Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Senin (30/9/2024). Dari mulai tiga pemuda di Kota Sukabumi jadi korban penusukan hingga pemuda di Kota Bandung menjadi korban pembegalan yang diduga dilakukan geng motor.
Berikut rangkuman Jabar hari ini:
4 Orang Jadi Tersangka Dalam Insiden Penusukan 3 Pemuda Sukabumi
Tiga pemuda di Kota Sukabumi jadi korban penusukan. Dalam kejadian ini, empat orang ditetapkan sebagai tersangka di antaranya MGK alias Gibran (19) dan tiga teman lainnya inisial DFA alias B (19), AA alias A (19) dan RDR (18).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian penusukan itu terjadi pada Minggu (29/9) pukul 01.00 WIB di Jalan R Syamsudin, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Setidaknya ada tiga korban yang menderita akibat peristiwa penusukan tersebut.
Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rita Suwadi mengatakan, peristiwa tersebut bermula saat keempat pelaku bersama 20 temannya sedang nongkrong di SDN Dewi Sartika, Kecamatan Cikole. Kemudian, mereka melihat ada sepeda motor jenis KLX yang melintas sambil menggeberkan kendaraannya.
Para pelaku yang merupakan anggota kelompok motor Mild bermaksud mengejar pengendara motor KLX tersebut namun tidak terkejar. Kemudian, di persimpangan jalan, motor pelaku berpapasan dengan korban.
"Pada saat di jalan berpapasan dan hampir bertabrakan dengan sepeda motor yang dipakai korban, lalu pelaku dan korban turun dari sepeda motor terjadilah cek-cok antara korban dan pelaku," kata Rita kepada awak media hari ini.
Rita mengungkapkan, dalam kejadian ini korban memukul pelaku menggunakan helm. Kemudian pelaku membalas pukulan tersebut. Tak lama, datang teman korban untuk menolong dengan melakukan pemukulan terhadap salah satu pelaku sehingga para pelaku pun melakukan penganiayaan kepada korban.
"Pelaku MGK alias G (Gibran) mengeluarkan sajam jenis pisau lalu mengayunkan sajam tersebut secara membabi buta sehingga melukai para korban dan teman pelaku," ungkapnya.
Akibat kejadian ini, tiga orang korban berinisial MRFI (19) mendapatkan luka pada lengan sebelah kiri, bahu sebelah kanan akibat sabetan senjata tajam dan sobek pelipis mata sebelah kiri, korban I (24) luka pada bagian bahu kiri dan korban RY selaku teman pelaku mengalami luka sayat pada lengan sebelah kiri akibat sabetan pisau.
Para pelaku dijerat dengan pasal berlapis yaitu pasal 2 ayat (1) UU Darurat no 12 tahun 1951 dengan ancaman maksimal 10 tahun penjara. Kemudian pasal 170 ayat 2 ke-2 KUHP tentang pengeroyokan mengakibatkan luka berat pidana penjara paling lama 9 tahun dan pasal 351 ayat 2 KUHP tentang penganiayaan, pidana penjara paling lama 5 tahun.
Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Bagus Panuntun memastikan, para pelaku terafiliasi geng motor. Tiga dari empat pelaku masih berstatus sebagai mahasiswa di salah satu universitas wilayah Cisaat, Kabupaten Sukabumi.
"Jadi itu diduga pelaku merupakan kelompok motor, seperti halnya King, Tiger ada komunitasnya, itu (nama geng motornya) Mild. Mild itu satu kelompok motor yang bervariasi, baik motor matik atau apapun di situ," kata Bagus.
Dia mengatakan, kelompok motor itu merupakan alumni tiga SMA bergengsi di Kota Sukabumi. Mayoritas anggotanya masih kuliah, bekerja dan pengangguran.
"Kami tetap berupaya bahkan kami sudah membubarkan geng motor. Pada saat kita melakukan penahanan, kita lakukan pembubaran juga secara sukarela mereka melakukan pembubaran. Upaya kami ya tetap melaksanakan patroli, karena mereka membentuk kelompok tersebut kucing-kucingan dengan kita," ujarnya.
Polisi mengultimatum para kelompok dan berandal motor untuk tidak mengganggu situasi keamanan dan ketertiban masyarakat. Pihaknya juga tidak segan-segan akan melakukan tindakan tegas dan terukur.
