Legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat diberi amanat untuk menjadi Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) pada Kabinet Merah Putih.
Taufik menjadi salah satu orang yang dipanggil ke kediaman Prabowo Subianto di Kertanegara, sebelum pengambilan sumpah jabatan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada Minggu (20/10/2024).
Seusai pengambilan sumpah, nama-nama menteri dan wakil menteri pada kabinet Merah Putih diumumkan. Taufik Hidayat resmi menjadi Wamenpora mendampingi Menteri Olahraga, Ario Bimo Nandito Ariotedjo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjalanan hidup Taufik Hidayat menarik, dari semula sebagai atlet sangat berprestasi kemudian terjun ke dunia politik dan kini menjadi Wamenpora. Sebelumnya, setelah gantung raket pada 2013, menantu tokoh Jawa Barat Agum Gumelar ini juga sempat aktif sebagai staf khusus di Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Profil Taufik Hidayat
![]() |
Hawa dingin Pangalengan di Bandung Selatan telah membentuk Taufik Hidayat menjadi anak yang aktif dalam dunia olahraga. Olahraga membuat badan hangat dan berkeringat, dan itu sangat jitu untuk menangkal dingin. Dia senang sepakbola, bahkan seringkali dia menghabiskan sore yang hujan dengan bermain bola.
Taufik Hidayat yang lahir di Pangalengan, Bandung pada 10 Agustus 1981 itu sering mendapat larangan dari ayahnya agar tidak lagi bermain bola. Namun, dia senang olahraga, maka dia diam-diam bermain bulu tangkis.
Namun lama-lama, sang ayah akhirnya tahu. Menariknya, berbeda dengan ketika bermain sepakbola, aktivitas bulu tangkis Taufik Hidayat tidak dilarang. Itu karena menurut informasi dari teman-temannya yang sampai kepada sang ayah, Taufik Hidayat berprestasi.
Ini dibuktikan dengan prestasi tingkat kecamatan. Taufik Hidayat berhasil meraih juara bulu tangkis pada Pekan Olahraga dan Seni tingkat SD Se-Pangalengan. Demikian dikisahkan Fitrawan Umar dalam buku Atlet Indonesia yang Mendunia.
Menjelang SMP, putra pasangan Aris Haris dan Enok Dartilah ini pindah ke Kota Bandung. Di antara alasan kepindahannya ini untuk mempermudah Taufik Hidayat berlatih bulu tangkis. Sebab, jika harus pergi-pulang Pangalengan-Kota Bandung sangat mahal di ongkos.
Dia berlatih bulu tangkis pada klub SGS PLN Bandung dan dibimbing langsung lie Sumirat, mantan pebulutangkis Indonesia era 1970-an, sezaman dengan Rudi Hartono dan Liem Swie King.
Taufik Hidayat menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dia kemudian mengikuti beragam kejuaraan di tingkat nasional dan dunia, utamanya setelah dia ditarik ke Pemusatan Latihan Nasional (Pelantas).
Prestasi Bulu Tangkis
Saat usianya masih 16 tahun, Taufik Hidayat tampil sebagai pemenang Kejuaraan Asia Junior 1997 di Manila untuk tunggal putra. Dia juga membawa tim putra junior Indonesia meraih medali perak atau runner up pada ajang yang sama.
Setahun kemudian, saat usianya 17 tahun, Taufik menjuarai Brunei Open 1998 dan mencapai babak semifinal Kejuaraan Asia 1998 serta Indonesia Open 1998.
Taufik terus mengoleksi lebih banyak gelar juara di berbagai turnamen bergengsi dunia. Pada tahun 1998, ia bersama tim bulu tangkis putra Indonesia keluar sebagai juara Asian Games Bangkok 1998. Setahun setelah itu, ia meraih gelar Indonesia Open pertamanya.
Prestasinya terus menanjak. Koleksi medalinya semakin banyak. Hingga dia berkesempatan bertanding di Olimpiade. Sebagai pebulutangkis muda, dia lolos untuk mengikuti Olimpiade Sydney 2000, yang menjadi Olimpiade pertamanya. Di Sydney, ia gugur di babak perempat final setelah kalah dari Ji Xinpeng (China).
Empat tahun setelahnya, Taufik ikut kembali pada Olimpiade Athena tahun 2004 dan tampi sebagai juara. Dia mengalahkan para pemain unggulan seperti Wong Choong Hann (Malaysia), Peter Gade (Inggris), dan Shon Seung-mo (Korea Selatan).
Pada Olimpiade Beijing tahun 2008, Taufik Hidayat tersingkir di babak kedua. Pada 2009, Taufik memutuskan keluar dari Pelatnas di Cipayung, dan kemudian menjadi pemain profesional. Dia ikut kembali pada Olimpiade London 2012 namun gagal menjadi juara.
Berkarier di Politik
Taufik Hidayat, suami Ami Gumelar dan ayah dua anak itu memutuskan untuk gantung raket. Setelah pensiun, Taufik Hidayat diberi amanat sebagai Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) pada 2016-2017, dan pada 2017-2018 dia bekerja sebagai staf khusus Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Pada tahun 2018, Taufik Hidayat menjadi anggota Partai Demokrat. Ini karier pertamanya di dunia politik. Namun, dia tidak lama bertahan di partai berlambang bintang mercy itu.
Di kemudian hari, melalui Gerindra, dia mencalonkan diri pada Pileg 2024 untuk dapil Jawa Barat II. Upayanya menjadi wakil rakyat di parlemen gagal. Namun demikian, dia tetap masuk ke radar penjaringan menteri dan wakil menteri kabinet Merah Putih. Kini Taufik Hidayat resmi sebagai Wamenpora.
(iqk/iqk)