Upaya Kelola Sampah di Bandung, dari Balai Kota hingga Rumah Warga

Upaya Kelola Sampah di Bandung, dari Balai Kota hingga Rumah Warga

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Kamis, 07 Nov 2024 21:15 WIB
Pengelolaan sampah di Bandung.
Pengelolaan sampah di Bandung. Foto: Humas Pemkot Bandung
Bandung -

Kota Bandung kini tengah berupaya menyelesaikan sampah secara mandiri. Dimulai dari kantor pemerintah hingga ke rumah warga, sampah harus diselesaikan agar tak terus membebani TPA.

Dari kantor Balai Kota di Jalan Wastukencana misalnya, Pemkot Bandung mencontohkan pengelolaan sampah secara mandiri. Setiap hari, kantor pemerintahan ini bisa mengolah sekitar 80 kantong sampah atau trash bag.

Sekitar 80 persen kantong sampah tersebut berisi sampah organik seperti daun dan kertas. Guna mengelola sampah tersebut, petugas mengumpulkan sampah dari beberapa titik di area ini, lalu membawanya ke Eco Recycling Center untuk dipilah dan diolah lebih lanjut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koordinator Taman Badak dan Dewi Sartika, Boyke Maulana mengungkap pengelolaan sampah di Balai Kota merupakan tanggung jawab bersama seluruh ASN dan pegawai. "Sebagai pegawai, kami harus memberi contoh kepada masyarakat tentang cara mengelola sampah yang baik dan benar," ujarnya, Kamis (7/11/2024).

Sampah residu yang telah dipilah kemudian diangkut petugas Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung setiap bulan dengan volume sekitar 6 kubik per pengangkutan. Meski pengelolaan sampah di Balai Kota sudah cukup tertata, Boyke mengakui ada tantangan saat ada acara besar, seperti perayaan Hari Jadi Kota Bandung (HJKB).

ADVERTISEMENT

Dalam momen seperti itu, jumlah sampah meningkat tajam, terutama dari sisa makanan. Meski demikian, kondisi pengelolaan sampah di Balai Kota Bandung diklaim masih terkendali dan aman.

Masalah lain yang dihadapi adalah sampah sisa makanan dan kemasan dari pembelian online. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah tersebut bisa menumpuk dan menimbulkan masalah.

Sementara untuk sampah daun yang dikumpulkan, kemudian diolah menjadi kompos yang sudah tersertifikasi. Produk kompos ini menjadi unggulan dan dibuat dengan mencampurkan sampah daun serta kotoran hewan yang ada di Taman Dewi Sartika untuk meningkatkan kualitasnya.

Lebih dari sekadar taman kota, Taman Dewi Sartika juga difungsikan sebagai taman edukasi. Di dalamnya terdapat Green House, Eco Recycling Center, Mini Zoo, dan instalasi hidroponik.

Sementara dilihat ke rumah-rumah warga, upaya menyelesaikan sampah secara mandiri juga mulai digencarkan. Salah satunya di wilayah Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung yang memiliki program inovatif pengelolaan sampah yang dinamakan Sidak Panik, singkatan dari "'Simpen Candak Jemput Sampah Organik'.

Program ini lahir sebagai respons atas tantangan masyarakat dalam mengelola sampah sehari-hari, terutama sampah organik. Camat Astanaanyar, Amin Jarkasih menjelaskan melalui Sidak Panik, aparatur Kelurahan Nyengseret, aktif mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya memilah sampah organik.

"Harapannya, masyarakat dapat memilah sampah organik. Sampah yang dipilah tersebut kemudian diangkut," ungkap Amin.

Sistem ini memberikan insentif bagi warga untuk lebih disiplin dalam memilah sampah, sehingga pengelolaan di tingkat kelurahan bisa berjalan lebih efektif. Program ini juga melibatkan pengelolaan maggot, yaitu ulat yang membantu menguraikan sampah organik.

"Kami bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Buruan Sae, untuk memanfaatkan sampah organik ini secara maksimal," katanya.

Sekadar diketahui, Buruan Sae merupakan program pertanian perkotaan yang memanfaatkan lahan sempit untuk budidaya tanaman dan peternakan, seperti ayam dan ikan. Program Sidak Panik ini tentu mendapat apresiasi dari Dinas terkait. Saat ini, ayam-ayam hasil peternakan warga sudah mulai bertelur, menjadi salah satu bukti keberhasilan kolaborasi ini.

Amin berharap, program ini bisa diadopsi oleh kelurahan-kelurahan lain di Kecamatan Astanaanyar, agar pengelolaan sampah organik bisa lebih optimal dan berdampak positif bagi lingkungan.

"Kami ingin program ini menjadi contoh bagi kelurahan lain, sehingga pengelolaan sampah di tingkat kecamatan semakin baik dan lingkungan kita lebih bersih," kata dia.

(aau/sud)


Hide Ads