Pengungsi Banjir di Sukabumi Alami Penyakit Diare-Asam Lambung

Pengungsi Banjir di Sukabumi Alami Penyakit Diare-Asam Lambung

Siti Fatimah - detikJabar
Rabu, 06 Nov 2024 12:30 WIB
Pengungsi banjir di Sukabumi
Pengungsi banjir di Sukabumi (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Setelah bencana banjir melanda Kota Sukabumi, sejumlah korban mulai mengalami penyakit pasca-bencana, seperti darah tinggi, diare dan gastritis. Satu orang di antaranya dirujuk ke Rumah Sakit Unit Daerah (RSUD) Al-Mulk.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sukabumi, drg. Wita Darmawanti mengatakan, pihaknya menyiagakan tenaga kesehatan di lokasi bencana. Mereka yang terlibat di antaranya nakes puskesmas dan tim sigap.

"Dari pantauan hari ini, kami sedang melakukan identifikasi kondisi kesehatan warga, dengan prioritas untuk balita, lansia, dan ibu hamil agar pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan mereka," kata Wita kepada detikJabar, Rabu (6/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pasca-bencana memang sering muncul penyakit-penyakit seperti diare dan gastritis. Ada beberapa warga yang mengalami diare dan sakit lambung sehingga kami rujuk ke RS Al Mulk," sambungnya.

Dinas Kesehatan Sukabumi juga bakal mendirikan posko kesehatan di Taman Cikondang untuk memberikan layanan kesehatan darurat bagi warga terdampak.

ADVERTISEMENT

"Posko ini kami siapkan untuk melayani warga yang tidak bisa tinggal bersama keluarga atau membutuhkan tempat penampungan darurat. Selain di Taman Cikondang, tim kesehatan juga akan menjangkau area lain yang terdampak seperti Baros dan Cibungur," tambahnya.

Sejak malam sebelumnya, tim kesehatan sudah mulai memberikan pelayanan kesehatan serta mengevakuasi beberapa warga di titik-titik yang terkena dampak banjir. Selain itu, ada seorang warga yang tertimpa lemari akibat bencana, namun setelah diperiksa oleh tim medis, hanya mengalami lecet ringan.

Selain diare dan gastritis, penyakit lain seperti leptospirosis juga diwaspadai mengingat kondisi kelembapan lingkungan yang tinggi dapat meningkatkan risiko penularan. Penyakit lestospirosis ini disebabkan oleh bakteri leptospira yang ditularkan melalui hewan utamanya kotoran tikus.

Sekedar informasi, jumlah korban mengungsi akibat bencana alam banjir dan longsor di Sukabumi sebanyak 118 orang dengan jumlah kerusakan 66 rumah di antaranya 6 unit rusak berat, 30 rusak sedang dan 30 rusak ringan. Selain itu, tiga unit masjid rusak, dua madrasah dan dua bangunan sekolah rusak.

Taman Cikondang Jadi Posko Darurat

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mendirikan tenda darurat di kawasan Taman Cikondang sebagai tempat penampungan sementara bagi warga yang terdampak banjir limpasan akibat hujan lebat. Secara total setidaknya ada 118 warga mengungsi dan 66 rumah rusak.

Pantauan detikJabar, posko darurat sudah dipasang oleh petugas di dalam kawasan Taman Cikondang. Beberapa pengungsi masih berada di tempat pengungsian sementara yaitu di dalam rumah tetangganya. Sebagian lainnya masih disibukkan dengan membersihkan sisa-sisa material akibat banjir.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat, menyampaikan bahwa hujan disertai angin kencang telah menyebabkan pohon tumbang dan banjir limpasan di 68 titik wilayah, termasuk di Ciaul Pasir, Legok Bitung, dan Jembatan Merah di Baros.

"Kejadian kemarin menyebabkan beberapa pohon tumbang di Ciaul Pasir yang sempat menimbulkan kemacetan. Selain itu, kami juga menerima laporan banjir di Legok Bitung sehingga tim segera mengevakuasi warga. Hingga pagi ini, jumlah titik terdampak terus bertambah hingga mencapai 68 lokasi," kata Novian kepada detikJabar.

Dia mengatakan, wilayah Cikondang menjadi salah satu titik terparah, dengan sekitar 15 rumah terdampak akibat limpasan air dari saluran sungai yang jebol dan masuk ke pemukiman warga. Untuk mengantisipasi kondisi yang lebih buruk, BPBD mendirikan dua tenda darurat berkapasitas 20-25 orang sebagai tempat evakuasi sementara.

"Tenda ini kami dirikan sebagai langkah antisipasi jika ada warga yang harus mengungsi lagi. Kami akan mempertahankan tenda ini selama masyarakat membutuhkannya," ujarnya.

BPBD Sukabumi juga mengerahkan tim untuk membersihkan rumah-rumah yang terdampak serta sarana prasarana masyarakat yang rusak. "Sejak pagi, tim kami fokus membersihkan rumah dan fasilitas umum agar warga bisa segera kembali ke rumah masing-masing," tambahnya.

Menurut Novian, banjir yang terjadi di Sukabumi sebagian besar adalah banjir limpasan yang diakibatkan setelah hujan deras selama tujuh jam. Selain banjir, beberapa titik lokasi mengalami longsor, TPT ambruk hingga pohon tumbang.

Pihaknya mengimbau agar masyarakat waspada akan potensi bencana susulan, mengingat prediksi cuaca BMKG menyebutkan cuaca ekstrem akan terjadi hingga Januari 2024.




(dir/dir)


Hide Ads