Fitnah Keji Bikin Wajah Jujun Pedagang Es Keliling Babak Belur

Fitnah Keji Bikin Wajah Jujun Pedagang Es Keliling Babak Belur

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Rabu, 02 Okt 2024 16:13 WIB
Jujun Junaedi (54), pria yang diduga dianiaya warga karena dituduh mencuri uang Rp 30 juta
Jujun Junaedi (54), pria yang diduga dianiaya warga karena dituduh mencuri uang Rp 30 juta (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Jujun Junaedi (54) dianiaya warga karena dituduh mencuri uang Rp 30 juta di Desa Kertaraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.

Ia bercerita bahwa pada hari Senin sebelum peristiwa pengeroyokan, dirinya sedang berjualan di sekitar masjid.

"Hari itu ada pengajian saya nongkrong jualan di masjid, dapat uang Rp 2 ribu, lalu saya keliling lagi jualan. Enggak tahu ada kejadian apa di sana hari Senin itu," ujarnya kepada detikJabar, Rabu (2/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, lima hari kemudian, pada Sabtu (28/9/2024), Jujun ditangkap oleh warga yang menuduhnya sebagai pencuri.

"Tiba-tiba saya ditangkap, ditanya, 'Kamu ya penjahat yang maling duit saya?' Saya kaget, saya jawab enggak. Katanya uangnya Rp 30 juta, tapi saya enggak merasa ngambil, saya jualan tiap hari di sini," tutur Jujun.

ADVERTISEMENT

Meskipun sudah membantah, Jujun mengaku warga tetap menghajarnya tanpa ampun. "Saya dipukul, dipukul terus, walaupun sudah bilang enggak maling. Saya sudah ripuh (lemah), lalu polisi datang mengamankan saya dan bawa ke kantor polisi," ceritanya dengan suara bergetar.

"Saya lebih baik mati kelaparan daripada mencuri. Dari dulu juga saya tinggal ngontrak, dari kawin sampai punya cucu, saya ngontrak terus. Saya cuma jualan es keliling di Panglengseran Cikembang, dua jalur," tambahnya.

Sempat Mengaku Mencuri karena Terdesak

Jujun juga mengungkapkan bahwa ia sempat mengaku mencuri karena terdesak. "Daripada mati konyol, saya punya istri. Saya bela diri, terpaksa mengaku, kaya dihipnotis. Saya ngaku aja dulu daripada saya mati di sana," ungkapnya.

Namun, setelah diperiksa di kantor polisi, Jujun dinyatakan tidak bersalah dan tidak terbukti melakukan pencurian. "Saya tidak mencuri apa-apa, kalau saya maling pasti saya enggak pulang. Ini buktinya saya pulang karena tidak terbukti," tuturnya.

Jujun mengatakan bahwa penganiayaan yang dialaminya masih terbayang dalam ingatannya. "Saya dipukul di bagian kepala, sini, sini, sini," katanya sambil menunjuk beberapa bagian di kepalanya. "Senjata mereka banyak, ada yang pakai lisung (alat penumbuk), tapi kebanyakan pakai tangan kosong," imbuhnya.

Hingga saat ini, Jujun masih merasakan sakit di kepalanya. "Sampai sekarang kepala saya masih sakit, tiga hari enggak enak makan karena sakit kepala. Muka saya kemarin biru, sekarang sudah mendingan," tuturnya.

Jujun (Kaus Biru) saat bersama tetangganya usai menjadi korban persekusiJujun (Kaus Biru) saat bersama tetangganya usai menjadi korban persekusi Foto: Istimewa

Setelah diamankan di Mapolsek Cikembar, Kapolsek Cikembar AKP Tedy Slamet memastikan kondisi kesehatan Jujun dengan membawanya ke RS Sekarwangi, Cibadak.

"Setelah diperiksa tim medis, kondisi Jujun dinyatakan baik. Ia pun dipulangkan karena tidak ada cukup bukti yang menguatkan tuduhan pencurian. Penyerahan kepada keluarganya didokumentasikan dengan surat tanda terima dan foto penyerahan," jelas Aah.

Saat dikonfirmasi, KBO Satreskrim Polres Sukabumi Ipda Sapri mengatakan hingga saat ini belum menerima laporan dari Jujun maupun warga tersebut. "Belum ada laporan ini, tapi informasi atau rencananya memang ada," singkat Sapri.

Diberitakan, pria bernama Jujun Junaedi (54) diduga menjadi korban persekusi setelah dituduh mencuri. Warga yang mengenal Jujun menolak keras tuduhan tersebut dan mengecam aksi main hakim sendiri, yang terjadi di Desa Kertaharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJabar, peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (28/9/2024) sekitar pukul 10.00 WIB. Atma Wijaya (54), tokoh masyarakat Kampung Hegarmanah, Desa Ubrug, Kecamatan Warungkiara, mengungkapkan bahwa warga RW 3 dan RW 4 sangat mengenal keseharian Jujun, terutama karena kondisi kesehatannya yang sempat terganggu akibat gangguan penglihatan.

(sya/yum)


Hide Ads