"Imbauan kami terhadap perusuh masyarakat pengganggu Kamtibmas, kami Polres Sukabumi Kota tidak akan segan-segan atau tembak di tempat," tegasnya.
Candaan Picu Pelajar Cianjur Duel 3 Lawan 3
Sejumlah siswa SDN Ibu Jenab 2 Cianjur melakukan duel 3 vs 3 di dalam masjid sekolah. Terungkap jika aksi duel itu dipicu saling sliding atau tekel dan candaan hingga berujung duel serius gegara salah satu pihak merasa tersinggung dengan candaan yang dilakukan.
Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur Arifin mengatakan, dari hasil klarifikasi dengan orangtua dan wali kelas siswa, diketahui ada beberapa perkara yang memicu duel tersebut.
"Awalnya bercanda, seperti kita dulu bercanda dengan teman. Saling sliding atau smackdown-smackdownan. Tapi dari yang awalnya bercanda, kemudian jadi serius karena salah satunya merasa tersinggung," kata dia saat ditemui di SDN Ibu Jenab 2 hari ini.
Menurut dia, para siswa yang merupakan kelas 5 dan 6 itupun membuat janji untuk berduel.
"Jadi yang berduel itu bukan hanya kelas 5, tapi dengan kelas 6. Yang pakai seragam Pramuka kelas 5 dan yang pakai seragam olahraga kelas 6. Karena tersinggung itu, mereka akhirnya membuat janji untuk duel. Disepakatinya di lantai 2 masjid sekolah. Dari yang semula candaan, menjadi serius," kata dia.
Dia memastikan tidak ada yang mengalami luka memar ataupun cedera dari insiden tersebut. "Tidak ada yang memar apalagi cederam kita juga tadi sudah konfirmasi langsung ke orangtua siswanya," kata dia.
Arifin menyebut peristiwa tersebut akan menjadi evaluasi bersama dinas agar ke depannya tidak terulang di sekolah manapun.
"Ini jadi bahan evaluasi kita bersama. Kami akui adanya kelalaian. Kami akan tingkatkan patroli oleh pengawas anti bullying di setiap sekolah. Kami juga minta bantuan pada orangtua siswa untuk turut mengawasi anak-anaknya," kata dia.
Senada, Kepala SDN Ibu Jenab 2 Tita Rosita mengatakan, pihaknya akan meningkatkan pengawasan oleh guru piket pada jam istirahat dan pulang sekolah agar peristiwa itu tak terulang.
"Kita akan tingkatkan pengawasan agar tidak terulang kejadian tersebut. Ini jadi yang pertama dan terakhir," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah siswa SD Negeri 2 Siti Jenab Cianjur, Jawa Barat diduga melakukan duel tiga lawan tiga. Bahkan aksi duel yang videonya viral itu ternyata dilakukan di dalam masjid sekolah saat jam istirahat.
Dalam video berdurasi 3.41 menit itu terlihat dua kelompok siswa berkumpul di lantai 2 masjid. Salah satu kelompok mengenakan seragam Pramuka sedangkan kelompok lainnya mengenakan seragam olahraga.
Pada detik 30, tiga orang dari masing-masing kelompok siswa itupun saling berhadapan bersiap untuk berduel. Tidak lama ketiganya saling baku hantam, mulai dari menendang hingga memukul lawannya.
Bahkan salah satu siswa dipukuli masih sudah tersungkur ke lantai masjid. Duel itupun dilerai oleh teman dari siswa lain yang menyaksikan di sekeliling para siswa yang terlibat duel 3 lawan 3 tersebut. Namun salah satu siswa sempat terlihat emosi dan mengejar lawannya hingga ke tanggal seraya melontarkan kata-kata kasar.
Begal Seret-Curi HP Pemuda di Bandung
Pemuda di Kota Bandung diduga menjadi korban begal sekelompok geng motor. Akibat tindakan sadis itu, korban harus dirawat di rumah sakit.
Kabar insiden berdarah itu viral di media sosial. Sebagaimana dilihat detikJabar hari ini, salah satu akun Instagram membagikan video kondisi korban tengah dirawat di rumah sakit.
Korban mengalami luka dibagian wajah, mata sebelah kiri dan mulut. Luka yang dialami korban diduga karena dihantam menggunakan botol, selain itu tubuh korban juga terseret di jalan raya.
