Tim Sekretariat Kabinet Republik Indonesia mengunjungi Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka. Kunjungan tersebut dalam rangka monitoring pengendalian inflasi daerah di Indonesia.
"Untuk mendiskusikan serta mengidentifikasi kondisi inflasi/deflasi di Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat (kondisi deflasi dari bulan Mei-September 2024), kemudian untuk mendapatkan informasi pelaksanaan integrasi data stok dan neraca pangan daerah dalam menjaga ketersediaan pangan dan pengendalian inflasi, serta informasi terkait kondisi ketersediaan dan harga beras di Kabupaten Majalengka," ujar Asisten Deputi Bidang Ekonomi Makro, Perencanaan Pembangunan, dan Pengembangan Iklim Usaha Sekretariat Kabinet Roby Arya Brata dalam keterangannya, Rabu (16/10/2024).
Pertemuan digelar di Gedung Yudha Karya Abdi Negara Kabupaten Majalengka, Selasa (8/10). Tim Setkab diterima langsung oleh Pj Sekda Aeron Randi serta Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kabupaten Majalengka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Roby Arya mengatakan bahwa Presiden Jokowi menghawatirkan deflasi, sehingga tim setkab berkunjung ke beberapa daerah untuk mengetahui sebabnya. Roby menjelaskan karena deflasi jika terlalu lama akan mengancam perekonomian negara, dimana produsen akan menghentikan produksinya dikarenakan murahnya barang yang yang ada.
"Sehingga berdampak terhadap PHK untuk karyawannya kemudian berdampak pada kurangnya daya beli dari masyarakat," tuturnya.
Roby memaparkan kunjungan ini juga menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi pada rapat koordinasi pada 14 januari 2024 mengenai pengengendalian inflasi tahun 2024. Arahan tersebut diantaranya:
1. Memperkuat produksi pangan melalui optimalisasi pemanfaatan infrastruktur pengairan untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim.
2. Mengakselerasi penerapan teknologi berbasis riset dalam mendukung digitalisasi pertanian (smart agriculture).
3. Mendorong investasi untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian.
4. Memutakhirkan sistem dan infrastruktur logistik terintegrasi guna mendukung kelancaran distribusi dan efisiensi rantai pasok antar daerah.
5. Memperkuat sinergi dan koordinasi antar lembaga, di tingkat Pusat dan Daerah, guna mendukung upaya pengendalian inflasi.
Sementara dalam paparannya Pj Sekda Aeron Randi mengatakan bahwa kondisi deflasi di Kabupaten Majalengka terjadi dua kali, yaitu pada Mei dan September.
"Pada Mei diakibatkan turunnya harga beras setelah panen raya dan kembalinya tarif angkutan pasca Lebaran. Sementara di bulan September diakibatkan panen beberapa komoditas diantaranya daun bawang, cabai dan tomat, sehingga ini membuktikan bahwa deflasi di Kabupaten Majalengka tidak terjadi berturut-turut dan komponen inti tidak masuk menjadi penyumbang deflasi terbesar pada Mei dan September dan ini menandakan kemampuan daya beli masyarakat di Majalengka masih baik," papar Aeron.
Lebih lanjut Aeron Randi menjelaskan bahwa penanganan inflasi di Kabupaten Majalengka dilakukan upaya rutin dengan cara monitoring harga di pasar dan ketersediaan barang pada distributor. Selain itu dilakukan upaya dengan berbagai inovasi dari Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi yang mengeluarkan program-programnya.
"(Program) di antarannya meningkatkan angkatan kerja dengan meluncurkan Balai Latihan Kerja (BLK), kawasan sentra industri kecil dan menengah, kemudian program inovasi Majalengka hebring dalam upaya memberdayakan dan meningkatkan kemajuan produk UMKM di Majalengka, ada juga gerakan pangan murah yang dilakukan di beberapa kecamatan di Kabupaten Majalengka," jelasnya.
Sementara dalam paparan Badan Pusat Statistik (BPS) Majalengka dan Bank Indonesia kantor Cirebon memperkuat, bahwa untuk kondisi saat ini di Kabupaten Majalengka masih belum bisa dikatakan terjadi penurunan daya beli. Sebab, deflasi yang terjadi dikarenakan kebijakan pemerintah dan panen berbagai macam komoditas yang menyebabkan stok melimpah dan terjadi peralihan masyarakat lebih sering berbelanja secara online.
Sementara itu Asisten Deputi Bidang Ekonomi Makro, Perencanaan Pembangunan, dan Pengembangan Iklim Usaha Sekretariat Kabinet Roby Arya Brata mengatakan kunjungan tersebut dalam rangka monitoring pengendalian inflasi daerah di Indonesia.
"Untuk mendiskusikan serta mengidentifikasi kondisi inflasi/deflasi di Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat (kondisi deflasi dari bulan Mei-September 2024), kemudian untuk mendapatkan informasi pelaksanaan integrasi data stok dan neraca pangan daerah dalam menjaga ketersediaan pangan dan pengendalian inflasi, serta informasi terkait kondisi ketersediaan dan harga beras di Kabupaten Majalengka," ujar Roby.
(ega/ega)