 1.000 hektar tambak ikan yang juga terdampak," imbuhnya.
Sementara ini, pihaknya hanya melakukan asessment dan evakuasi warga terdampak, sembari melakukan sosialisasi tentang cuaca ekstrim yang tengah melanda pesisir utara laut Jawa.
"Kita evakuasi warga selamatkan nyawa terlebih dahulu, kami juga melakukan sosialisasi, karena menurut BMKG banjir rob yang diakibatkan badai siklon tropis ini akan terjadi sampai 20 Desember," pungkasnya.
(sud/sud)