Sebanyak 916 siswa SMP di Kabupaten Cianjur putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA/SMK sederajat. Meskipun angka tersebut turun dibandingkan tahun lalu, tetapi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) bakal mencarikan solusi agar tidak ada lagi anak putus sekolah di Kota Santri.
Kepala Bidang SMP Disdikpora Kabupaten Cianjur Helmi mengatakan, jumlah lulusan SMP di tahun ini tercatat ada 29.830 siswa. Akan tetapi, yang melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA/SMK sederajat hanya 28.914 siswa.
"Paling banyak melanjutkan ke jenjang SMK, yakni sebanyak 12.906 siswa. Selebihnya ke SMA, MA, pondok pesantren formal, dan paket C. Yang tidak melanjutkan pendidikan ada 916 siswa," kata dia, Rabu (30/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya jumlah anak putus sekolah dari jenjang SMP ke SMA/SMK sederajat di tahun ini lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1.580 siswa.
"Dibandingkan tahun lalu ada penurunan sekitar 600 anak. Jadi cenderung lebih baik. Angka putus sekolahnya turun. Kita berharap ke depan semuanya bisa melanjutkan pendidikan hingga minimal jenjang SMA/SMK sederajat," kata dia.
Helmi menyebut faktor siswa putus sekolah di antaranya dari ekonomi dimana keluarga dari anak yang merupakan warga tidak mampu ataupun dimana anak memilih untuk mencari pekerjaan.
"Banyak faktor yang menyebabkan anak putus sekolah. Dominannya karena ekonomi. Tapi ada juga orangtua yang menganggap pendidikan belum terlalu penting sehingga cukup menyekolahkan anak hingga SMP saja," kata dia.
Oleh karena itu, pihaknya akan berupaya agar anak-anak putus sekolah tersebut bisa melanjutkan pendidikan.
"Kalau memang kurang mampu kita akan Carikan solusi dengan 'ayah angkat' hingga bantuan beasiswa. Kalau karena faktor sosial kita akan bina orangtuanya agar paham pentingnya pendidikan. Kita upayakan selain menekan angka putus sekolah setiap tahunnya, juga mencarikan solusi bagi yang sebelumnya tidak melanjutkan pendidikan agar kembali melanjutkan sekolahnya," pungkasnya.
(mso/mso)