Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat mencatat, bahwa sepanjang Januari-September 2024, Kota Bandung menjadi pembuang sampah terbesar ke Sarimukti, yakni 70%. Seluruh wilayah Bandung Raya kini bakal mengedepankan komitmen bersama untuk mengurangi sampah.
Namun nampaknya, kondisi masih mengharuskan Sarimukti terus beroperasi. Padahal, kini kondisi lahan Sarimukti sudah overload 1.000%. Nyatanya, tren ritasi sampah dari Kota Bandung bahkan malah tambah banyak.
Pemprov Jawa Barat mencatat ada lonjakan jumlah sampah dari Kota Bandung. Per tanggal 10 Oktober 2024, Kota Bandung ditargetkan dapat mengurangi ritase sampah ke Sarimukti dari 170 ritase per hari menjadi 140 ritase per hari dalam dua bulan ke depan atau setiap harinya berkurang minimal 0,5 ritase.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun realisasinya, saat ini sampah yang masuk ke TPA Sarimukti dari Kota Bandung menjadi 186 ritase per hari atau bertambah 16 ritase per hari. Hal itu dikonfirmasi oleh Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar, Dodit Adrian Pancapana.
"Seperti itu, estimasi angka umumnya," ucap Dodit saat dikonfirmasi, Selasa (15/10/2024).
Di lain sisi, penambahan ritase juga masih dilakukan oleh Kabupaten Bandung Barat dari eksisting 20 ritase per hari, realisasi saat ini menjadi 28 ritase atau bertambah 8 ritase per hari. Sementara Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi, disebut telah melakukan pengurangan.
Kabupaten Bandung dari 70 ritase saat ini menjadi 36 ritase atau berkurang 34 ritase per hari dan Kota Cimahi dari eksisting 37 ritase, menjadi 25 ritase atau berkurang 12 ritase.
Sementara itu, Pemkot Bandung mengklaim penambahan tersebut terjadi fluktuatif atau bukan rata-rata jumlah ritase per hari. Pj Wali Kota Bandung, A Koswara mengatakan saat ini ritase sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti yakni 170 ritase per hari.
"Itu fluktuatif, kalau rata-rata per hari dalam seminggu 170-an (ritase), waktu dinyatakan 180 itu pada satu hari. Kan satu minggu 7 hari, ada yang 160, ada yang 170, ada yang 180, kalau dirata-rata 170 ritase," ucap Koswara usai meninjau TPS di Pasar Sederhana, Kota Bandung, Selasa (15/10/2024).
Koswara menegaskan, Pemkot Bandung berkomitmen melakukan pengurangan jumlah ritase per hari yang dibuang ke Sarimukti. Menurutnya, langkah itu akan dipercepat jika seluruh program pengolahan sampah yang ada berjalan.
"Targetnya begitu, kita lagi mengupayakan itu. Kalau pengangkutan per hari masih 170 (ritase) sekarang, nanti targetnya 140 dua bulan ke depan. Tapi kalau program pengurangan sampah dari lingkungan ini (berhasil), bisa lebih cepat," tegasnya.
Lebih lanjut, Koswara mengungkapkan Pemkot Bandung telah mengumpulkan semua petugas kebersihan. Petugas-petugas itu diminta untuk memilah sampah yang diangkut ke TPS dan masuk ke TPA Sarimukti.
Saat ini, kata Koswara, dari 1.597 RW di Kota Bandung, baru 383 RW yang sudah melakukan pemilahan sampah sebelum dibuang ke TPA Sarimukti. Koswara menginginkan, semua RW bisa melakukan hal tersebut agar Kota Bandung bisa mengatasi persoalan sampah.
"Ada 383 RW yang melakukan pemilihan dari 1.597 RW, baru 22 persen RW yang sudah melakukan pemilahan, tinggal ditingkatkan. Kalau semuanya bisa bagus, artinya satu kota ini sampah yang dibuang hanya 30 persen maksimal," ucapnya.
(aau/mso)