7 Fakta 'Hantu dan Super Hero' Akting Lari Dikejar Satpol PP

7 Fakta 'Hantu dan Super Hero' Akting Lari Dikejar Satpol PP

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 10 Okt 2024 09:00 WIB
Cosplayer berlarian dikejar Satpol PP
Cosplayer berlarian dikejar Satpol PP. (Foto: Istimewa)
Bandung -

Sejumlah super hero seperti Spider Man hingga Hulk, bahkan para hantu yang biasa ditakuti warga seperti Mak Lampir dan Suster Ngesot, lari pontang-panting gegara dikejar Satpol PP. Sebuah video merekam para cosplayer pahlawan dan makhluk tak kasar mata, tengah lari dari kejaran para petugas berseragam hijau.

Berikut ini fakta-faktanya seperti dirangkum tim detikJabar:

1. Aksi Kocak Kejar-kejaran Disayangkan Warganet

Warganet pun dibuat heboh dengan beredarnya video yang memperlihatkan sekelompok cosplayer berkostum super hero ini berlarian di kejar petugas Satpol PP. Dalam video yang diunggah salah satunya di akun @infojawabarat, terlihat belasan super hero lari kocar-kacir dikejar petugas Satpol PP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlihat beberapa super hero berhasil lolos, namun ada juga yang pasrah dan ditangkap petugas. Informasi dihimpun, peristiwa itu terjadi di Jalan Banceuy, Kota Bandung. Unggahan di akun @infojawabarat langsung dibanjiri komentar warganet. Mereka menyayangkan aksi penertiban para super hero yang dianggap kreatif dalam mencari penghasilan.

2. Penertiban Cosplayer hanya Akting

Namun ternyata, dugaan penertiban para cosplayer yang dinarasikan dalam video itu tidak benar. Cosplayer dan petugas Satpol PP itu ternyata sedang melakukan adegan untuk sebuah film alias akting belaka. Hal itu diklarifikasi langsung oleh Satpol PP Kota Bandung.

ADVERTISEMENT

"Itu memang lagi proses syuting di Taman Soekarno Jalan Banceuy, sekarang kami juga proses syuting. Pada intinya memang kita sedang melaksanakan proses syuting dengan salah satu PH (production house)," ucap Komandan Peleton Satpol PP Kota Bandung Yulianti Budiman saat dikonfirmasi, Selasa (8/10/2024).

Yuli mengungkapkan, proses syuting sudah berlangsung sejak Minggu (6/10). Sementara adegan kejar-kejaran seperti pada video dilakukan pada Senin (7/10).

"Berlangsungnya syuting itu yang viral kemarin siang, syuting sudah sejak Minggu di kawasan Banceuy dan sekitarnya dan sekarang masih berlangsung sampai sekarang. Adegannya memang dikejar petugas, salah satu bagian scane film nanti," ujarnya.

3. Perusahaan Film Kerja Sama dengan Pemkot Bandung

Yuli tidak bisa menjelaskan, film apa yang akan dibuat dengan melibatkan cosplayer dan anggota Satpol PP. Dia hanya menyebut, pihak PH mengajukan kerja sama dengan melibatkan Satpol PP Kota Bandung.

"Kalau filmnya saya nggak berhak menjelaskan, tapi memang ada permintaan dari PH untuk kerjasama dengan Satpol PP dan ada permintaan personel," tutup Yuli.

4. Pengalaman Dikejar Satpol PP Nyata Pernah Dialami Cosplayer

Meski begitu, adegan kejar-kejaran dengan petugas bukan hal asing bagi para cosplayer. Pengalaman dikejar petugas seringkali mereka hadapi dan hal itulah yang kemudian diperagakan dalam salah satu scane film.

Andi (46), salah satu cosplayer menceritakan pengalamannya bermain film dengan adegan yang sudah sering dialaminya. Andi mengungkapkan, dikejar petugas jadi makanan sehari-hari para cosplayer sebelum dilegalkan oleh pemerintah.

"Sebelum kita legal, pendiri komunitas ini kenyataannya seperti itu, kita sering ditangkap dan dikejar," ungkap Andi saat ditemui detikJabar di Jalan Asia Afrika, Rabu (9/10/2024).

5. Cosplayer Jadi Ikon Tersendiri

Lelah karena harus berurusan dengan petugas, Andi mengatakan para cosplayer menginginkan agar mereka bisa bekerja dengan nyaman tanpa takut dikejar petugas. Komunitas cosplayer kemudian mengajukan untuk dibuat legalitas bagi mereka.

"Setelah kondisinya mungkin capek atau gimana, kita mikir gimana caranya biar tenang. Makanya kita coba buat legalitas untuk komunitas di sini. Sekarang kita sudah legal karena sudah diatur dan dibina oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung," ujarnya.

6. Adegan Film Dibuat Mirip dengan Kejadian di Masa Lampau

Pada adegan film yang videonya viral, Andi menuturkan saat itu para cosplayer termasuk dirinya diminta untuk melakukan adegan senatural mungkin. Dalam adegan itu, mereka diminta berlarian karena dikejar petugas.

"Kita cuma disuruh lari aja nanti ada yang ketangkep dan gitu lah. Jadi seakan-akan natural seperti kejadian asli. Mungkin menurut produsernya dibuat adegan kaya dulu (waktu belum legal)," katanya.

Menurut Andi, film tersebut memang dibuat berdasarkan kisah dan pengalaman para cosplayer di Jalan Asia Afrika. Dia menyebut, seluruh cosplayer yang terlibat dalam film itu diatur dan ditentukan oleh komunitas.

"Ini dari komunitas, jadi kita diatur oleh komunitas siapa aja yang main komunitas yang atur. Film ini idenya dari komunitas," ucap Andi.

7. Bersyukur Meski Turun Pendapatan

Meski kini telah legal dan dibina oleh pemerintah, namun para cosplayer mengungkap pendapatan mereka menurun jika dibandingkan sebelumnya. Hal itu karena ada aturan yang membatasi lokasi dan jumlah cosplayer di Jalan Asia Afrika.

"Kalau pendapatan ya lebih enak dulu sebelum legal. Kalau sekarang kita kan diatur, untuk tempatnya kemudian jumlah pemain. Karena di sini ada 3 komunitas kita dibatasi. Satu komunitas yang keluar satu hari cuma 15 karakter, jadi kalau 3 komunitas ya sehari 45 karakter," jelas Andi.

Sementara satu komunitas menurut Andi, memiliki jumlah anggota lebih dari 40 karakter. Karena itu, dirinya tidak bisa setiap hari bekerja sebagai cosplayer karena harus bergantian dengan rekan-rekannya.

Meski begitu, Andi tetap bersyukur keberadaan mereka kini diakui. Meski pendapatan tidak sebesar dulu, mereka kini bisa bekerja dengan lebih tenang dan nyaman.

Halaman 2 dari 2
(aau/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads