Petang Mencekam di Sukabumi dan Tasikmalaya Saat Hujan Tiba

Petang Mencekam di Sukabumi dan Tasikmalaya Saat Hujan Tiba

SIti Fatimah, Deden Rahadian - detikJabar
Sabtu, 09 Nov 2024 20:01 WIB
BPBD saat mengevakuasi pohon tumbang yang melintang saluran irigasi
BPBD saat mengevakuasi pohon tumbang yang melintang saluran irigasi (Foto: istimewa)
Sukabumi -

Hujan deras yang mengguyur wilayah Sukabumi menyebabkan berbagai macam bencana alam di Sukabumi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mencatat ada 17 titik bencana dengan mayoritas bencana alam banjir limpasan.

Secara rinci, 14 banjir limpasan tersebar di beberapa lokasi seperti di Kelurahan Cikole, Kelurahan Benteng, Kelurahan Kebonjati, Kelurahan Subangjaya, Kelurahan Gunung Parang, Kelurahan Nanggeleng, Kelurahan Karamat, Kelurahan Cikondang dan Kelurahan Cipanengah. Selain itu, terjadi pohon tumbang dan atap rumah warga terbawa angin hingga tembok jebol di Jalan Kopeng, Kelurahan Karamat.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Novian Rahmat mengatakan, kronologi bencana alam itu terjadi lantaran saluran drainase yang kecil dan meluap ke jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kronologi bencana hari ini diakibatkan hujan deras satu jam. Korban nggak ada, kebanyakan hanya banjir limpasan, intinya ini bencana demi bencana banjir limpasan akibat drainse, irigasi sungai yang tidak baik, tidak mampu menampung air," kata Novian kepada detikJabar, Sabtu (9/11/2024).

Dia mengatakan, kondisi banjir limpasan akan terus terjadi jika kondisi drainase tak kunjung diperbaiki. Oleh sebab itu, pihaknya mendorong agar dinas terkait mengambil tindakan atas kondisi tersebut.

ADVERTISEMENT

"Kalau tidak mau ada bencana, normalkan semuanya. Kalau dinormalkan semua insyaallah aman. Kota itu harusnya tidak ada banjir limpasan, selama saluran airnya semua normal insyallah tidak sebesar ini (dampaknya)," ujarnya.

"Tapi kalau tidak dinormalkan ya setiap hujan pastilah terbukti gini. Apalagi itu di Cikondang membangun rumah di atas sungai, jadi ulahnya karena ulah manusia sendiri," sambungnya.

Novian mengatakan, BPBD saat ini sudah mengevakuasi seluruh titik bencana. Pihaknya mengimbau masyarakat untuk waspada lantaran cuaca ekstrem diprediksi akan terjadi hingga April 2025.

"Ini cuaca di bulan November pasti cuaca ekstrem, intinya masyarakat mohon jangan membuang sampah sembarangan. Jaga lingkungan kalau melihat ada banjir limpasan karena sampah segera dikorek jangan didiamkan karena kalau hujan sudah gede imbas ke masyarakat," kata dia.

"Kita butuh kesadaran masyarakat terutama kepedulian masyarakat kalau ada air di jalan daripada tambah membesar segera didorong pakai kayu atau apa," tutupnya.

Bencana Landa Tasikmalaya

Sementara itu, hujan deras melanda Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (9/11/2024) petang. Kencangnya hembusan angin sempat terekam kamera warga.

Kepanikan terjadi hingga warga terus melantunkan kalimat takbir.

"Allohu Akbar, Allohu Akbar, Laa Ilaha Illaloh," ucap perekam video yang dilihat detikjabar.

Akibat angin kencang ini, sebuah pohon beringin raksasa di Kampung Leles, Karunia Bakti, Ciawi tumbang.

"Kami laporkan terjadi angin kencang disertai hujan deras, pohon beringin tumbang menimpa sejumlah rumah," kata Deni, Anggota FK Tagana Kabupaten Tasikmalaya pada detikjabar.

Akibatnya kejadian ini, 10 rumah warga tertimpa pohon beringin. Delapan rumah diantaranya alami rusak berat. Bagian rumah nyaris ambruk tertimpa batang pohon beringin raksasa. Dua rumah rusak ringan.

"Ada 8 rumah rusak berat dan dua rusak ringan, tim kami sedang berupaya evakuasi pohon yang tumbang gunakan gergaji mesin," kata Ketua FK Tagana Kabupaten Tasikmalaya, Jembar Adisetia pada detikjabar.

Selain merusak rumah, seorang warga juga luka-luka hingga dilarikan ke layanan kesehatan. Sedikitnya 11 kepala keluarga terdampak, 35 jiwa harus mengungsi ditempat kerabat.

"Ada 11 kepala keluarga terdampak, 35 jiwaan yang harus ke kerabat dulu untuk sementara. Posisi beringin berada ditengah pemukiman jadi nimpa rumah," kata Jembar Adisetia.

Tim gabungan masih berusaha evakuasi pohon beringin dengan memotong gunakan gergaji mesin. Besarnya batang beringin menyulitkan proses evakuasi.

"Petugas dari kami Tagana dan dinsos turun tangan evakuasi pohon sampai malam ini. Instansi lain juga ada," kata Jembar.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads