Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi melakukan peninjauan ujicoba program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Desa Warungkiara, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Rabu (13/11/2024). Budi menyebut, Sukabumi menjadi percontohan untuk pelaksanaan program se-nasional pada 2 Januari 2025 mendatang.
Awalnya, Budi mengatakan, kedatangannya ke Sukabumi untuk melihat secara langsung satuan pelayanan program Makan Bergizi Gratis yang sudah melakukan ujicoba selama 10 bulan. Kemudian, ia juga meninjau terkait ketersediaan bahan baku dan kendala-kendala di lapangan.
"Ini piloting yang paling bagus dari 85 piloting, jadi ini bisa di-copy paste untuk badan atau satuan pelayanan makan bergizi gratis di tempat lain dan ya pasti keterlibatan koperasi serta keterlibatan peran masyarakat karena tujuan dari program ini kan salah satunya bagaimana perekonomian rakyat, masyarakat itu berkembang," kata Budi kepada detikJabar di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi mengapresiasi pelaksanaan ujicoba program MBG di Sukabumi. Terlebih, kata dia, Sukabumi memiliki bahan baku yang melimpah dan berpotensi menyuplai wilayah lain.
"Evaluasi saya, satu pengelolanya anak muda usia baru 25 tahun, kedua pekerjanya 50 orangan terus pasokan bahan bakunya seperti telor, wortel, beras, sayuran-sayuran semua dari sini," ujarnya.
"Dari situ kita lihat pola kerjanya, pengantarannya ke sekolah-sekolah penerimaan. Jadi kita melihat ini sudah well organize, bisa jadi contoh," sambung Budi.
Berdasarkan pemantauannya, Budi Arie membenarkan bahwa uji coba program MBG yang dilakukan mampu meningkatkan semangat anak sekolah untuk belajar.
"Saya lihat sendiri anak-anak makin semangat, semakin rajin, semakin gembira dan sehat. Jadi program MBG ini investasi jangka panjang untuk meningkatkan SDM yang unggul," kata Budi.
![]() |
Lebih lanjut, jumlah penerima manfaat di Kabupaten Sukabumi diperkirakan mencapai 457 ribu orang meliputi ibu hamil, siswa tingkat Paud, TK, SD, SMP hingga SMA yang dibagi dalam 150-an satuan pelayanan (dapur umum). Selain itu, anggaran negara yang terserap khusus di Sukabumi untuk program tersebut diperkirakan mencapai Rp2 triliun.
"Satu program itu, satu penerima manfaat itu Rp5 juta angkanya. Bergerak perputaran uang Rp2 triliun setahun. Kalau nggak salah dari anggaran nasional itu mungkin Rp2 triliunan, karena satu kalinya Rp5 juta per tahun. Dan ini harus menggerakkan ekonomi masyarakat," ujarnya.
Selanjutnya, program itu juga akan melibatkan koperasi-koperasi yang bergerak di bidang jasa pengantaran, penyediaan bahan baku hingga koperasi pengolahan makanan.
"Pelibatan koperasi dalam program MBG ini kan banyak. Termasuk distribusinya, termasuk memproduksinya melibatkan warga masyarakat," ucap dia.
"Kita harap koperasi menjadi bagian dari ekosistem ini sehingga harus diorganisir secara bagus karena ini program nasional yang memiliki multiplayer effect yang sangat besar bagi masyarakat," ujarnya menambahkan.
Di lokasi yang sama, Bupati Sukabumi Marwan Hamami menyambut baik program MBG yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto karena dinilai mampu memperbaiki gizi anak dan menurunkan angka stunting. Dia menegaskan siap melakukan pembinaan kepada koperasi-koperasi aktif di Sukabumi untuk menyukseskan program MBG.
"Setelah ada isu program MBG yang akan melibatkan koperasi kini muncul koperasi baru dadakan yang mengklaim siap jadi pemasok, maka ini menjadi catatan kami untuk tidak mudah begitu saja memberikan rekomendasi bagi koperasi untuk terlibat," kata Marwan.
Sekedar informasi, setidaknya ada 3.000 siswa di 20 sekolah Kecamatan Warungkiara yang sudah menerapkan pemberian makan bergizi gratis selama 10 bulan sejak Januari 2024. Bagi siswa SD, makan siang akan dibagikan saat jam istirahat atau pukul 10:00 WIB, sedangkan bagi siswa SMP-SMA, makan siang diberikan pada pukul 12:00 WIB.
(dir/dir)