Terowongan Besar Peninggalan Belanda di Sukabumi Bakal Diaktifkan

Terowongan Besar Peninggalan Belanda di Sukabumi Bakal Diaktifkan

Siti Fatimah - detikJabar
Selasa, 12 Nov 2024 01:15 WIB
Pj Walkot Sukabumi Kusmana Hartadji saat rakor penanggulangan dan mitigasi bencana .
Pj Walkot Sukabumi Kusmana Hartadji saat rakor penanggulangan dan mitigasi bencana. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Akhir-akhir ini, bencana alam akibat cuaca ekstrem sering terjadi di Kota Sukabumi. Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kota Sukabumi menggelar rapat koordinasi dan evaluasi penanggulangan serta mitigasi bencana alam di Balai Kota Sukabumi, Senin (11/11/2024) sore.

Rapat yang dipimpin Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Pj Sekda Kota Sukabumi Hasan Asari, para asisten daerah, Kepala Baznas, Kepala OPD, Relawan, BPBD, para camat, lurah, mitra BPBD, dan elemen masyarakat lainnya.

Dalam pertemuan tersebut, Kusmana mengingatkan, kondisi cuaca ekstrem yang terjadi saat ini berpotensi meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor di Sukabumi. Menurutnya, penanggulangan dan mitigasi bencana bukan hanya tugas pemerintah, namun tugas bersama, termasuk seluruh masyarakat Kota Sukabumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tugas bersama. Ini tanggung jawab bersama, dan kami membutuhkan sinergi semua pihak untuk mengantisipasi dan merespons dengan cepat," kata Kusmana.

Dia memaparkan, data terbaru BPBD Kota Sukabumi hingga 5 November 2024, terdapat 1.198 titik bencana di wilayah Kota Sukabumi. Mulai dari banjir, tanah longsor, serta kerusakan infrastruktur yang tersebar di tujuh kecamatan.

ADVERTISEMENT

BPBD sendiri, kata dia, sudah melakukan berbagai upaya dalam menghadapi bencana. Mereka sudah mengambil peran mengevakuasi warga terdampak, membersihkan aliran sungai dan drainase, mendirikan posko darurat serta menyalurkan bantuan kesehatan dan kebutuhan mendasar bagi penyintas bencana.

Dalam kesempatan tersebut, Kusmana juga menginstruksikan agar Dinas Perhubungan memantau titik-titik rawan kemacetan untuk mendukung mobilitas darurat saat bencana. Sementara Dinas Pekerjaan Umum diinstruksikan untuk memantau dampak-dampak bencana pada infrastruktur publik maupun masyarakat.

Sebagai upaya mitigasi, Pemkot berencana akan mengaktifkan kembali terowongan besar peninggalan Belanda yang ada di Sukabumi untuk mengendalikan air. "Infrastruktur ini perlu dimonitor dan dikelola untuk memastikan fungsinya berjalan optimal dalam mengantisipasi bencana," tegasnya.

Selain itu, Pemkot sedang menyiapkan layanan pengaduan dan call center khusus bencana. Layanan ini akan menjadi media bagi masyarakat untuk melaporkan kejadian bencana dan meminta bantuan darurat.

Evaluasi ini, kata dia, merupakan satu langkah untuk memperbaiki penanganan dan menyerukan partisipasi dari semua pihak terutama terkait dengan bangunan-bangunan di atas aliran sungai yang memerlukan pendekatan khusus.

"Harapannya, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dapat membangun Kota Sukabumi lebih siap dalam menghadapi bencana," tutupnya.




(orb/orb)


Hide Ads