Bakteri Mematikan Renggut Nyawa 12 Monyet di Kebun Binatang Hong Kong

Kabar Internasional

Bakteri Mematikan Renggut Nyawa 12 Monyet di Kebun Binatang Hong Kong

Tim detikTravel - detikJabar
Sabtu, 02 Nov 2024 03:29 WIB
Monyet de Brazza
Monyet de Brazza (Foto: (Getty Images/miroslav_1))
Jakarta -

Kematian 12 monyet di kebun binatang Hong Kong masih menyisakan tanda tanya besar. Dari hasil penyelidikan sementara diduga kuat kasus ini disebabkan para hewan tersebut terinfeksi bakteri.

Dilansir detikTravel yang mengutip BBC pada Jumat (1/11/2024), sebelumnya seekor monyet jenis de Brazza (Cercopithecus neglectus) sempat diisolasi sejak 13 Oktober, tidak lama setelah kasus kematian pertama terungkap. Namun, meski telah dipisahkan, monyet ini tetap terjangkit bakteri yang sama dan akhirnya mati.

Otopsi mengungkap bahwa bakteri yang menyebabkan sepsis kemungkinan besar berasal dari tanah yang terkontaminasi di sekitar kandang primata. Diduga, tanah yang terkontaminasi tersebut terbawa oleh pekerja kebun binatang melalui alas kaki mereka saat bekerja di area dekat kandang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelompok hak asasi hewan Peta mengatakan mereka khawatir tentang risiko penyakit zoonosis seperti cacar monyet, yang dapat menyebar dari hewan ke manusia.

"Satu-satunya cara untuk memastikan kesehatan emosional dan fisik hewan dan mencegah kematian lebih lanjut serta penyebaran penyakit zoonosis adalah dengan berhenti memenjarakan mereka untuk 'hiburan' dan sebaliknya fokus pada perlindungan habitat alami mereka," kata manajer kampanye Peta Abigail Forsyth.

ADVERTISEMENT

Namun hal itu ditampik oleh seorang ahli epidemiologi veteriner di City University of Hong Kong, Dirk Pfeiffer mengatakan risiko penyebaran infeksi ke manusia cukup rendah. Ia menambahkan bahwa kontaminasi tanah sering kali tidak dilaporkan di Asia, tetapi selalu mengkhawatirkan jika beberapa kematian tiba-tiba terjadi pada populasi hewan yang sebelumnya tidak pernah terjadi.

Sebelas monyet yang ditemukan mati sebelumnya adalah monyet cotton-top tamarin yang terancam punah, serta monyet saki berwajah putih, monyet tupai biasa, dan monyet de brazza.

Pihak berwenang mengatakan mereka mati karena melioidosis, penyakit menular yang dapat menyebar melalui kontak dengan tanah, udara, atau air yang terkontaminasi.

Penyakit ini disebabkan oleh Burkholderia pseudomallei, jenis bakteri yang hidup di tanah yang endemik di wilayah tropis dan subtropis.

Kematian terakhir terjadi pada Selasa, ketika monyet ke-12 ditemukan mati dengan lesi yang serupa pada organ tubuhnya. Saat ini, kesehatan 78 mamalia lain di kebun binatang tersebut masih dalam kondisi baik. Namun, sejak 14 Oktober, area mamalia di kebun binatang itu ditutup untuk proses disinfeksi dan pembersihan.

Hong Kong Zoological and Botanical Gardens merupakan taman tertua di kota tersebut, dengan luas sekitar 14 hektar dan terletak di pusat kota.

Melioidosis bukanlah kasus baru di Hong Kong. Pada pertengahan 1970-an, melioidosis juga pernah menyerang, menyebabkan kematian mendadak 24 lumba-lumba di Ocean Park, taman hiburan populer di Hong Kong.

Artikel ini telah tayang di detikTravel. Baca selengkapnya di sini.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads