Tirto Adhi Soerjo merupakan Bapak Pers Nasional. Tokoh pers Indonesia ini memiliki julukan 'Sang Pemula'. Secara lebih luas, terdapat pula seseorang yang dianggap sebagai Bapak Pers Internasional, yakni Julius Caesar. Seseorang yang memimpin kekaisaran Romawi pada masa lampau.
Berdasarkan buku berjudul Over de Krant karya WN van der Hout, dituliskan bahwa Julius Caesar menjadi jurnalis pertama di dunia dengan menerbitkan Acta Senatus yang merupakan sebuah berita acara diskusi, dan keputusan-keputusan dari Senat Romawi pada masa itu. Oleh sebab itu pula lah Julius Caesar pun banyak dianggap serta dipandang sebagai Bapak Pers Dunia.
Di luar kehidupannya yang berkaitan dengan jurnalisme, Julius Caesar mulanya merupakan seorang jenderal dan negarawan ternama di Romawi. Namanya banyak tercatat dalam sejarah kala Romawi berkelana menaklukkan berbagai daerah dan kerajaan lainnya. Penaklukan Galia, Perang Saudara dan berbagai pertarungan lainnya.
Kepiawaiannya dan keberaniannya dalam menghadapi banyak medan tempur ini membuat namanya semakin melejit, terlebih ia juga menjadi salah satu sosok penting dalam perluasan kekuasaan Romawi di wilayah benua Eropa pada masa itu. Kekuatan pasukan Romawi sulit tertandingi, bahkan pada beberapa masa setelahnya, Romawi juga menjadi kekuatan tertinggi dalam cakupan cekungan Mediterania.
Pada tahun 46 SM, setelah pertempuran-pertempuran yang dijalaninya, Julius Caesar sendiri dinobatkan sebagai diktator Roma selama 10 tahun. Berselang 2 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 44 SM, ia pun mengukuhkan dirinya sendiri sebagai diktator seumur hidup.
Dalam masa inilah Julius Caesar melakukan reformasi secara besar-besaran terhadap Roma. Ia melakukan banyak perubahan terlebih pada aturan-aturan yang berpengaruh langsung pada masyarakat Romawi. Seperti menetapkan pendistribusian tanah untuk masyarakat miskin, menghapus utang dan beberapa aturan lainnya. Reformasi yang dilakukannya tersebut ternyata cukup membuatnya kian popular terlebih di kalangan masyarakat bawah dan menengah Roma.
Namun, kebijakan-kebijakan berbentuk reformasinya tersebut juga lah yang membuat para elite termasuk Senat Romawi menyimpan amarah terhadapnya. Amarah yang kian menumpuk tersebut pun memuncak bersama rencana pembunuhan Julius Caesar. Dengan berbagai tuduhan seperti perlakuan sewenang-wenang yang melanggar undang-undang, juga dalih penyelamatan Romawi, Julius Caesar akhirnya dibunuh dengan cara ditikam berkali-kali oleh para Senat Romawi.
Setelah kematiannya tersebut, hingga hari ini. Nama Julius Caesar masih populer dan banyak disinggung dalam berbagai pembahasan yang menyebutnya sebagai salah satu sosok penting dalam sejarah. Tidak terkecuali dalam bidang jurnalisme. Acta Diurna yang dipopulerkannya menjadi dasar dan asal muasal kata jurnalistik hadir dan menyebar ke berbagai belahan dunia.
(sud/sud)