Mengenal 8 Jenis Gangguan Mental yang Mendera 1 dari 3 Remaja di RI

Mengenal 8 Jenis Gangguan Mental yang Mendera 1 dari 3 Remaja di RI

Muhammad Jadid Alfadlin - detikJabar
Kamis, 10 Okt 2024 06:00 WIB
hands holding puzzle piece missing in brain paper cutout, autism, dementia, mental health concept
Ilustrasi skinzofrenia (Foto: Getty Images/iStockphoto/SewcreamStudio)
Bandung -

American Phsychiatric Association mendefinisikan gangguan jiwa atau mental sebagai kondisi dimana individu mengalami perubahan pola pikir, emosi, perilaku ataupun gabungan dari ketiga perubahan tersebut.

Senada dengan penjelasan tersebut, World Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa gangguan tersebut biasanya ditandai oleh kombinasi pola pikir abnormal, emosi, perilaku hingga interaksi dengan yang lainnya.

Di Indonesia sendiri, menurut hasil survei dari Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I - NAMHS), tercatat bahwa pada tahun 2022, satu dari tiga remaja di Indonesia memiliki masalah dengan kesehatan mental.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut tentu merupakan permasalahan yang perlu ditangani secara serius. Kedepannya, para remaja tersebut memiliki peran penting dalam keberlangsungan bangsa.

Lebih lanjut, data dari hasil survei tersebut menjabarkan bahwa jenis gangguan mental yang paling banyak diderita oleh kalangan remaja ialah berupa gangguan kecemasan, dengan besaran sebanyak 3,7 persen. Beberapa jenis gangguan mental lainnya pun terdeteksi, seperti depresi hingga stress pasca trauma.

ADVERTISEMENT

Permasalahan gangguan mental memang cukup rumit dan beragam jenis. Tak jarang, permasalahan tersebut bertambah sulit karena minimnya pengetahuan atau pemahaman masyarakat awam terhadap gangguan ini. Terlebih dengan beragamnya jenis gangguan mental yang ada, masyarakat masih kerap kesulitan membedakan jenis gangguan satu dengan yang lainnya.

Menurut yang tertulis di laman resmi WHO, setidaknya terdapat 8 jenis gangguan mental yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, termasuk perbedaan jenis masalah, ciri hingga gejala yang dialami. Berikut adalah jenis-jenis gangguan mental tersebut.

1. Gangguan Kecemasan

Menurut WHO, biasanya gangguan kecemasan ditandai dengan munculnya rasa takut atau rasa khawatir yang berlebihan dari seorang individu. Biasanya kecemasan tersebut bahkan terjadi hingga mengganggu aktivitas atau perilaku yang sedang dijalaninya.

Terdapat beberapa jenis gangguan kecemasan, antara lain: gangguan kecemasan umum, gangguan panik, gangguan kecemasan sosial hingga gangguan kecemasan perpisahan dengan orang-orang yang memiliki ikatan emosional. Jenis-jenis gangguan kecemasan tersebut pun muncul dengan tanda, salah satu tandanya ialah serangan panik.

Gejala yang ditimbulkan pun dapat cukup parah, salah satunya dapat mengakibatkan tekanan yang signifikan atau gangguan dalam fungsi.

2. Depresi

Data yang dihimpun oleh WHO pada 2019, menyatakan bahwa 280 juta orang hidup dalam kondisi depresi. Selama depresi, orang-orang mengalami suasana hati yang muram dan seolah merasa tertekan. Mereka kehilangan suasana hati yang senang bahkan tak lagi memiliki minat dalam beraktivitas.

Lebih parah, gangguan yang satu ini dapat menyebabkan gejala berupa perasaan yang ekstrem. salah satunya seperti munculnya perasaan bersalah berlebih, harga diri yang rendah, putus asa hingga pikiran untuk mengakhiri hidup.

Oleh sebab itu, orang-orang dengan kondisi gangguan depresi memiliki tingkat resiko bunuh diri yang lebih tinggi.

3. Gangguan Bipolar

Orang dengan gangguan bipolar mengalami pergantian perasaan atau mental antara periode depresif dengan periode manik. Perubahan antara suasana hati yang tertekan dipenuhi rasa sedih dan hampa berganti cepat menjadi perasaan euforia dan peningkatan aktivitas energi.

Gangguan ini biasanya ditandai dengan perilaku impulsif yang tak terkendali, sulit terfokus dan mudah teralihkan, pikiran yang tak terkendali hingga kurangnya tidur. Gejala lainnya yang muncul, dapat berupa munculnya rasa melankolis, psikosis hingga keinginan bunuh diri.

4. Gangguan Stres Pascatrauma (PTSD)

Gangguan Stres Pascatrauma atau Post-traumatic stress disorder (PTSD), merupakan gejala yang secara persentase lebih tinggi muncul di lingkungan-lingkungan yang pernah atau sedang dilanda konflik hingga bencana.

PTSD kerap muncul dengan ditandai beberapa ciri berikut, antara lain: Mengalami kembali peristiwa traumatis yang pernah dialami, munculnya persepsi berlebih tentang ancaman yang pernah dirasakan, hingga mencoba melakukan penghindaran pikiran atau ingatan tentang peristiwa traumatis.

Gejala-gejala tersebut memerlukan perawatan psikologis yang efektif sebab dapat menyebabkan gangguan signifikan dalam fungsi.

5. Skizofrenia

Menurut Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, setidaknya lebih dari 21 juta individu di dunia menderita gangguan mental dengan jenis Skizofrenia. Gangguan ini ditandai dengan terdistorsinya pikiran, persepsi emosi hingga bahasa dan perilaku individu tersebut.

Gejala yang muncul dari skizofrenia antara lain berupa delusi, perilaku abnormal, bicara yang tidak koheren hingga bergumam dan kerap tertawa sendiri. Selain itu, para penderita skizofrenia pun kerap mengalami kesulitan terus-menerus terhadap fungsi kognitif mereka.

6. Gangguan Makan

Gangguan makan berupa anoreksia nervosa dan bulimia nervosa terjadi karena pola makan yang tidak normal seperti seharusnya serta keasyikan dengan makanan serta sehingga menyebabkan masalah berat badan dan permasalahan serupa lainnya.

Selain mengganggu mental dan kejiwaan, gangguan yang satu ini dapat mengakibatkan risiko kerusakan kesehatan dan gangguan fungsi lainnya yang signifikan. Permasalahan ini kerap muncul pada masa-masa remaja dan kerap pula dikaitkan dengan permasalahan kematian dini yang diakibatkan karena komplikasi medis atau bunuh diri.

7. Perilaku Mengganggu dan Gangguan Disosialisasi

Timbulnya permasalahan atau gangguan disruptif umumnya terjadi pada masa kanak-kanak. Perilaku ini ditandai dengan masalah perilaku yang dilakukan secara terus-menerus, berupa perilaku pembangkangan atau ketidakpatuhan terhadap norma atau aturan masyarakat.

Beberapa gejala yang timbul dengan perilaku ini antara lain penyalahgunaan perasaan dan hak orang lain, berkelahi, berbohong hingga melakukan pencurian atau perusakan properti milik orang lain.

8. Gangguan Perkembangan Saraf

Dijelaskan oleh WHO, gangguan perkembangan saraf adalah gangguan perilaku dan kognitif yang muncul pada masa periode perkembangan. Beberapa gangguan yang termasuk ke dalam gangguan perkembangan saraf antara lain seperti gangguan perkembangan intelektual, gangguan spektrum autism dan gangguan hiperaktivitas defisit perhatian atau biasa dikenal Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

Beberapa tanda yang muncul dari gangguan ini dapat berupa keterbatasan yang signifikan dalam fungsi intelektual, kesulitan dalam keterampilan konseptual, sosial dan praktis, hingga pola kurangnya perhatian yang dapat berdampak negatif.

Adapun, untuk gangguan ini, dapat dilakukan pengobatan dengan metode intervensi psikososial, intervensi perilaku hingga terapi okupasi dan wicara.

CATATAN REFERENSI

American Phsyciatric Associaton. 2015. What is mental illness.

World Health Organization. 2016. Mental Disorder.

Direktorat Jenderal Layanan Kesehatan. 2023. Definisi Gangguan Jiwa dan Jenis-jenisnya

Indonesia-Natioal Adolescent Mental Survey. 2022. Survei Kesehatan Mental

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads