Tim Relawan Medis dari Indonesia Berangkat ke Gaza

Tim Relawan Medis dari Indonesia Berangkat ke Gaza

Wisma Putra - detikJabar
Sabtu, 02 Nov 2024 22:30 WIB
Penampakan terkini Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang hancur akibat serangan Israel (dok. MER-C)
Penampakan terkini Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang hancur akibat serangan Israel (dok. MER-C)
Bandung -

Gempuran Israel terhadap Palestina belum usai. Korban jiwa terus berjatuhan dalam konflik ini. Relawan kesehatan dari berbagai dunia dikirimkan WHO ke Palestina untuk membantu tenaga medis yang ada di negara tersebut.

Indonesia turut andil dalam hal ini, belum lama ini Medical Emergency Rescue Commite (MER-C) mengirimkan 5 orang relawan yang terdiri dari dokter dan perawat untuk membantu tenaga medis salah satunya di Rumah Sakit Indonesia yang ada di Palestina.

Manajer Operasional Mer-C Indonesia Rima Manzanaris mengatakan, MER-C mendapatkan kesempatan untuk bisa masuk ke jalur Gaza dan menjadi satu-satunya tim medis dari Indonesia yang sampai saat ini bertugas dan bekerja di dalam fasilitas kesehatan yang tersisa di jalur Gaza.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hingga saat ini kami sudah mengirimkan enam tim medis ke jalur Gaza, baru saja kemarin pada Hari Kamis kemarin dua relawan kami, satu dokter bedah dan perawat berhasil masuk ke jalur Gaza melalui jalur Jordania sehingga saat ini ada enam relawan kami yang bertugas di Gaza," kata Rima kepada detikJabar di Bandung, Sabtu (2/11/2024).

Rima juga menginformasikan, Rumah Sakit Indonesia yang dibangun dari donasi seluruh masyarakat Indonesia, doa dan cinta masyarakat Indonesia hingga ini saat masih berdiri tegak, meski kondisi di dalamnya rusak, tapi dengan keterbatasan yang relawan dari Kementerian Kesehatan di Gaza dan tim relawan medis dari Indonesia berusaha memberikan pelayanan terbaik.

ADVERTISEMENT

"Enam relawan kami, dua dokter spesialis bedah, satu dokter spesialis kandungan, dua perawat dan satu engineer," tambahnya.

Tak hanya itu, Rima juga mengatakan jika situasi Gaza Utara masih sangat mencekam. Meski demikian, para relawan medis ada dalam perlindungan WHO dan PBB. Selain itu, kondisi fasilitas kesehatannya sangat mengkhawatirkan.

"Gaza Utara situasinya sangat buruk dan tidak ada fasilitas kesehatan yang full beroperasi dan beroperasinya terbatas, Tentara IDF tak segan datang ke rumah sakit dan menyerang. Kita berharap dengan kolaborasi dengan badan kesehatan dunia WHO tim medis Indonesia bisa aman di Rumah Sakit Indonesia dan bersama tim medis lokal bisa mengobati warga yang jadi korban agresi," ungkapnya.

Dengan kondisi seperti saat ini, Rima menyebutkan jika masyarakat Palestina masih membutuhkan dukungan doa dari warga dunia agar genosida ini selesai dan Palestina bisa merdeka.

Menurut Rima, enam relawan MER-C yang ada di Palestina di antaranya satu orang sudah terlebih dahulu sampai di Palestina, disusul tiga relawan lain pada Selasa (28/10) dan dua relawan lain pada, Kamis (31/10) lalu.

"Insya Allah mereka akan bertugas hingga awal tahun depan dan kita terus memantau perkembangan situasi di lapangan," tuturnya.

Rima menyebut, relawan MER-C merupakan relawan resmi yang masuk ke Palestina atas izin WHO. Tempat tinggal dan kebutuhan hidupnya juga difasilitasi WHO.

"Kalau terus memburuk dan mengancam keamanan tentu dari WHO yang memfasilitasi pemberangkatan tim medis dari Indonesia dan negara lainnya, tentunya punya protokol kebijakan dan kita ikuti koridor yang ditetapkan WHO," katanya.

Tak mudah bagi relawan di bidang kesehatan untuk sampai ke Gaza. Apalagi sebelum sampai ke Gaza mereka harus melewati penjagaan yang ada di Perbatasan Israel-Gaza.

"Kami masuk menggunakan jalur resmi. Kendala tentunya perizinan berlapis dan karena kita melalui jalur Yordania dan masuk ke wilayah Israel dan masuk ke lewat perbatasan Karim Salom dan masuk ke posko kita di jalur Gaza bagian tengah lalu menunggu green light untuk bisa melintas ke Gaza utara," pungkasnya.

(wip/yum)


Hide Ads