Tak hanya dianiaya hingga babak belur, korban juga dirampok di mana telepon genggam milik korban dibawa oleh para pelaku. Beruntung, motor milik korban tidak diambil oleh para pelaku. Informasi dihimpun, insiden tersebut terjadi di perempatan Laswi, Kota Bandung pada Sabtu (28/9) dini hari.
Kapolretabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengatakan, kejadian ini sudah ditangani dan anggotanya masih melakukan penyelidikan di lapangan.
"Kapolsek sudah menjenguk korban untuk mengetahui kodisinya," kata Budi kepada wartawan.
Budi menyebut, jika pihaknya sudah membuat tim untuk melakukan pengungkapan kasus ini. Tim gabungan ini terdiri dari Anggota Unit Reskrim Polsek Regol dan Satreskrim Polrestabes Bandung.
"Kita sudah bentuk tim untuk ungkap kasus tersebut," pungkasnya.
PMI Asal Karawang Disiksa di Arab Saudi
Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Karawang bernama Nurlela kini terbaring di rumah sakit di Jeddah Arab Saudi. Dia menjadi korban dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh majikannya.
Kabar Nurlela menjadi korban penyiksaan terungkap lewat video yang beredar di pesan berantai. Dalam video yang dilihat detikJabar hari ini, seorang pria tengah merekam dan menunjukkan luka di sekujur tubuh PMI tersebut.
Dalam video nampak luka yang dialami Nurlela mulai dari kaki hingga kepala."Ini masalah dijanjikan kerja, korban ini disiram, payudaranya juga disiram, kaki semuanya habis. Bibir juga dibakar, semuanya bengkak, kepala juga, ditonjok, disetrika," kata pria dalam video itu.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Karawang Rosmalia Dewi, membenarkan adanya insiden penyiksaan terhadap PMI asal Karawang tersebut.
"Hasil komunikasi kami dengan Kemlu RI, kami mendapatkan data dari paspor korban bernomor C1998677, korban bernama Nurlela, asal Kecamatan Jayakerta," ujar Ros kepada detikJabar.
Ros menjelaskan, pihaknya telah melacak data kependudukan dan memverifikasi dengan pihak keluarga. Berdasarkan penyelidikan, korban beralamat di Dusun Sukajaya, Desa Kemiri, Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang.
"Untuk viralnya itu kemarin Minggu (29/9), jadi makanya kami sudah tahu identitas korban, karena sejak kemarin sudah ditindaklanjuti," kata dia.
Diketahui, Nurlela pergi bekerja ke Jeddah Saudi Arabia, sejak 2018 lalu. Dia dikontrak kurang lebih selama enam tahun.
"Berdasarkan penuturan keluarga Nurlela sudah bekerja di majikannya sebagai ART sejak 6 tahun lalu, namun keluarga juga mengetahui ibu Nurlela telah habis kontrak 17 September 2024 kemarin," kata dia.
"Nurlela diketahui mengalami penyekapan dan penganiayaan sejak putus kontrak 16 September lalu, oleh majikannya yang merupakan pasangan warga negara Yaman dan Bangladesh," ungkapnya.
Yang lebih menyakitkan, Nurlela juga diduga dijebak oleh teman sesama PMI yang awalnya juga menjadi korban penyekapan oleh majikan tersebut.
"Jadi sejak mendengar kabar korban mengalami penyiksaan itu, Yuli adik korban melaporkan hilangnya Nurlela ke KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia) Jeddah. Hingga akhirnya pada 26 September 2024, Nurlela berhasil melarikan diri dari rumah penyekapan dan meminta pertolongan untuk kembali ke tanah air," ujar Ros.
Dijelaskan, Ros pelaku penyekapan dan penganiayaan itu bahkan sudah diamankan pihak kepolisian Saudi Arabia sejak Nurlela dievakuasi pihak KJRI.
"Kedua pelaku, yang telah menyekap dan menganiaya TKW tersebut, kini sudah diamankan oleh polisi Arab Saudi, sejak ibu Nurlela dievakuasi ke KJRI," Ujarnya.
Hingga kini, Ros menuturkan, kondisi Nurlela dalam perawatan dan sudah membaik. Pihaknya merencanakan untuk memfasilitasi Nurlela kembali pada pekerjaannya.
"Kondisinya dalam perawatan dan mulai membaik, tim Disnakertrans Karawang akan terus bekerja cepat dan maksimal untuk mendampingi Nurlela dan keluarga. Dan kami juga memfasilitasi Nurlela agar kembali mendapatkan pekerjaan sesuai keahliannya," pungkasnya.
2 Rumah Hancur Akibat Longsor di Sukabumi
Dua rumah warga di Perumahan Tiara Regency, Desa Limbangan, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi ambruk total setelah tertimpa longsor yang terjadi pada Minggu (29/9) malam. Longsor tersebut dipicu oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa jam.
Ketua RW 12, Septa Raji Bagja mengatakan, longsor terjadi sekitar pukul 21.19 WIB. Tebing yang berada di belakang perumahan itu tiba-tiba ambrol dan langsung menghantam dua rumah yang ada di bawahnya. Septa menyebut, saat kejadian longsor, ia mendengar suara gemuruh.
"Jam 21.19 terdengar suara gede. Sudah feeling, soalnya dulu waktu kejadian (longsor) ada suara gemuruh gitu kayak yang tsunami soalnya tanah dari sini ke bawah. Kerusakan ini terparah dua unit rumah," kata Septa kepada detikJabar di lokasi.
Dia mengatakan, dua rumah itu merupakan milik warganya. Satu rumah belum ditempati, sedangkan satu rumah lainnya ditempati oleh lima orang anggota keluarga. Beruntung, saat kejadian, rumah tersebut dalam keadaan kosong.
Peristiwa longsor di perumahan tersebut bukan yang pertama kali terjadi. Septa mencatat sudah ada empat kejadian longsor yang terjadi di pemukiman tersebut.
"Kalau histori dulu memang ini sudah keempat kalinya terjadi bencana longsor seperti ini. Pertama hanya rumah di sebelah sini, hanya dapurnya saja. Kedua ke arah belakang, itu tidak ada dampak, ketiga di sini tanahnya langsung turun amblas kemudian kena sebelah (rumah), ini yang keempat kali dua unit rumah kena longsoran," jelasnya.
Dia mengatakan, penyebab longsor terjadi lantaran tebing tidak terlalu kuat menahan debit air yang tinggi saat turun hujan. Terlebih di atas tebing terdapat saluran irigasi dan persawahan.
"Mungkin dikarenakan terlalu mepet lalu di atas debit air volumenya besar. Di atas itu irigasi air sama sawah," kata dia.
Septa sudah beberapa kali mengadukan kejadian tersebut kepada pihak terkait. Namun solusi penanganan longsor belum mendapatkan respons yang positif.
"Untuk ke developer sudah sering, kita pernah meminta diboronjong lebih tapi hanya diberikan segini saja, keinginan warga semua, dikarenakan kita dikelilingi tebing apalagi di blok E dan F di atasnya itu sawah-sawah," tutupnya.
Ruslan Munandar (38) adalah salah satu keluarga yang terdampak dalam peristiwa tersebut. Dia bersama istri dan tiga anaknya berhasil selamat lantaran saat kejadian mereka tidak ada di rumah.
"Ada firasat pengen pergi dari siang juga pengen pergi dan Alhamdulillah firasatnya benar. Mungkin kalau nggak pergi beda cerita. Anak-anak duluan siang sudah Dzuhur berangkat (ke rumah orang tua) pakai ojol, kalau saya nyusul jam 19:00 pas gerimis sama istri dan anak bungsu," kata Ruslan kepada detikJabar di lokasi.
Ruslan menceritakan, awalnya ia mendapatkan kabar longsor tersebut pada pukul 21:30 WIB. Rumah tersebut, kata dia, sudah dalam keadaan kosong saat peristiwa longsor itu terjadi.
"Jadi rumah itu posisinya dikelilingi tebing di pinggir, belakang sama depan tebing semua karena yang ini juga kan historinya dulu sudah dua kali kena longsor, rumah yang depan ini," ujarnya.
Dia menduga, kondisi hujan yang deras ditambah dengan kondisi tebing dan persawahan di atas perumahan menyebabkan bencana alam longsor tak dapat dihindari. Rumah tersebut, kata dia, baru ditempati bersama keluarganya selama empat tahun ke belakang dari tahun 2020.
(wip/mso)