Pilu Siswa SD di Subang, Nyawa Melayang Usai Jadi Korban Bullying

Jabar Sepekan

Pilu Siswa SD di Subang, Nyawa Melayang Usai Jadi Korban Bullying

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 01 Des 2024 09:30 WIB
Ilustrasi bullying
Ilustrasi bullying. (Foto: Thinkstock)
Subang -

Bocah kelas 3 SDN Jayamukti berinisial ARO di Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang meninggal dunia diduga gegara dirundung kakak kelasnya. Bocah 9 tahun itu sempat koma di rumah sakit sebelum akhirnya meninggal dunia.

Kasus perundungan bocah malang tersebut terungkap setelah keluarga melihat kondisi korban yang mengeluhkan sakit pada bagian perut dan kepala. Korban juga beberapa kali muntah-muntah.

Parahnya lagi, korban yang sempat masuk sekolah kesulitan membuka kelopak mata dan berjalan. Dari situlah, korban kemudian di bawa ke RSUD Ciereng. Sarti saudara korban mengatakan, saat ditanya korban mengaku dirundung tiga kakak kelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nggak pernah cerita, itu waktu dia mau drop, mau berangkat ke rumah sakit, saya tanya kamu kenapa kepalanya sakit, melek nggak bisa jalan susah, katanya dijedotin ke tembok, ditajong (tendang) pengakuannya sama tiga orang itu," ujarnya kepada awak media saat ditemui di rumahnya, Jumat (22/11/2024).

Di rumah sakit, kondisi korban semakin memburuk bahkan mengalami koma. Setelah 6 hari dirawat, korban meninggal dunia pada Senin (25/11). Menurut keterangan rumah sakit, korban mengalami mati batang otak hingga tidak bisa diselamatkan.

ADVERTISEMENT

"Ini hari keenam, kondisinya memang tidak stabil, kritis, kondisi koma, kalau dari sisi medis ini udah mati batang otak, tadi meninggal jam 16.10 WIB," ujar Wadirut Pelayanan Medik Syamsu Riza.

"Diagnosa awal terjadi pendarahan di otak, curiganya ke sana (benturan) kalo tidak ada kecurigaan lain. Belum bisa kita pastikan ada penyakit bawaan atau tidak, pemeriksaan belum kita lakukan karena pasien tidak stabil, sehingga kita tetap melakukan observasi, enggak ada luka di perut," lanjutnya.

Kasus meninggalnya bocah kelas 3 SD karena dirundung itu membuat polisi turun tangan. Jenazah korban kemudian dibawa ke RS Bhayangkara di Losarang Indramayu untuk dilakukan autopsi. Tindakan itu dilakukan untuk mengungkap penyebab kematian korban.

Kasat Reskrim Polres Subang AKP Gilang Friyana mengatakan, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk tiga kakak kelas korban yang diduga jadi pelaku perundungan.

"Tiga saksi masih kita dalami, sementara belum (ada tersangka), nanti (tersangka) kalau udah lengkap semuanya nanti kita rilis lagi, kita lihat hasil autopsi," kata Gilang.

Kabar meninggalnya ARO karena di-bully membuat Pj Bupati Subang, Imran murka. Dia bahkan langsung menonaktifkan kepala SDN 3 Jayamukti. Menurut Imran, peringatan agar tidak ada perundungan di sekolah sudah diberikan sebelumnya dengan jabatan sebagai taruhannya.

"Yang pertama saya sampaikan berulang kali bahwa pemerintah Subang anti bullying. Ingat beberapa lalu saya sampaikan, kalau bully terjadi, kepala sekolah saya pecat atau anaknya pindah, dan hari ini saya buktikan, kepala sekolah saya nonaktifkan sampai pemberkasan pemeriksaan selesai," ujar Imran, Selasa (25/11/2024).

Sementara polisi akhirnya mengungkap penyebab kematian korban dari hasil autopsi. Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu mengatakan, terdapat pendarahan di bagian otak korban, namun pihaknya belum bisa menjelaskan secara rinci hasil autopsi tersebut.

"Saksi tiga namun hari ini kami dalami, hasil autopsi itu ada pendarahan bagian kepala," ujarnya usai menghadiri pemakaman korban.

Untuk proses hukum, menurut Ariek akan dilakukan penanganan khusus mengingat terduga pelaku yang masih berusia di bawah 12 tahun dimana peradilan akan berpedoman pada Undang-undang Anak Nomor 11 Tahun 2012 dan PP Nomor 65 Tahun 2015.

Meski demikian, Ariek sangat mengecam tindakan perundungan yang mengakibatkan ARO meninggal dunia tersebut.

"Kami ikut sertakan dari Bapas, pekerja sosial, tokoh masyarakat dan keluarga dalam penanganan kasus ini karena terduga pelaku itu usia di bawah 12 tahun sehingga langkah hukum yang berlaku, yang jelas Polres Subang tidak diam, kami mengecam keras terkait segala bentuk kekerasan kepada anak. Kami akan periksa semua teman almarhum, pihak keamanan, semuanya kami periksa," pungkasnya.

(bba/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads