Tak Merokok tapi Mengidap Kanker Paru, Mungkin Ini Penyebabnya

Tak Merokok tapi Mengidap Kanker Paru, Mungkin Ini Penyebabnya

Suci Risanti Rahmadania - detikJabar
Sabtu, 12 Okt 2024 20:00 WIB
Ilustrasi paru-paru atau bronkitis
Ilustrasi paru-paru. (Foto: Getty Images/iStockphoto/mi-viri)
Jakarta -

Merokok bisa jadi salah satu penyebab seseorang mengidap kanker paru. Namun, hal itu bukan satu-satunya penyebab.

Contohnya dialami Jennifer Kencana, wanita yang tinggal di Jakarta Barat. Ia divonis mengidap kanker paru stadium 4.

Padahal, ia bukan perokok aktif. Ia juga bukan perokok pasit. Lantas, apa penyebab ia mengidap kanker paru?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari detikHealth, dokter yang menanganinya menduga bahwa Jennifer terkena kanker karena dari faktor genetik. "Dan aku kebetulan karena genetik," kata dia saat dihubungi detikcom.

Meski tak merokok, apa sih pemicu kanker paru di usia muda? Spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi Dr dr Andhika Rachman SpPD-KHOM ada sejumlah faktor lainnya yang juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker paru. Terlebih bisa terjadi pada orang yang lebih muda.

ADVERTISEMENT

Faktor pertama menurut dr Andhika adalah mutasi gen seperti EGFR, ALK, dan ROS1, sering ditemukan pada pengidap kanker paru yang bukan perokok. Terutama di kalangan wanita muda.

"Faktor genetik ini dapat memicu pertumbuhan sel kanker di paru-paru meskipun tidak ada paparan tembakau," ucap Andhika saat dihubungi detikcom belum lama ini.

Selain genetik, polusi udara terutama partikulat halus (PM 2.5) juga dapat meningkatkan risiko kanker paru. dr Andhika mengatakan di beberapa daerah dengan tingkat polusi udara yang tinggi, risiko kanker paru meningkat bahkan pada mereka yang tidak merokok.

Paparan jangka panjang terhadap asbes juga menyebabkan kanker paru. "Khususnya mesothelioma, yang berkaitan erat dengan kanker paru."

"Jika ada riwayat kanker paru dalam keluarga, meskipun tidak ada faktor risiko lain seperti merokok, seseorang dapat memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan kanker paru," ucapnya

Artikel ini telah tayang di detikHealth

(suc/orb)


Hide Ads