Anggota Komisi 5 DPRD Jabar, Zaini Shofari menyoroti keputusan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Seperti diketahui, Cak Imin ingin melakukan penyempurnaan akses pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
KUR yang seharusnya menjadi bantuan subsidi bunga dari pemerintah, kerap sulit diakses. Ke depan, Cak Imin berniat menyempurnakan agar KUR betul-betul bisa dinikmati oleh UMKM, Pekerja Migran, dan Koperasi. Program Revolusi KUR ini tengah diajukan kepada Presiden Prabowo Subianto.
Di Jawa Barat, Zaini menilai bahwa Revolusi KUR sangat dibutuhkan. Mengingat mayoritas warga Jabar merupakan pegiat UMKM. Pun ia berharap agar program dari pemerintah pusat tersebut, bisa terealisasi dengan baik juga untuk para pekerja migran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soal Revolusi KUR ini kami menyambut baik, adanya pembenahan kembali KUR. KUR harus dipertegas lagi, dipermudah, karena faktor utama pemberdayaan adalah pembiayaan. Saat pembiayaan mudah, pemberdayaan berbagai bidang jadi lebih gampang," kata Zaini.
Anggota Fraksi PPP itu melihat adanya dampak positif pada kesejahteraan warga Jabar, kalau revolusi KUR dapat dilakukan. Apalagi, Jabar memang menjadi daerah yang tumbuh subur dengan ekonomi kreatifnya. Tapi sayangnya, tak sedikit juga warga Jabar yang kerap terjerat utang rentenir alias bank emok.
"KUR khusus UMKM dan ekonomi kreatif ini diharapkan bisa memacu perkembangan ekonomi. Di beberapa tempat, kenapa rentenir bertumbuh kembang? Karena bentuk dari tanggung jawab, agar bisa lebih jauh lebih sejahtera dan berubah, mereka berani pinjam ke rentenir padahal bunganya besar," ucap Zaini.
"Yang utama untuk usaha, mereka ambil jalan pintas lebih cepat. Kita kenal bank emok misalnya, menjadi populis karena syarat yang mudah dan bunga yang besar. Perlu penguatan di KUR agar bisa dipermudah dan bisa dijangkau," sambungnya.
Zaini juga menyoroti pernyataan Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin yang mengungkap jumlah utang pinjaman online (pinjol) warga Jawa Barat, kini menembus angka fantastis, yakni mencapai Rp18,6 triliun.
Tingginya utang pinjol warga Jabar mengindikasikan masih minimnya literasi masyarakat tentang keuangan. Tapi di samping itu juga menandakan potensi besarnya kebutuhan bantuan keuangan untuk usaha.
"Sehingga misalnya Gubernur sampaikan warga Jabar punya utang pinjol sampai Rp18,6 triliun, mungkin juga ada termasuk UMKM untuk pengembangan ekonomi kreatif atau koperasi. Tapi hal ini memang perlu diteliti lagi," ucap Zaini.
Zaini kini mendorong dan berharap agar revolusi KUR dapat segera berjalan dengan lancar, selain itu Pemprov Jabar melalui BUMD perlu menyediakan akses penguatan ekonomi untuk warga Jabar.
"Bank bjb misalnya, harus memperkuat pada lini tersebut. Harus ada keberpihakan lebih jauh, mudah diakses, dipercepat pada persoalan KUR ini. Sehingga masyarakat lebih mudah menerima pinjaman yang terkait dengan KUR. Usulan dari Menko ini semoga syaratnya dipermudah, bunga lebih rendah, jadi masyarakat bisa bergeliat memulihkan secara ekonomi," harap Zaini.
(aau/tey)