Program bantuan biaya pendidikan tinggi, Jabar Future Leaders Scholarship (JFLS) ditengarai ada kecurangan. Akibatnya, jalur afirmasi JFLS 2025 resmi ditiadakan. Hal itu dikatakan oleh Penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin, yang sebelumnya telah mengutus inspektorat menyelidiki proses pemilihan peserta yang lolos pada jalur tersebut.
Permasalahan ini tak luput dari sorotan Anggota Komisi 5 DPRD Jabar, Zaini Shofari. Ia mengaku telah melakukan rapat soal JFLS pada pekan lalu, dan menyayangkan fakta bahwa setiap tahun dana bantuan pendidikan itu terus berkurang. "JFLS itu sejak tahun 2019 awalnya dana Rp51 miliar, tapi turun terus dan 2025 tinggal kuota 400 peserta JFLS yang bakal menerima bantuan," ucap Zaini.
Seperti diketahui, Pemprov Jabar mulanya menyinggung ada ketidaktransparanan pada program gagasan dari Gubernur Jabar periode sebelumnya, Ridwan Kamil. Program yang sudah berjalan selama tiga tahun lebih ini diperuntukkan kepada masyarakat yang tengah menempuh pendidikan di perguruan tinggi, baik berprestasi di bidang akademik dan nonakademik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program tersebut mendapat banyak masukan dari masyarakat, sebab setelah diundur pengumumannya, tiba-tiba hasilnya diumumkan tanpa ada keterangan tahapan. Setelah diselidiki, ada potensi kecurangan pada jalur afirmasi JFLS. Tanpa diberitahu tahapan atau proses penilaian, tiba-tiba muncul beberapa nama peserta yang lolos jalur tersebut. Belum terperinci berapa banyak peserta yang batal dapat program ini.
"Sekarang jalur afirmasi dibatalkan, disinyalir ada kecurangan. Kami sudah membahas perlunya perubahan dalam jalur ini. Sebab setiap tahun alokasi dananya juga selalu menurun. Sebelumnya pada tahun 2019, penerima JFLS ditargetkan untuk 1.690 peserta sebesar Rp51 miliar. Lalu tahun 2020 Rp29 miliar untuk 1.327 peserta," kata Zaini.
Zaini melihat adanya penurunan dana yang signifikan dalam setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan angka peserta JLFS setiap tahun pun juga berkurang. Sampai akhirnya, di tahun ini alokasi dana bantuan tak sampai belasan juta.
"Tahun 2022 dana Rp25 miliar untuk 1.253 peserta, tahun 2023 Rp9.8 miliar untuk 614 peserta. Tahun 2024 ada perubahan Rp4.2 miliar tapi belum jadi diluncurkan, mungkin 2025 nanti. Tahun depan Rp8 miliar untuk yang reguler dan Rp5.1 miliar untuk afirmasi," tutur Zaini.
"Jadi setiap tahun itu berkurang. Kalau disebut anggaran kurang, ya ini tetap harus dipertahankan. Karena banyak dari temen-temen mahasiswa Jabar yang memang sangat membutuhkan ini," sambung Ketua Fraksi PPP tersebut.
Zaini mengatakan, perbaikan program JFLS harus dilakukan. Termasuk, program ini harus bisa diakses di banyak perusahaan lainnya. Ia bersama Komisi 5, bakal mendorong agar JFLS lebih mudah menyasar pada seluruh mahasiswa Jabar. Sehingga, saluran beasiswa jadi tepat sasaran.
"Jadi kami harap JFLS bisa berjalan, kepemimpinan Gubernur baru yang akan datang jadi bisa menguatkan sinergi agar angka-angka penerima beasiswa lebih banyak lagi," ujar Zaini.
"Bayangkan dengan anggaran terakhir segitu, hanya 400 peserta di tahun 2024 ini, dengan angka pendaftarnya 40 ribu. Jadi lebih susah lagi dapat JFLS. Saya harap JFLS ke depan bisa diperbaiki, menyambut keluarga tidak mampu, pelajar miskin, hingga anak yatim," imbuhnya.
(aau/iqk)