Perang di Timur Tengah Sulitkan Pemulangan Jenazah Sri Erni

Perang di Timur Tengah Sulitkan Pemulangan Jenazah Sri Erni

Siti Fatimah - detikJabar
Jumat, 18 Okt 2024 17:04 WIB
The dead womans body. Focus on hand
Ilustrasi jenazah (Foto: Thinkstock)
Sukabumi -

Sri Erni Juniarti (42) pekerja migran asal Sukabumi, Jawa Barat meninggal dunia dengan cara yang tragis. Warga asal Kampung Cimaja, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak itu dilaporkan tewas di tempat kerjanya di Suriah.

Kepulangan jenazah Sri Erni ke Tanah Air terkendala situasi perang saudara di Suriah. Hal itu diungkapkan oleh Pejabat Fungsional Pengantar Kerja Ahli Muda pada Dinas Tenga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi, Elly Widianingsih.

Elly mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) terkait pemulangan jenazah Sri Erni. Namun, kata dia, proses pemulangan terkendala oleh situasi perang saudara di Suriah, khususnya di Damaskus yang sedang mengalami konflik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemulangan jenazah dapat dilakukan melalui jalur darat ke Beirut, tetapi saat ini situasi di Beirut juga tidak aman karena perang. Oleh karena itu, jenazah saat ini masih berada di rumah sakit di Damaskus," kata Elly kepada awak media, Jumat (18/10/2024).

Lebih lanjut, kondisi bandara Beirut pun dinilai tak memungkinkan untuk pemulangan korban. Elly menjelaskan, korban sudah diautopsi di RS Damaskus dan menunjukkan bahwa korban meninggal akibat penyakit pada bagian kepala.

ADVERTISEMENT

"Iya, diduga almarhum ini meninggal dunia akibat pembuluh darah yang pecah, yang mengakibatkan pendarahan hebat pada bagian kepalanya," ujarnya.

Pihaknya meminta agar keluarga korban bersabar. Dia bersama Kemenlu masih mengupayakan agar jenazah Sri Erni dapat dipulangkan ke rumah duka di Sukabumi.

"Sri Erni bekerja sebagai asisten rumah tangga di Suriah, dan berangkat ke negara tersebut pada tahun 2021 saat pandemi COVID-19. Ia diketahui berangkat melalui jalur ilegal, mengingat kondisi saat itu tengah terjadi wabah COVID-19," kata dia.

"Kami berharap situasi di Damaskus segera membaik agar proses pemulangan dapat dilakukan dengan aman sampai tujuan," tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, pihak keluarga menduga Sri Erni meninggal dunia dengan cara yang tak wajar. Bambang (34) keponakan Erni mendapatkan kabar tewasnya korban pada 19 September. Pihaknya juga sudah membuat laporan polisi soal dugaan tak wajar kematian Sri Erni.

"Dikabari petugas KBRI pada tanggal 19 atau 20 bulan ini, bahwa dia meninggal dunia. Katanya meninggal karena terjatuh saat bekerja hingga mengalami pendarahan di otak," kata Bambang.

"Terbaru, saya menerima surat dari Kemenlu yang menyatakan bahwa Sri Erni meninggal akibat pecah pembuluh otak karena tekanan darah tinggi yang parah dan tidak sempat ditangani atau diobati dengan baik," sambungnya.

Bambang menambahkan bahwa di hari sebelum meninggal, Sri Erni sempat curhat melalui pesan WhatsApp bahwa ia dianiaya oleh majikannya.

"Mbak Sri pernah bilang kalau dia dipukul majikannya pakai panci di kepala hingga berdarah. Ini yang membuat kami semakin yakin ada yang janggal dengan kematiannya," ungkap Bambang.

"Ini sangat janggal karena setahu saya, Mbak Sri selama hidupnya tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Harapan kami agar ini diusut tuntas, dan hak-hak almarhum bisa dipenuhi karena dia meninggalkan tiga anak yang masih kecil," sambungnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Ali Jupri membenarkan adanya laporan yang dibuat oleh keluarga almarhumah Sri Erni. "Kami sudah menerima laporan pengaduan, selanjutnya kami akan mengundang sejumlah pihak untuk dimintai keterangan," singkat Ali.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads