Presiden RI, Prabowo Subianto telah mengumumkan susunan kabinet Merah Putih, kabinet yang dipimpinnya bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk periode kepemimpinan 2024-2029.
Di antara yang masuk ke dalam lingkaran kabinet itu adalah Aminuddin Ma'ruf, pemuda dari Karawang, Jawa Barat. Aminuddin Ma'ruf dipilih sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mendampingi Menteri BUMN, Erick Thohir.
Siapakah Aminuddin Ma'ruf itu? Bagaimana karier panjang pemuda Karawang anak petani itu sampai menjadi Wamen?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Profil Aminuddin Ma'ruf
![]() |
Aminuddin Ma'ruf lahir pada 27 Juli 1986 di Desa Tanahbaru, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Dia lahir di keluarga petani dan karenanya dia hidup serba terbatas.
Namun, bungsu dari 7 bersaudara itu tidak menyerah pada keadaan. Di tengah keterbatasan, dia terus belajar untuk menggapai cita-citanya.
Ketika dia kecil, listrik belum ada di desanya. Dia dan keluarganya menghadapi gelap malam dengan lampu ontel, sebutan masyarakat setempat untuk damar atau lampu minyak.
Aminuddin menampakkan kegigihannya dalam belajar. Dia juga senang bekerja dengan pergi ke sawah untuk membantu kedua orang tuanya, meski orang tua melarang Aminuddin untuk bekerja secara langsung di sawah.
Bahkan, dikutip dari Antara, sempat ketika panen tiba, dia ikut menyabiti tanaman padi yang telah ranum dan insiden terjadi, tangannya terluka terkena sabetan arit.
Aminuddin Ma'ruf sangat lekat dengan desa dan sawah. Karawang yang juga merupakan tanah bersejarah tentang masa awal penyebaran Islam di Jawa Barat, dimulai sejak zaman Syaikh Qurro, membuatnya lekat dengan nuansa santri.
Berkiprah di PMII
Dari Karawang, Aminuddin yang santri beranjak ke Jakarta. Saat tiba masa kuliah, dia mengenyam pendidikan tinggi jenjang S1 di Universitas Negeri Jakarta kemudian melanjutkan ke jenjang S2 di Universitas Trisakti.
Di masa 'ngampus' ini, Aminuddin Ma'ruf aktif di organisasi badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) khusus mahasiswa, yaitu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Dia berkarier di organisasi ini hingga meraih pucuk pimpinan.
Pada Kongres PMII di Jambi, dia terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PMII untuk periode 2014-2016. Aminuddin mengatakan bahwa dia sering turun aksi, berdemo mengkritisi kebijakan Presiden Joko Widodo.
Aktivisme ini yang membuatnya punya jaringan kuat di kancah nasional, utamanya jejaring kepada universitas-universitas dan pesantren-pesantren di Indonesia.
Gaya Komunikasi yang Memikat
Moh. Syaeful Bahar dalam buku berjudul Merawat Nalar ala Santri menulis bab khusus mengenai Aminuddin Ma'ruf. Judul esai itu "Seberapa Penting Aminuddin Ma'ruf?". Dia mengomentari penujukkan Aminuddin sebagai Staf Khusus Milenial untuk Presiden Joko Widodo pada 2019.
Menurut buku tersebut, Aminuddin Ma'ruf punya gaya komunikasi yang memikat sehingga Presiden Joko Widodo mengamanahinya tugas untuk menangani pemuda, desa, dan pesantren.
Ini bermula ketika dia menjadi Ketua PB PMII, dapat dilihat bahwa acara-acara PMII kerap dihadiri oleh Jokowi. Jalinan komunikasi yang baik ini terus berlanjut, bahkan ketika Aminuddin lengser dari jabatan Ketua PB PMII.
"Sejak masih menjabat sebagai ketua PB PMII, periode 2014-2016, hubungan Aminuddin Ma'ruf dengan Jokowi dapat dibilang dekat. Beberapa kegiatan PMII dihadiri langsung Presiden Jokowi, dan itu, nyata adalah hasil lobi Aminuddin Ma'ruf,"
"Bukan barang mudah menjalin dan menjaga komunikasi dengan presiden. Terlalu banyak orang yang berkepentingan di sekitar Presiden yang kapan saja dapat membuat Aminuddin Ma'ruf terpental, namun dia bisa menjaga diri agar tetap mendapat tempat istimewa di hadapan Jokowi." tulis Syaeful Bahar.
Mengatasi Radikalisme di Kalangan Muda
Pada masa Presiden Joko Widodo, Aminuddin Ma'ruf diangkat sebagai Staf Khusus Milenial. Pengangkatan ini dinilai Syaeful Bahar sebagai 'gayung bersambut'.
Jokowi ingin meredakan radikalisme dan Aminuddin dengan jaringan yang luas ke beragam universitas dan pesantren adalah sosok yang tepat untuk hal itu.
"Jokowi akan terus mendapatkan amunisi ala santri untuk memerangi radikalisme. Jejaring pesantren dan santri yang dimiliki Aminuddin akan menjamin, bahwa konsep Islam Ramah, Islam Rahmatan Lil'alamin hingga ke persoalan adu argumentasi tentang wajah Islam, akan terus kuat secara argumentatif dan hampir bisa dipastikan otoritatif karena akan didukung oleh pesantren dan santri,"
Selain itu, menurutnya, penyebaran informasi tentang bahaya radikalisme di kalangan mahasiswa juga akan cepat menyebar dengan jejaring PMII yang dimiliki Aminuddin Ma'ruf.
Undur Diri dari Stafsus Milenial
Pada 23 Oktober 2023, Aminuddin Ma'ruf mengundurkan diri dri jabatannya sebagai Stafsus Milenial. Dia kemudian melibatkan diri pada banyak kegiatan kepemudaan dan politik, serta fokus untuk Pemilu 2024.
Karier panjangnya itu diperhitungkan. Presiden terpilih Prabowo Subianto yang pada Minggu (20/10/2024) diambil sumpah sebagai Presiden RI, menarik Aminuddin Ma'ruf ke dalam kabinet. Dia kini Wakil Menteri BUMN.
(iqk/iqk)