Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf memberikan, santunan bagi ahli waris santri yang meninggal dan terluka dalam insiden dinding pematang kolam yang ambruk di ponpes Yaspida, Kabupaten Sukabumi, Senin (18/11/2024). Total santunan yang diberikan, yaitu sebesar Rp381.480.000.
Secara rinci, masing-masing santri yang meninggal dunia mendapatkan santunan sebesar Rp15 juta dan santri terluka mendapatkan santunan sebesar Rp5 juta. Kemudian bantuan tanggap darurat sebesar Rp193 juta, 500 paket perlengkapan sekolah senilai Rp100 juta dan paket sembako penerima santunan sebesar Rp2,7 juta.
"Iya sebenarnya ini adalah bagian dari perintah Pak Presiden untuk bisa respons cepat, terukur dan tentu sesuai dengan tupoksi. Ini yang kita lakukan selama ini dalam rangka menindaklanjuti arahan bapak Presiden agar ketika ada bencana kita bisa memberikan dukungan sesuai dengan tugas dan kewenangan kita," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya kepada awak media.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, tak hanya bantuan, pihaknya juga memberikan dukungan penguatan logistik dan shelter. Bantuan serupa juga diberikan kepada korban bencana di beberapa daerah.
"Ini kan khusus karena ada bencana, karena terdampak ya kita beri dukungan. Tidak hanya pesantren dimanapun yang terdampak kita berikan dukungan sesuai dengan kapasitas Kemensos," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Gus Ipul mengatakan, di Kabupaten Sukabumi Kemensos menganggarkan Rp599 miliar terkait bantuan sosial. Bentuk program bantuan itu termasuk Bantuan Keberlanjutan Hidup (BKH) bagi lansia dan program-program lainnya.
"Khusus di Sukabumi, program kita banyak sekali mulai dari BKH, bansos, dan juga program-program rehabilitas nilainya khusus di Sukabumi itu lebih dari Rp599 miliar setahun hanya dari Kemensos. Apa cukup? Ya masih belum cukup. Makanya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial kita bekerjasama dengan pemerintah daerah," jelasnya.
Pimpinan Ponpes Darussyifa Al-Fithroh, KH. E. Supriatna Mubarak menambahkan, bantuan tersebut diberikan secara langsung kepada orang tua santri yang meninggal dunia dan terluka. Dia berharap, peristiwa ini dapat memberikan hikmah bagi semua masyarakat di Ponpes utamanya keluarga korban.
"Yang kedua adalah kepada anak-anak kami yang ada di sini supaya mereka ini semakin semangat dan semakin hati-hati karena kondisi kami pondok pesantren ini kondisinya seperti ini, banyak santrinya tentunya ini semuanya memerlukan kehati-hatian dan Insyaallah sistem yang kami bangun dalam menjalankan sistem pendidikan di pondok ini insyaallah kondusif," kata Supriatna.
Pihaknya mengaku sudah membentuk santri siaga bencana sesuai dengan arahan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. "Insyaallah itu sudah kami lakukan dan insyaallah sekarang sudah ada piket dan selalu diawasi oleh kepolisian dan TNI," tutupnya.
Diketahui, peristiwa itu terjadi di Ponpes Yaspida di Jalan Parungseah, Desa Cipetir, Kecamatan Kadudampit, Sukabumi, Rabu (13/11/2024) malam sekitar pukul 21.30 WIB. Dari sembilan santri yang menjadi korban, empat orang meninggal dunia dan lima orang luka-luka.
Para korban luka di antaranya M. Andrian Wahidin (16) asal Purwakarta, M. Andhika Hutama (14) asal Sukabumi, Wafi (14) asal Bekasi, M. Adnan Asyja (13) asal Sukabumi dan Naswan Harits (18) asal Ciawi.
Sementara empat korban yang meninggal dunia yaitu M. Firmansyah (14) asal Cisaat, M. Dzaki Athalah (14) asal Cikembar, M. Awal Rizki (14) asal Kalapanunggal dan M. Rifa Raditya (14) asal Bogor.
(mso/mso)