DPRD Minta Pasar di Kota Bandung Wajib Kelola Sendiri Sampahnya

DPRD Minta Pasar di Kota Bandung Wajib Kelola Sendiri Sampahnya

Bima Bagaskara - detikJabar
Rabu, 16 Okt 2024 19:15 WIB
Tumpukan sampah di Bandung
Ilustrasi sampah (Foto: David Kristian Irawan)
Bandung -

Pasar menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar di Kota Bandung. Karenanya, DPRD meminta pengolahan sampah wajib dilakukan secara mandiri oleh pengelola pasar.

Hal itu diungkap anggota Komisi C DPRD Kota Bandung, Andri Rusmana. Andri menyebut, pengelola maupun pihak yang bertanggung jawab mengurus pasar harus mulai memikirkan cara agar sampah dari pasar tidak masuk ke TPS.

"Khusus di pasar memang wajibnya bisa dikelola langsung oleh dinas yang lebih mempunyai kewenangan penuh," kata Andri kepada detikJabar, Rabu (16/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Andri, pemerintah harus bisa menjadikan pasar sebagai proyek percontohan pengolahan sampah secara mandiri. Baru setelah pasar bisa mengolah sendiri sampahnya, upaya pemilihan dari masyarakat bisa dipelajari dari apa yang dilakukan di pasar.

"Bisa dijadikan pilot project mini bagaimana berjalannya proses pengelolaan sampah yang baik dimulai dari pencegahan, penggunaan kembali, pendaur ulang serta pembaruan dan yang terakhir pembuangan sampah yang sedikit mungkin," tegasnya

ADVERTISEMENT

"Pasar bisa dijadikan contoh pembelajaran yang nyata dalam mensukseskan program pemilahan sampah," lanjutnya.

Sebelumnya, Pj Wali Kota Bandung A Koswara menuturkan, Kota Bandung memiliki 37 pasar yang setiap hari memproduksi sampah. Adapun jumlah timbulan sampah dari masing-masing pasar di Kota Bandung yakni 90 kubik atau 54 ton per hari.

"Seluruh pasar di Kota Bandung (masing-masing) menghasilkan sampah 90 kubik per hari. Kalau ini tidak dilakukan treatment maka itu penyumbang ritase yang cukup besar ke Sarimukti," ucap Koswara di Pasar Sederhana, Kota Bandung, Selasa (15/10).

Koswara menuturkan, Pemkot Bandung terus berupaya mencari metode terbaik untuk menyelesaikan masalah sampah. Salah satu metode yang disiapkan yakni penyelesaian di tingkat wilayah.

Menurutnya juga, penanganan sampah di Kota Bandung harus dimulai dari sumber timbulan, seperti halnya pasar. Karena dengan begitu, upaya mengurangi ritase sampah yang masuk ke TPA Sarimukti bisa dilakukan.

"Jadi pengolahan sampahnya sudah ada, masalahnya sumber dari produksi sampahnya dari rumah tangga dan pasar itu tidak pernah terpilah. Sehingga sampahnya itu l, petugas sampah bekerja dua kali, ada memisahkan lagi dan itu susah, ribet memisahkan sampah organik dan anorganik di TPS," terangnya.

Karena itu, menurutnya Pemkot Bandung kini tengah berupaya keras untuk memastikan proses pemilahan sampah bisa dilakukan dari sumber timbulan. Dengan begitu, dia yakin masalah sampah di Kota Bandung perlahan bisa diatasi.

"Program utama kita adalah satu memilah sampah dari awal, dari sumbernya, dari warga, kios, hotel, restoran sudah dipilah sampahnya itu program utama kita. Kedua, program pengolahan yang organiknya sudah tersedia di Kota Bandung ini," tandasnya.

(bba/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads