Kisah Sukses Yanuar, Juragan Dimsum Bandung Beromzet Miliaran

Serba-serbi Warga

Kisah Sukses Yanuar, Juragan Dimsum Bandung Beromzet Miliaran

Wisma Putra - detikJabar
Sabtu, 26 Okt 2024 12:30 WIB
Yanuar Wibowo, Owner Pabrik Dimsum Bandung.
Yanuar Wibowo, Owner Pabrik Dimsum Bandung. Foto: Wisma Putra/detikJabar
Bandung -

Pabrik Dimsum Bandung, pemasok dimsum asal di Kota Kembang ini namanya sudah dikenal di wilayah Jakarta dan Jawa Barat. Tak tanggung-tanggung, sejak didirikan 2018 lalu, home industri asal Bandung ini sudah memiliki lebih dari 2 ribu reseller.

Siapa sangka, dikala usaha makanan di Bandung bertumbangan karena badai Pandemi COVID-19, penjualan dimsum di Pabrik Dimsum Bandung ini meroket. Banyak pegawai yang di-PHK karena pandemi, memilih berjualan dimsum dan berlangganan dimsum dari Pabrik Dimsum Bandung.

Adalah Yanuar Wibowo, Owner Pabrik Dimsum Bandung. Sebelum sukses seperti saat ini hingga memiliki omzet penjualan lebih dari Rp 1 miliar setiap bulannya, Yanuar mengisahkan jika usaha dimsum yang dirintisnya dilakukan dari nol dengan penuh perjuangan, dan tentunya pernah mengalami kegagalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlebih, pria yang kini berumur 36 tahun itu memiliki latar belakang sebagai sarjana elektro dan pengalaman kerja di perusahaan elektronik terbesar di Indonesia. Saat berbincang dengan detikJabar, Yanuar mengisahkan, dia keluar dari pekerjaannya dengan jabatan terakhir sebagai customer service, karena tidak ingin jauh dari keluarga alias anak dan istri.

Menurutnya, bekerja di Jakarta, keluarga di Bandung, pulang seminggu sekali itu sudah berat. Pada saat itu, Yanuar akan dipindahkan ke Surabaya, karena itulah dengan banyak pertimbangan yang matang, Yanuar pun memilih resign dari tempat dia bekerja, dan memilih jadi pengusaha kuliner, meski dia tak memiliki pengalaman sedikit pun.

ADVERTISEMENT

"Pertama itu kan awalnya sih kerja ya. Tahun 2018, masih kerja. Jadi kerja itu dari 2011 sampai 2018 saya kerja di Jakarta di bidang elektronik, 2011 sampai 2016 itu di LG sebagai customer service. Terus saya pindah dan direkrut sama Modena. Masih di customer service cuman ikut meng-handle kegiatan masak dan saya ikut acara itu karena kita engineernya," kata Yanuar kepada detikJabar.

Menurutnya, lambat laun dia selalu memperhatikan chef-chef terkenal di Indonesia masak dan dia juga dikenalkan dengan banyak makanan. Dari mulai makanan enak dan tidak enak dicicipi oleh Yanuar. Meski demikian, Yanuar belum terpikir untuk keluar dari pekerjaannya dan memilih menjadi pengusaha kuliner.

"Terus saya mau dipindah lagi, mau dipindahkan ke Surabaya. Aduh Jakarta-Bandung saja jauh, ini mau dipindah ke Surabaya. Nah, saya ngajuin resign. Walaupun saya masih belum ada pikiran itu tuh (akan membuka usaha apa). Setelah mau ngajuin resign, yaudah jangan resign kamu ke Bandung aja (tawaran dari perusahaan). Akhirnya saya pulang ke Bandung. Cuman, saya dalam hati, curiga, nggak lama, saya pasti ditarik deh. Pas di Bandung, saya persiapan tuh. Saya nyari bisnis apa lah, pokoknya yang bisa bisnis enak lah ya, sampai 2018 itu masih di bulan Oktober dan bener lah tidak lama di Bandung saya ditarik lagi ke Jakarta," ungkapnya.

Sejak saat itu, Yanuar benar-benar resign dan sebelum memulai bisnis dimsumnya, Yanuar menjadi reseller dimsum dahulu dengan mengambil dimsum dari Jakarta. Hal itu hanya berlangsung selama empat bulan, setelah itu Yanuar pun beranikan diri terjun ke dunia bisnis ini dan melakukan percobaan di akhir Oktober, dan menjual dimsum ke pasaran pada Desember 2018.

"Desember akhirnya kita coba trial bikin sendiri, kita cek pasar rasanya katanya enak. Akhirnya kita buka sendiri," paparnya.

Sebelum dijual ke pasar, Yanuar melakukan tester kepada teman-temannya untuk mencoba dimsum buatannya. Namun pada awal tester, dimsum yang dibuatnya belum dapat diterima rasanya, sehingga Yanuar pun terus berusaha meracik dimsum yang dibuatnya hingga menghasilkan dimsum dengan rasa yang enak dan diterima di pasaran.

"Waktu itu saya melakukan tester secara random, teman-teman dipilih 20 orang, pertama hasilnya gagal karena rasanya aneh. Karena saya kan berhubungan baik nih sama si chef yang ada di sana (temmpat kerjanya dulu), saya tanyakan kenapa dimsum yang dibuat rasanya enggak enak, kurang apa, lalu dari segi bentuk saya lihat di YouTube. Akhirnya, setelah percobaan selama dua bulan, akhirnya saya bisa buat dimsum yang enak," terangnya.

Sama seperti saat percobaan, Yanuar menyebut awalnya dimsum yang dia buat dijual ke teman-temannya hingga dimsumnya dikenal di mulut ke mulut, juga Yanuar melakukan promosi di media sosial dan akhirnya Yanuar mendapatkan banyak langanan hingga kini dia memiliki lebih dari 2 ribu reseller.

"Ngejualnya pertama ke temen, dari mulut ke mulut, terus ngiklan di sosial hingga banyak yang beranggapan kalau mencari dimsum enak dan harganya murah ke Pabrik Dimsum Bandung," ucap Yanuar.

Buka Peluang Bisnis Bagi Pengangguran

Tak hanya memiliki lebih dari 2 ribu reseller, ayah dua anak ini sudah memiliki dua home industri yang ada di Bandung dan Karawang. Selain itu usaha dimsum yang dibangun Yanuar bisa menyerap puluhan tenaga kerja, di mana sat ini Yanuar memiliki 62 orang karyawan, 9 orang karyawan di tempatkan Bandung dan sisanya di Karawang.

Yanuar menuturkan, menjadi reseller dimsum di tempatnya bisa mendapatkan keuntungan, karena dimsum yang dijual di tempatnya khusus bagi reseller tidak mahal. Keuntungan bagi yang menjualnya lagi sekitar 30 persen dan untuk menjual dalam bentuk froozen food bisa mendapat keuntungan sekitar 15 persen.

"Misal ini satu boks Rp110 ribu, isi 50 pis yang jumbo dengan ukuran 32 gram yang didalamnya ada miks udang, ayam, tuna, beef dan jamur. Untuk yang isi 100 pis, ini per pcsnya Rp1.100, harga jual di pasaran bisa dijual Rp3 ribu bahkan kalau di resto bisa Rp4 ribu per pisnya," kata Yanuar.

Selain ukuran jumbo seberat 32 gram per pisnya, dia juga memproduksi dimsum mini dengan menyasar pembeli pelajar dan bisa masuk ke kantin-kantin sekolah. Tak hanya itu, Yanuar juga terus melakukan inovasi produk dengan membuat banyak varian rasa lainnya.

"Awal ada 9, sekarang sudah 14, seperti produk baru kita gohyong, terus nori roll juga, kalau yang awal macam-macam siomay, lalu gyoza juga jadi andalan, ini tipe premium," paparnya.

Menurut Yanuar, bisnis yang dibangunnya memiliki keuntungan yang luar biasa. "Omzet, terakhir Rp1,3 miliar, sempat juga mencapai Rp1,39 miliar," tambahnya.

Yanuar tidak pernah menyangka dapat memiliki omzet bisnis sebesar itu, jika mengingat lagi pada awal-awal dia membangun bisnisnya, Yanwar hanya memiliki modal usaha Rp200 ribu. "Modal awal hanya Rp 200 ribu. Terus Rp 10 juta modal awal membuka pasar dan buka pabrik Rp 200 jutan," pungkasnya.

(wip/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads