Calon Bupati (Cabup) Sukabumi, Asep Japar, dan Iyos Somantri, menanggapi kematian Sri Erni Juniarti, Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kampung/Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi yang diduga menjadi korban kekerasan di Suriah.
detikJabar mengirimkan permintaan tanggapan kepada kedua Cabup tersebut seputar kasus yang menimpa Erni dan bagaimana pandangan mereka tentang perlindungan PMI.
Asep Japar menekankan pentingnya pengawasan proses pengiriman tenaga kerja dan penyediaan pusat informasi serta pelatihan bagi calon pekerja migran sementara Iyos Somantri mengutuk tindakan kekerasan dan berjanji memperkuat hak-hak TKI melalui hotline informasi dan aktivasi Balai Latihan Kerja (BLK).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keduanya sepakat untuk menciptakan lapangan kerja di Sukabumi agar warganya tidak perlu merantau dengan risiko tinggi.
Asep Japar menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya Sri Erni Juniarti, seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Cimaja, yang diduga menjadi korban kekerasan saat bekerja di Suriah. Asep menegaskan perlunya langkah nyata untuk melindungi pekerja migran asal Sukabumi.
"Dugaan kekerasan yang dialami Sri Erni sangat memprihatinkan. Kami harus memperkuat pengawasan terhadap proses pengiriman tenaga kerja dan memastikan hak-hak mereka terlindungi," ujarnya kepada detikJabar, Senin (30/9/2024).
Asep berkomitmen meningkatkan sinergi antara pemerintah daerah dan lembaga terkait seperti Kementerian Ketenagakerjaan dan BNP2TKI. Ia berencana mendirikan pusat informasi dan pelatihan bagi calon pekerja migran untuk memberikan edukasi tentang hak-hak, risiko kerja, serta cara melaporkan kekerasan.
"Sosialisasi risiko dan hak-hak pekerja migran di setiap kecamatan dan desa juga menjadi fokus kami. Kami akan menyediakan hotline pengaduan bagi keluarga pekerja migran," tambahnya.
Asep juga menekankan pentingnya menciptakan lapangan kerja di Sukabumi dengan mengembangkan sektor-sektor potensial seperti pertanian, perikanan, pariwisata, dan UMKM.
"Kami akan memberikan pelatihan keterampilan kepada generasi muda agar mereka dapat berwirausaha di Sukabumi dan tidak perlu merantau," ungkapnya.
Sementara itu, dalam tanggapannya Iyos Somantri, juga mengungkapkan keprihatinan terkait kasus kematian Sri Erni Juniarti. Ia menekankan pentingnya perlindungan bagi pekerja migran, setelah keluarga almarhumah mencurigai penyebab kematiannya yang disebut Kementerian Luar Negeri.
"Kami sangat mengutuk keras tindakan biadab terhadap warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri," tegas Iyos dalam tanggapan yang diterima detikJabar, Selasa (1/10/2024).
Iyos berjanji melakukan langkah konkret untuk melindungi pekerja migran, termasuk menyediakan hotline khusus untuk memberikan informasi bagi para TKW di luar negeri. Ia juga akan mengaktifkan Balai Latihan Kerja (BLK) untuk memperkuat pengetahuan hukum terkait tenaga kerja.
"Kami akan mengaktifkan lembaga pelatihan atau Balai Latihan Kerja (BLK) yang dilengkapi dengan pengetahuan hukum terkait tenaga kerja, baik lokal maupun luar negeri, sesuai dengan aturan hukum negara tujuan," jelasnya.
Dalam programnya, Iyos menekankan perlunya menciptakan lapangan kerja di Sukabumi agar warganya tidak perlu merantau ke luar negeri. "Dengan dukungan fasilitas pemerintah, kami harap investasi akan meningkat di Kabupaten Sukabumi," pungkasnya.
(sya/yum)