Noval Muhammad Safari (28) masih terngiang kejadian mencekam yang dialaminya saat tanggung Sungai Cisunggalah jebol. Derasnya air sungai, membuat Noval terseret hingga nyawanya nyaris tak tertolong.
Insiden nahas itu dialami Noval saat tanggul Sungai Cisunggalah jebol dikalah hujan deras pada Kamis (21/11) kemarin sore. Noval yang tinggal di bantaran sungai tepatnya di Kampung Muara, Desa Panyadap, Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung tak menyangka jika air tiba-tiba 'menerjang' rumahnya.
Noval menceritakan detik-detik dirinya terseret derasnya air sungai. Siang kemarin sekitar pukul 14.00 WIB, dia sedang siaga di lantai dua rumahnya. Noval memang terbiasa siaga saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pas hujan tuh saya udah stand bye di atas rumah lantai dua. Lihat ke tanggul depan rumah saya, duh deg-degan takut jebol," ujar Noval, saat ditemui detikJabar, Jumat (22/11/2024).
Dia memutuskan untuk turun ke ruang tamu rumahnya di lantai satu. Saat itu, kondisi di wilayah tempat tinggal Noval memang mencekam. Tetangganya pun ikut waswas khawatir tanggul jebol.
Kekhawatiran Noval pun terjadi. Tanggul tiba-tiba jebol dan air melimpas 'menyerang' rumahnya.
![]() |
"Pas lagi liat tetangga saya, pas lihat ke depan rumah, langsung tanggul jebol dan menghantam jendela depan rumah juga langsung jebol. Sekitar jam 16.20 WIB lah," katanya.
Noval yang berada di ruang tamu tak kuasa menahan derasnya air sungai yang datang. Bahkan, Noval sampai terbawa arus di dalam rumah hingga ke bagian dapur.
"Di dapur saya susah buka pintu belakang. Sudah nggak kuat pokonya mah. Setelah itu pintu dapur yang mengarah ke luar itu jebol juga, lepas dan kebawa arus air," tuturnya.
Air kemudian mengalir lewat pintu dapur yang jebol. Noval selamat dari maut. Setelah itu air langsung mengalir ke tempat penggilingan padi yang berada di belakang rumahnya. Kata Noval, area penggilingan padi miliknya kondisinya hancur diterjang derasnya air.
Noval menggambarkan mengerikannya air saat di dalam rumah. Ketinggian air di dalam rumahnya mencapai dada orang dewasa.
"Pas di ruang tamu airnya ada lah se dada, kalau di dapur saya udah tenggelam aja laput. Makanya gak kuat juga," jelasnya.
Dia menyebutkan hanya mengalami luka ringan pasca adanya peristiwa tersebut. Kemudian beruntungnya keluarganya tidak berada di rumah.
"Ada luka-luka di tangan dan di badan lecet-lecet sedikit. Alhamdulillah masih selamat juga. Di rumah ada saya doang, untung gak ada ibu, ibu lagi di rumah Uwa," bebernya.
Noval mengaku adanya peristiwa tersebut mengalami kerugian hingga Rp 50 juta. "Yang rusak area depan dan belakang tempat usaha penggilingan padi, itu mah roboh semua," ucapnya.
Saat ini tepat di depan kediamannya tengah dibangun tanggul sementara menggunakan karung. Warga bergotong-royong memasang tanggul sementara tersebut.
"Sekarang proses bangun tanggul sementara, nanti kalau musim kemarau mau di tembok lagi. Sekarang sementara saya nginep di rumah dulu aja. Soalnya was was juga takut hujan lagi, nanti banjir lagi," kata Noval.
Pantauan detikJabar di lokasi, beberapa petugas dari TNI, Polri dan BBWS terlihat turut terlibat dalam pembersihan. Area tanggul tersebut saat ini telah dibangun tanggul sementara dengan menggunakan karung berisikan pasir.
Nampak beberapa warga lainnya tengah membersihkan material lumpur yang sempat membanjiri rumahnya. Terlihat perabotan rumah tengah dibersihkan dan disimpan di depan rumahnya.
Terlihat tanggul tersebut memiliki ketinggian sekitar 1,5 meter. Kemudian jebolnya tanggul tersebut membuat air sungai meluber ke pemukiman warga.
(dir/dir)