Mengintip Data Daerah Penyumbang Sampah Terbesar-Terkecil ke Sarimukti

Mengintip Data Daerah Penyumbang Sampah Terbesar-Terkecil ke Sarimukti

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Minggu, 13 Okt 2024 07:30 WIB
Kebakaran TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat
TPA Sarimukti saat alami kebakaran pada 2023 lalu (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar).
Bandung -

Umur TPA Sarimukti tinggal menghitung waktu. Daerah di Bandung Raya kini kejar-kejaran dengan jangka waktu Sarimukti, berusaha menemukan opsi terbaik dan tercepat sebelum tempat pembuangan sampah di Kabupaten Bandung Barat itu harus ditutup.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat mencatat timbulan sampah dari seluruh Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat mencapai 25.000 ton per bulan. Data DLH mencatat bahwa sepanjang Januari-September 2024 Kota Bandung menjadi pembuang sampah terbesar ke Sarimukti. Sementara sampah paling sedikit dikirim oleh Kabupaten Bandung Barat.

"Komposisinya 70% sampah dari Kota Bandung, lalu 13% dari Kabupaten Bandung, Kota Cimahi kirim sampah sebanyak 9%, dan Kabupaten Bandung Barat sebanyak 8%. Pasar Caringin menjadi pengirim terbesar seluruh pasar yang ada di wilayah Bandung Raya dengan jumlah 21 ton/hari," ucap Arief Perdana, Kepala UPTD PSTR Jabar pada detikJabar, Sabtu (12/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjabarkan, bahwa Sarimukti seharusnya ditutup pada tahun 2017. Namun nyatanya, kondisi mengharuskan Sarimukti terus beroperasi mengingat Legok Nangka belum siap digunakan.

"Masih ada beberapa hal teknis maupun non teknis dari Legok Nangka yang harus diselesaikan hingga diproyeksikan akan beroperasi pada tahun 2029," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Arief memaparkan, data bahwa kondisi Sarimukti sudah overload 1.000%. Sarimukti seharusnya hanya menampung 2 juta meter kubik sampah. Namun data hingga bulan Agustus 2024, mencatat capaian sampah yang ditampung sebanyak 24 juta meter kubik.

Lalu apa penyebabnya? Bukankah setiap daerah di Jabar sudah menggemakan pengolahan dan penyelesaian sampah di skala rumah tangga?

Arief menyebut, pengurangan telah dilakukan di tingkat Kota atau Kabupaten. Namun, ia mengaku, langkah tersebut tidak cukup signifikan untuk mengurangi sampah yang dibuang ke Sarimukti. Kini, ia mengungkap solusi yang coba dilakukan DLH Jabar di tengah kejar-kejaran dengan lifetime Sarimukti.

"Ada beberapa upaya pengurangan sampah di hulu dan reaktivasi zona pembuangan di hilir. Pada minggu lalu telah dilaksanakan rapat dengan para penjabat kota/kabupaten, dan membuat komitmen bersama upaya di hulu dengan Lurah/Kades sebagai indikator dalam pencapaian mengurangi sampah di daerahnya," ucap Arief.

Namun apakah hal tersebut manjur untuk segera menangani sampah? Arief mengatakan semua akan membutuhkan proses namun disertai kerja keras. Sejauh ini, kata Arief, memang belum ada punishment atau hukuman pada diatur dalam Perjanjian Kerjasama antar daerah itu.

Di lain sisi, rencananya Pemprov Jabar akan melakukan penambahan lahan untuk menampung sampah-sampah yang diprediksi masih akan terus butuh penanganan dari Bandung Raya.

"Selain itu perangkat daerah di lingkungan Pemprov Jabar akan berupaya mengurangi sampahnya khususnya penerapan zero food waste. Sementara upaya di hilir, kami akan melaksanakan reaktivasi lahan eksisting di zona 1, 2 dan 3, serta melaksanakan pembangunan lahan perluasan," tambahnya.




(aau/mso)


Hide Ads